◇Chapter 2◇

92 9 2
                                    

Jangan lupa voment nya ya guys biar author ini makin semangat bikinnyaaa, okeyyy?!!
Selamat membaca~~~
.
.
.
.
.

"Akhirnyaaa kita telah sampaiii!!!" Ucap Tio sambil menghempaskan dirinya ke kasur yang empuk.

Sang kakak, Jio hanya menggeleng pelan melihat tingkah adiknya itu. Setelah membagi kamar, mereka mulai membereskan barang barang bawaan mereka untuk 1 bulan kedepan.

Ya, para mahasiswa itu akan tinggal di villa Okinawa selama 1 bulan. Mereka pikir untuk menghabiskan waktu liburan semester dengan berlibur di pulau tersebut dan mungkin mereka menemukan sesuatu yang baru untuk penelitian dikampus mereka.

Kruuukkk... Krukkk...

"Ahh sepertinya cacing cacing diperutku sudah ingin minta jatah hahaha." Sambil menepuk nepuk perut nya yg sedari tadi berbunyi, Jio memutuskan untuk kebawah. Lebih tepatnya ke resto yg ada di villa ini.

Kenapa tidak memesan lewat telepon kamar? Jawabannya karena Jio sekalian ingin berkeliling di pulau ini.

Sebelum itu, dia melihat dulu keadaan adiknya. Baru saja dia ingin menawarkan makanan, tapi ternyata adiknya itu sudah mendengkur di kasurnya. 'Yasudahlah, nanti juga kalau lapar dia pesan sendiri.' pikir Jio.

Jio pun keluar kamarnya dan mulai menuruni tangga. Namun saat hendak berbelok ketempat resto, dia tiba-tiba berhenti.

Bukan tanpa alasan, dia mendengar sayup-sayup ada seseorang yang sedang membicarakan makhluk yang dianggap masyarakat adalah hal tahayul. Duyung.

Dia mencoba tidak perduli, dan melanjutkan langkahnya untuk memasuki resto tersebut. Membuat seseorang, oh bukan tapi 2 orang yang sedang membicarakan duyung itu langsung gelagapan dan melanjutkan aktivitas mereka di dapur.

Jio disapa oleh salah satu pelayan resto itu dengan ramah, dan dibalas senyuman tipis oleh Jio.

"Selamat datang tuan, anda ingin memesan apa untuk makan siang ini?" Tanya pelayan dengan pipinya yang terlihat sedikit tembam dan jika tersenyum mirip sekali dengan tupai. Dari yang Jio lihat di nametag nya, nama pelayan itu adalah Peter.

"Hmmm aku ingin memesan makanan enak khas daerah ini, apapun itu karena aku sedang sangat lapar hehe." Ucap Jio sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Baiklah tuan, silahkan tunggu sebentar sambil menikmati pemandangan hamparan laut luas disana. Makanan anda akan segera siap." Setelah mengarahkan Jio ketempat meja makannya, pelayan tersebut undur diri untuk membuat pesanan Jio.

Masih ditempat yang sama, namun lebih tepatnya di dapur. Salah satu pelayan yang tadi membicarakan Putri duyung itu di beri teguran oleh kepala pelayan diresto tersebut.

"Kau jangan bicara yang tidak-tidak, Sam. Bagaimana jika orang tadi mendengar pembicaraanmu tentang makhluk tahayul tersebut?" Tegur sang kepala pelayan sambil mengontrol amarahnya agar tidak meledak saat itu juga.

"T-tapi, Mr. Bang. Aku benar benar melihatnya depan mata kepalaku sendiriii." Pelayan yang dipanggil Sam itu masih tetap pada pendiriannya. Bersikukuh jika saat dia ingin membuang sampah kepembuangan terdekat, dia melihat wanita dengan ekor berwarna merah mengkilap.

"Ikut aku." Kepala pelayan yang ber nametag Christopher Bang itu mulai berjalan dan memasuki gudang penyimpanan makanan, tentu diikuti oleh pelayan Sam.

Pelayan Sam mengerutkan dahinya bingung, mengapa Mr. Bang menyuruhnya kesini. Padahal stok makanan didapur masih lengkap, bahkan baru saja di siapkan tadi pagi olehnya.

Pelayan Sam tiba tiba-tiba saja berkeringat dingin saat Mr. Bang membalikan badannya, karena yang dia lihat ini tampak tak nyata. Mata Mr. Bang yang awalnya abu abu kecoklatan menjadi berwarna biru terang, bukan terang lagi tapi bercahaya.

Oceana Love Story (Mina TWICE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang