Pagi hari yang cerah membuat Cantia menjadi lupa akan masalah kemarin, sesampainya ia di sekolah Cantia melihat Ranada berbeda hari ini, Ranada jadi aneh tidak mau keluar kelas, biasanya ia selalu nongki bareng geng abal-abal dia dekat tangga sekolah, tapi hari ini Ranada hanya duduk di kursinya dan seperti biasa sambil memainkan handphone nya, Ranada tampak lemas tidak mau bergerak sekali pun, ada apa dengan dia ?
Bel masuk pun berbunyi, pelajaran pertama yaitu PKN, guru PKN adalah walikelas kelas Cantia dan Ranada, pelajaran PKN ini belajar kelompok, Cantia berharap satu kelompok dengan Ranada, tapi.......
Cantia tidak satu kelompok dengan Ranada, Cantia satu kelompok dengan laki-laki yang dulu pernah ia sukai.
Setelah beberapa lama berdiskusi kelompok tiba-tiba kok ngerasa ada yang merhatiin ya, dan ternyata Ranada sedang memperhatikan kelompok Cantia, tapi Cantia kali ini tidak merasa semang diperhatikan, justru dia tidak suka diperhatikan.
Bel istirahat berbunyi, Cantia tidak istirahat karena sedang mengerjakan tugas PKN yang belum selesai, tapi ngomong-ngomong tumben Ranada tidak istirahat dengan geng abal-abal nya, Ranada hanya menopang kan kepalanya di atas meja sambil menutupi mukanya dengan jaket, tiba-tiba Cantia ngerasa ada yang melihat ke arahnya dan ternyata ..... Ranada,
'apa benar dia melihat ke arahku ? hah iya benar, kenapa dia menatapku dengan sinis, apa aku punya salah ?' Cantia berbisik dalam hati, lama kelamaan Cantia risih karena Ranada memperhatikan nya terus, bukan GR atau kepedean, tapi memang benar dia menatap Cantia. Cantia pernah berkata
'Jika memang tidak suka, jangan membuat aku mengira kalau kau suka'
Tak lama kemudian bel masuk oun berbunyi kita belajar seperti biasa, Cantia selalu ingin melihat ke arah Ranada, tapi giliran Cantia melihat ke arah Ranada pasti Ranada juga akan melihat balik, sedikit mengulang yang dulu, saat Ranada tidak tahu bahwa Cantia suka, mereka selalu berkomunikasi dari nanya yang tidak penting sampai pertanyaan yang penting, Cantia masih ingat jika Ranada pernah berkata bahwa ia ingin seperti Konate Makan karena posisi dia saat bermain bola sama dengan Konate, dan jangan heran jika Cantia menyukai Konate karena Ranada sama dengan Konate.
Bel pulang pun berbunyi, Cantia pun pulang dengan temannya, begitu pulang dengan Ranada pulang bersama geng abal-abal nya, ya Cantia selalu melama-lamakan pulang karena ingin melihat Ranada, ketika Ranada pulang, Cantia pun ikut pulang. Pasti sepulang nanti Cantia bakal merindukan Ranada,yaa jangan salahh.
Sesampainya di rumah, Cantia selalu berharap jika Ranada menyapa dia lewat BBM, tapi itu mustahil:(, Cantia selalu tiba-tiba kesel, kenapa Ranada tidak pernah me respond kalau Cantia suka, kalau jika memang tidak suka ucapkan 'terimakasih telah suka pada ku' itu juga udah buat Cantia senang, karena cinta itu tidak harus memiliki bukan, Cantia tidak akan pernah menyesal jika Ranada tidak pernah datang untuk nya, setidaknya Cantia bisa belajar apa yang namanya berjuang.
maaf ceritanya jelak,cerita abal-abal sih, jangan lupa vote ya^^