Malaikat Cintaku

Part 3. Berkurangnya kasih sayang

"Aku ingin menjadi seperti tumbuhan yang dengan ikhlas memberikan kesejukan dan buahnya untuk orang makan, karena dia yakin bahwa suatu saat orang itu akan membuatnya semakin bertumbuh sekaligus berkembang."

❤️❤️❤️

Tidak terasa satu Minggu telah berlalu. Kini giliran Aurel diantar sang bundanya kesekolah untuk mengumpulkan semua berkas yang sudah diselesaikan oleh Chelsea.

Padahal dalam hati dan pikiran Chelsea berkata "Enak banget yah jadi adik apalagi yang seperti Aurel ini, apa-apa maunya diturutin dan serba instan." "Gak perlu pusing-pusing mempersiapkan semua berkas yang sedang dibutuhkan apa saja."

Dia tidak bisa mengungkapkan semua perasaan yang ada dalam hati dan pikirannya karena menurutnya itu hal yang percuma bahkan mustahil untuk diterima dan dimengerti sama ayah dan bundanya karena menurut mereka adiknya masih terlalu kecil dan belum terlalu paham sama pendaftaran yang serba online.

Mungkin menurut mereka karena Chelsea pada saat itu juga pendaftaran SMK nya serba online, jadi dianggapnya sudah paham semua yang berkaitan tentang online.

Setelah beberapa bulan berlalu, Chelsea kira semua tugasnya sudah selesai sampai disitu ternyata dugaan dia salah.

Karena semenjak adiknya itu masuk sekolah dan banyak tugas online atau pun offline, kakanya lah yang mengerjakan semua tugasnya. Pasti kalau ada tugas Aurel itu langsung meminta kakanya dengan nada menggoda sambil berkata "Mba tolong bantuin tugasnya adek oh soalnya banyak banget, mba kan manis, lucu, imut."

Akhirnya si Chelsea pun langsung membantu nya karena dia paling tidak kuat kalau ada orang yang disayangnya meminta bantuan dengan tatapan merayu dan akhirnya dia pun berkata "Yaudah iya, sini mana oh tugasnya?"

Dengan penuh semangat si Aurel pun langsung sigap mengambil semua tugasnya yang ada dan mengerjakannya bareng-bareng supaya bisa cepat selesai.

Beberapa jam kemudian akhirnya semua tugas selesai juga dan mereka berdua pun langsung disuruh makan siang sama ayah dan bundanya karena bertepatan jam makan siang "Dek, Mba makan dulu sini, ngerjain tugasnya nanti lagi."

Chelsea dan Aurel serempak berkata dari dalam kamarnya Chelsea "Iya sebentar yah, bund lagi beresin buku ini dulu soalnya udah selesai semua."

Setelah semuanya rapi seperti semula, akhirnya mereka berdua langsung berlari menuju ayah dan bundanya yang berada dimeja makan itu.

Mungkin kaka dan adik ini tidak selalu bertengkar, tapi sekalinya bertengkar langsung berasa ada bom yang meledak keras banget diantara mereka.

Kalau lagi akur, mereka seperti layaknya seorang sahabat yang bisa mengerti keadaan satu sama yang lainnya. Disaat Aurel ini terluka hatinya karena disakiti temannya ataupun ayah dan bundanya, dia langsung berlari ke tempat dimana Chelsea berada dan menangis tidak henti-hentinya.

Melihat adiknya menangis seperti itu, si kaka langsung berusaha membuatnya diam lagi sambil berkata "Udah diam aja gak usah didengarin dan masukan hati omongan yang gak enak." karena paling tidak tega melihatnya menangis tidak henti-henti kaya gitu.

Dalam hati Chelsea kasihan juga ya si Aurel ini saat lagi sedih kaya gini, karena di pikirnya cuman dia aja yang merasakan kesedihan yang seperti itu dan malah tidak hentinya masalah selalu datang kepadanya.

Ternyata adiknya pun bisa merasakan kesedihan tapi menurut nya masalah yang dihadapi Aurel itu masih termasuk hal sepele karena masalah yang selalu dihadapi kakanya ini benar-benar lebih berat dari yang dihadapi sang adik.

Karena Chelsea semenjak hadirnya Aurel jarang mendapatkan kasih sayang yang adil dari ayah dan bundanya itu.

Setiap tidur adiknya selalu ditemani bundanya dan bangun tidur pun dia meminta jatah cium dari sang bunda sambil peluk sekaligus mendekatkan mukanya dan berkata "Bund, bunda belum nyium adek oh, nih cium dulu sekarang." Karena seringnya adiknya itu memintanya tepat didepan mata Chelsea.