chapter 4

68 5 0
                                    

  Alleta memandangi dirinya di depan cermin, terlihat seorang gadis cantik dipantulan cermin tersebut.

   Alleta, gadis cantik asal Jakarta. Matanya yang berwarna hitam pekat, rambutnya  panjang bergelombang, bulu matanya yang lentik, dan kulitnya yang bersih. Ia menyisir rambutnya, dan Ia siap untuk memulai hari yang baru.

"done"

~    ♡    ~

  Sudah dua minggu berlalu, ia sudah menjadi murid SMA High school. Dan kini ia sedang mengalami masalah, kebiasaan Alleta adalah bangun siang, dan ya, kali ini ia terlambat masuk sekolah.

  Sesampainya Alleta di dekat pintu gerbang sekolah, ia melihat satpam sekolah hampir menutup gerbang sekolah, Alleta langsung berlari sekencang-kencangnya dan pada saat ia hampir sampai pintunya sudah tertutup rapat.

"mang" teriak Alleta berusaha memanggil pak satpam yang hendak berjalan memasuki pos tempat ia beristirahat.

"maaf neng, udah telat."

"yaelah mang, tolong lah ga sampe 5 menit juga saya telat"

"tetap aja neng, yaudah ya  mamang masuk dulu laper pengen sarapan." satpam tersebut berjalan menjauh dari gerbang sekolah.

   Alleta berdecak sebal, bisa-bisanya satpam itu tidak membukakan nya pintu.

TING
suara notifikasi dari ponsel Alleta.

Nadine : ta, lo dimana?
Me : di gerbang din, ga dibukain pintu sama mang kinan
Nadine : kebiasaan sih lo telat mulu
Me : ya gimana lagi
Nadine : ta, lo galupa kan?
Me : lupa apa?
Nadine : hari ini ulangan mtk nya bu Fatma

  Alleta menepuk keningnya, bisa bisanya ia lupa akan ada ulangan matematika.

' masih pagi astaga ' batinnya

   ia pun beranjak untuk meninggalkan sekolah, pikirnya untuk bolos saja hari itu.

"Alleta!" teriak laki-laki di belakangnya membuat ia menoleh.

'Atan!' batinnya

Nathan berlari menuju Alleta.
"morning Atan! Atan telat ya? ahaha sama"

"morning, ngga gua ga telat. kata Nadine lo di depan gerbang,dan gerbang udah dikunci sama mang kinan. dan kata dia juga lo ada ulangan mtk bu Fatma"

  Mengingat hal tersebut, Alleta kembali frustasi. Ia sama sekali belum belajar, dan belajar pun percuma, Alleta sangat lemah dibidang matematika.

"hehe iyaa" Alleta menggaruk belakang kepalanya sambil tersenyum masam.

"ikut gue." Nathan memegangi tangan Alleta dan berjalan menyusuri jalanan di belakang sekolah, tidak apa bagi Nathan seperti itu. toh mereka juga bersahabat? tapi tidak untuk Alleta.

  Alleta merasa senang, rasanya ingin selalu terjebak dalam keadaan seperti ini. Alleta menyukai Nathan dari dulu, sayangnya Nathan hanya menganggap Alleta sebagai temannya. dan Alleta juga sadar jika ia memacari Nathan, persahabatannya dengan Nathan akan berbeda, semua tak lagi sama dan tak lagi ada ditempat semestinya.

  Memikirkan hal itu, Alleta terus tersenyum sepanjang perjalanan menuju belakang sekolah.

"ta, masuk sini" suara Nathan menyadarkan Alleta dari lamunannya.

"eh iya" Alleta memasuki pintu belakang yang terhubung dengan gudang sekolah.

"gue bisa anter sampe sini aja, kelas gue pelajaran bu susan."

Cookies and CreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang