chapter 7

34 2 0
                                    

30 menit berlalu, Alleta masih menangis terisak di pelukan Nathan. Menyadari hal itu, ia melepaskan pelukan itu lalu menjauhkan dirinya dari Nathan. Ia menyapu air matanya.

Melihat Alleta menangis seperti itu membuat Nathan semakin marah. Ia bingung harus berbuat apa, disatu sisi ia sedang sangat kesal dengan apa yang ia dengar.

Alleta kembali menidurkan badannya lalu menyelimuti sekujur tubuhnya menggunakan selimut.

*TING
Bunyi bel istirahat berbunyi, dan secara bersamaan nada dering handphone Nathan ikut berbunyi. Nama Aron tertera di layar ponselnya.

"Halo Ron, kenapa?"

"Halo Than, lo dimana? Kantin sini, gue lagi ngumpul sama primadona sekolah nih!"

"Siapa?"

"Hanna lah, siapa lagi?"

Wajah Nathan memerah, ia sangat kesal mendengar nama Hanna.

"Otw"

Tutt tut tuttt

Nathan memutuskan sambungan telepon secara sepihak. Ia hendak membangunkan Alleta.

"All, ikut gue" Nathan membangunkan Alleta lalu memberikan Hoodie yang sempat ia ambil di lokernya saat saat Alleta tertidur.

"Kemana Than, gue capek"

"Sebentar All"

Alleta bangun dari tidurnya lalu memakai Hoodie yang Nathan berikan. Alleta melihat wajah Nathan, ia tau ada yang tidak beres. Tetapi apabila Alleta bertanya, ia akan semakin merusak moodnya. Mereka keluar dari UKS lalu bergegas menuju kantin

~    ♡    ~


#BRUGH
Suara kursi melayang ke arah meja yang Hanna duduki, ia terkejut lalu melihat ke arah tempat dimana kursi itu melayang. Nathan. Ia melihat Nathan tengah berjalan ke arahnya.

Alleta terkejut, ia berkali-kali menahan Nathan untuk tidak marah marah seperti itu. Tetapi percuma, Nathan tidak memperdulikan Alleta sekalipun. Ia akan melakukan apa saja agar emosinya bisa tenang.

Aron dan Emil yang tengah makan di meja Hanna tersebut ikut kaget, mereka sontak melihat ke arah Nathan.

"Lo apa-apaan si Than!!"  Aron berdiri dari duduknya lalu mencengkram kerah Nathan.

Nathan menatap wajah Aron tajam.
"Lepas Ron."

Aron masih mencengkram kerah Nathan. Ia membuang nafasnya kasar lalu melepaskan cengkraman nya lalu menghampiri Alleta yang ada dibelakang punggung Nathan.

Nathan menghampiri Hanna, ia menggubrak meja tempat Hanna dan teman-temannya duduk.
"Minta maaf."

Hanna bingung, ia ketakutan. Ia tidak mengerti situasi apa yang sedang terjadi dihadapannya.
"M...-maksud kamu, apa ya Than?"

Kini gantian, Nathan tengah mencengkram kuat kerah Hanna. Hanna menangis sangat terisak, ia sangat ketakutan dengan apa yang Nathan perbuat kepadanya.

"Than lepasin" Alleta berusaha menahan Nathan, namun tidak bisa. Nathan mendorong tubuh Alleta lalu terpental ke lantai lalu terduduk lemas.

"Sekarang lo sujud, terus minta maaf sama Alleta!" Nathan melepaskan cengkraman tangannya lalu mendorong Hanna dan membuatnya tersungkur di lantai begitu saja.

Para siswa siswi mulai berdatangan untuk melihat apa yang terjadi, ada yang memotret, menyorakinya, dan ada yang hanya menonton.

"Lo apa apaan sih Than! Lo lupa bokap gue siapa!!"
Hanna bangun dari duduknya lalu meneriaki Nathan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cookies and CreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang