monitor, komo. monitooor

813 131 27
                                    

Sore ini Gina, Kiya dan beberapa teman kantornya di rumah produksi tempat Gina bekerja lagi kumpul makan-makan di salah satu restoran Jepang.

Mata Gina menyipit saat melihat dari kejauhan Dion yang baru saja masuk. Gina udah mau menyapa, tapi Dion nggak menyadari keberadaannya dan malah menghampiri seorang cewek yang duduk dekat jendela.

Iya, benar.

CEWEK!!!

Gina nggak lihat jelas sih itu siapa soalnya cewek itu duduk membelakanginya.

Tapi tetap aja hal itu membuat Gina naik pitam. Emosi berat. Suuzon paraaah.

Teman-teman Gina termasuk Kiya langsung terlonjak saat Gina menggebrak meja.

"Na? Lo kenapa?" tanya Kiya heran.

Gina langsung super panas dong melihat Dion yang duduk berduaan dengan cewek itu. Mana asik banget ngobrolnya. Gina menghela napas lalu mengambil ponsel. Ia nggak boleh gegabah, kan? Oke, Gina akan telepon Dion dulu.

Walau dalam hayalan Gina, dirinya sudah menjadi tokoh di sinetron yang melangkah ke sana dengan penuh amarah dan melabrak dua orang yang tengah asik tertawa itu.

Ih! Yang bikin Gina tambah kesal, nomor Dion nggak bisa dihubungi! HP tuh gunanya apaan sih kalau nggak aktif?!

"Nggak bisa gini gue." Gina bergegas bangkit dan membuat teman-teman di sekitarnya bertanya-tanya.

Gina berjalan cepat ke arah Dion dengan emosi membara. Dion tampak terkejut menyadari keberadaannya. Cowok itu pun lantas berdiri.

Langkah Gina kemudian melambat. Tunggu, kenapa Dion cengar-cengir?

Harusnya Dion pasang wajah panik dong kepergok berduaan sama cewek lain?!

Gitukan harusnya skenarionya?

"Hei, kamu sama siapa di sini?" tanya Dion sumringah.

Gina meneguk ludah agak kagok. "Hng, itu sama Kiya sama temen-temen yang lain juga."

Gina lalu melirik-lirik pada perempuan muda yang satu meja bersama Dion. Siapa sih dia?

Bukan sugar baby-nya Dion, kan?

Nggak mungkin. Dion mana ada potongan jadi sugar daddy. Hush hush bisikan setaaaan.

"Oh, iya. Ini istri saya," ujar Dion memperkenalkan Gina pada cewek itu.

"Salam kenal, Bu," kata gadis itu tersenyum sopan. Mana pakai acara salim ke Gina pula. Santun sekali remaja putri ini.

Gina tersenyum sangat tipis. Tapi wajahnya datar lagi saat mengalihkan tatapannya ke Dion. "Kok hp kamu nggak aktif?"

"Lowbat. Ini baru aku charge," tunjuk Dion pada ponselnya yang tergeletak di meja.

Gina mendecap. Bagaimana pun, ia masih merasa kesal. "Aku telepon nggak aktif. Kalau ada apa-apa gimana?"

"Ini baru aku aktifin, terus ngeliat kamu," jelas Dion dengan wajah polos.

"Kamu...." Berduaan doang? Lanjut Gina dalam hati.

"Eh, ada Gina?" Suara seseorang menarik perhatian mereka.

"Papa lama banget sih di toilet?" ceplos gadis itu pada pria paruh baya yang baru hadir di tengah-tengah mereka. Pria itu tertawa mendengar komentar putrinya. Ya mau gimana hajatnya baru selesai.

"Ayo ... Gina gabung sini." Prof. Brata mempersilakan. "Udah kenalan, kan? Ini anak saya, Dera."

"Iya, Pak. Uhm, saya sama teman kantor, Pak. Di sana," tunjuk Gina ke arah teman-temannya.

Halal Zone 2: After MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang