3am

856 125 57
                                    

Warning!

Gengs, muhun muuf, kalau skinship-nya di part ini agak terlalu intens. Nggak hot koook (iya kayaknya enggak). Tapi gue nulisnya sampai mau tereaaaak! AHAHHHA.

***

Sayup-sayup Dion membuka matanya.

Dion nggak bisa gerak. Awalnya Dion parno kalau-kalau saja dia mengalami peristiwa yang disebut dengan 'ketindihan'. Laki-laki itu mengembuskan napas lega, menyadari ia benar-benar lagi ketindihan. Bukannya makhluk gaib, Dion lagi ketindihan istrinya sendiri.

Pemandangan pertama yang Dion lihat adalah helaian rambut Gina. Aroma shampo Gina menguar lembut memasuki indra penciumannya. Dion tersenyum geli kala dagu dan sisi kepala Gina bergerak-gerak di atas dadanya. Mungkin sedang mencari posisi enak. Dion kaget ketika Gina mengangkat kepala, mata mereka bertemu. Hela napas Gina bahkan bisa Dion rasakan dengan jelas.

"Maaf, kebangun ya?" Suara Gina halus, nyaris seperti bisikan. Mata Gina yang terlihat masih super mengantuk, menyipit ketika menyengir polos.

"Ini jam berapa?" tanya Dion dengan mata yang masih mengerjap-ngerjap.

Gina melirik jam dinding. "Jam 3."

"Oooh. Kamu kenapa kebangun?" tanya Dion seraya membenahi anak rambut Gina dan menyelipkannya ke belakang daun telinga.

Sebenarnya Gina juga masih ngantuk berat. Antara sadar nggak sadar juga nemplok ke Dion gini. Namun, Gina nggak ada sama sekali niat untuk mengubah posisinya.

"Nggak tau juga sih. Betewe, aku nggak berat kan, Yon?"

Sebelum Dion menjawab, Gina langsung memotong. "Pasti nggak lah, kamu bilang kan aku ringan kayak ciki."

Gina dan Dion tertawa pelan bersamaan.

"Kamu kalau mau tidur, tidur aja, A." Gina mengusap kening Dion dengan ibu jarinya.

Dion menggeleng kecil. Nggak, Dion nggak bisa tidur lagi, setidaknya untuk sekarang. Dion berdeham lalu mengulas senyum tipis. Sebagian tubuh Gina menimpa Dion. Wajah mereka masih saling bertemu dengan jarak yang teramat minim. Bahkan sepertinya mereka bisa merasakan detak jantung masing-masing.

"Bibir kamu kok bisa pink banget gini sih, Yon?" Telunjuk Gina menyentuh bibir Dion pelan. Suara Gina serak, belum lagi matanya yang sayu. Mana Gina pakai acara senyum-senyum terus lagi, Dion kan jadi asfghjkl.

"Nggak tau. Bibir kamu juga pink banget."

"Aku kan pakai lipcare. Kamu enggak. Kamu juga pernah ngerokok." Kening Gina mengerut. "Eh, tapi Lee Jong Suk juga ngerokok, bibirnya tetep pink juga sih."

"Emang dari sananya mungkin." Dion membasahi bibirnya yang terasa kering dan membuat Gina salah fokus.

"Yon, jangan kayak gitu, ih."

"Jangan gitu gimana?" tanya Dion heran.

"Jangan kayak gini." Gina kembali mendemonstrasikan bagaimana Dion membasahi bibirnya.

Dion malah mengulangi perbuatannya. "Kenapa deh? Bibir aku kering ini."

"Kamu ... hng ... jadi keliatan seksi kalau basahin bibir gitu," kata Gina jujur.

Oh iya, jelas. Dion dengan rambut acak-acakkan. Muka baru bangun tidur. Nada suaranya yang rendah dan serak. Juga dada bidangnya yang kini Gina jadikan alas.

Ditambah lagi dengan melihat Dion membasahi bibir, benar-benar menggoda Gina untuk bertindak ekstrem. Huh, menstruasi Gina udah beberapa hari sih, tapi tetap saja dia belum bersih.

Halal Zone 2: After MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang