🍒15🍒

257 67 11
                                    

Bruk

Yerin memejamkan matanya, kepalanya semakin pening setelah mengetahui kenyataan yang harus ia terima tanpa paham maksud sebenarnya dari penjelasan Jaehyun, ditambah lagi sekarang Joya dengan tampang tidak bersalahnya meletakkan buku paket setebal kamus oxford di depan matanya. Membayangkan ia memahami semua materi di dalam buku itu saja rasanya Yerin tidak pernah.

"Apaan sih Joyaaaa? Lo kesambet setan apa gimana sih?" sambut yerin yang mau tidak mau akhirnya menegapkan badannya dan menatap dalang dari salah satu kepeningannya ini.

Joya dengan muka 'sok serius' nya menatap gadis di depannya ini dengan mata memicing, "Yerina tersayang, harusnya gue yang tanya sama lo yaa... "

Yerin dengan muka bingungnya hanya mengedikkan bahunya, tanda tidak peduli.

Joy memutar bola matanya malas, helaan nafas terdengar begitu kesal, "Nih ye udah untung lo tuh sekelompok sama gue, gue ngga bisa bayangin kalo lo sekelompok sama golongan anak-anak ambis yang kalo nilai 90 aja udah nangis ngeraung-raung kaya model Hayi, abis keknya lo!"

"Yaud--"

"Ada tugas ngeresume Bahasa Indonesia dan itu jumlah halamannya ada sekitar 200 halaman yang harus diresume di kertas hvs ga boleh mereng atau ada coretan dikit minus 5 dan semua itu dikumpul dua hari lagi, kelompoknya dua-dua dan ngga tau ada keajaiban apa tiba-tiba lo--"

Yerin menurunkan telunjuk Joya yang berada tepat di depan matanya dengan sedikit meringis, melihat betapa beringasnya sahabatnya itu. Sepertinya Joya sedang dalam mode 'singa' kali ini.

"--sekelompok sama gue. Jadi lo harus bersyukur karna kalo lo ga sama gue pasti lo udah diblacklist karena ngga dengerin perintah Bu Yana."

Setelah menjelaskan panjang lebar dengan titik koma yang terbatas itu, Joya menghembuskan nafasnya dengan rakus, merasa seperti ia telah melepaskan beban 5kg yang sedari tadi sudah ditahannya. Ia menatap gadis yang 'sok lugu' di depannya ini.

"Iya, gue paham." sergap Yerin ketika ia melihat Joya yang akan membuka mulutnya lagi itu.

Setelah itu mereka memutuskan untuk mengakhiri sesi 'konseling dadakan' dan mulai mengerjakan tugas mereka.


***

'--aku ingin mengenangmu lagi. Mengingat-ingat kembali, bahwa dulu pernah ada bahagia yang berakhir luka. Aku yang dulu pernah mencintaimu--'

Ia menutup buku berjudul "Senja, Hujan, & Cerita yang telah usai" karangan Boy Chandra itu dengan kasar, tidak, bukan ia membenci buku itu, ia hanya tidak suka dengan realita dari kalimat yang baru saja ia baca.

"Cih, yang bener aja ini buku semua kalimatnya kayaknya ngena banget sama hidup gue," dumelnya.

Ia bangkit, memutuskan untuk bangun setelah berjam-jam hanya bermalas-malasan di kasur berwarna ungu kesukaannya, soalnya tadi pagi ia hanya bangun untuk gosok gigi saja setelah itu ia kembali tidur.

Gadis dengan postur tubuh yang tidak terlalu tinggi tetapi tampak ideal itu memandang hamparan gedung-gedung pencakar langit yang memang menjadi objek utama setelah ia membuka pintu balkonnya itu, langit yang hampir menggelap itu menyadarkan ia bahwa ternyata ia sudah bermalas-malasan hampir 1 hari.

S I M P L E Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang