Chapter 1

915 120 15
                                    

Akhirnya Bunda siap menerima seseorang untuk kembali menempati kamar itu setelah satu tahun lamanya dibiarkan kosong tak berpenghuni.

Kamar dengan sosok yang pernah memberikan kebahagiaan yang sangat besar namun juga kekecewaan yang sama besarnya bagi Doyoung, anak bungsunya.

"Nak Jaehyuk? Benar kan?"

"Benar, Bu."

"Panggil saja Bunda. Semua anak indekos memanggil saya Bunda."

"Baik, Bunda."

Jaehyuk tersenyum, akhirnya setelah sekian lama ada yang bisa Ia panggil Bunda.

Bunda membalas senyuman Jaehyuk, kemudian menuntunnya ke kamar yang akan anak muda itu tempati.

"Nak Jaehyuk?"

"Iya, Bun?"

"Malam ini, ada baiknya jika kamu pergi berjalan-jalan keluar saja. Bunda tidak yakin kamu tahan dengan suara teriakan Doyoung."

"Doyoung?"

Jaehyuk mengikuti arah pandang Bunda menuju ke pekarangan indekos.

"Iya, anak bungsu Bunda."

Disana, Jaehyuk melihat seorang anak laki-laki, mungkin satu atau dua tahun lebih muda daripadanya, sedang bermain dengan anjing toy poodle berwarna cokelat.

Tidak ada yang salah dengan anak laki-laki itu, pikir Jaehyuk. Ia tampak seperti anak laki-laki pada umumnya.

"Doyoung itu istimewa, Nak Jaehyuk. Dia melihat dunia ini berbeda dengan kita. Dia tidak mengerti apa itu baik dan buruk. Dia menjalani hidup hanya dengan mengulang beberapa kegiatan yang dia anggap nyaman saja."

Penjelasan Bunda dapat langsung dimengerti oleh Jaehyuk.

Doyoung adalah seorang anak berkebutuhan khusus, lebih tepatnya penyandang autisme.

Dari dulu, Jaehyuk ingin mengerti bagaimana cara anak-anak berkebutuhan khusus berpikir, berkomunikasi dan menyampaikan maksud.

Jaehyuk tidak suka ketika orang-orang mulai membedakan anak-anak berkebutuhan khusus, menganggap mereka tidak normal.

Menurut Jaehyuk, mereka adalah sama.

Dia percaya bahwa "keistimewaan" diberikan kepada orang-orang tersebut untuk menunjukkan betapa kuatnya mereka.

Kadang, mereka yang terlihat serapuh kaca adalah mereka yang sebenarnya sekuat batu karang.

"Saya mengerti, Bunda. Kebetulan tahun ini adalah tahun kedua saya sebagai siswa jurusan psikologi."

Bunda tersenyum untuk kedua kalinya. Entah kenapa, hati Bunda terasa lebih ringan ketika melihat anak yang sedang berdiri disampingnya.

Auranya begitu lembut. Senyumnya begitu tulus.

Bunda dapat merasakan bahwa Jaehyuk adalah anak yang baik dan apa adanya. Tidak menggunakan atribut apapun untuk dapat disukai oleh orang-orang.

Dalam hati, Bunda berpikir, tidak ada salahnya menaruh harapan pada Jaehyuk. Harapan untuk menyelamatkan Doyoung, menjemput anak bungsunya yang sekarang sedang berkelana di dalam labirin.

Labirin yang dibangunnya bersama dengan Haruto, yang kemudian ditinggalkan begitu saja, menyuruhnya untuk mencari jalan keluar seorang diri.


|-|

















untuk kamu, little star AyangnyaYongguk 🌟⭐️
semoga sesuai dengan ekspektasi kamu ya!

ini bakal jadi mini series(?)
300-500 words per chap, biar ga terlalu panjang.
mungkin bisa sampe belasan chapter.

semoga kalian suka!🤗

MALAIKAT MEMBERIKAN JAWABANNYA | TREASURE JAEBBY (JAEHYUK x DOYOUNG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang