Keadaan indekos Bunda di pagi hari sudah ramai dengan teriakan melengking dari dalam kamar Doyoung.
Semua anak indekos sudah berkumpul di depan pintu kamar yang terbuka, berusaha mencari tahu penyebab teriakan yang membuat telinga mereka sakit.
"Ada apa? Doyoung kenapa?"
Jaehyuk yang baru saja selesai mandi ikut berkumpul bersama yang lain dan bertanya pada salah satu anak indekos.
"Tidak tahu. Sudah lima menit aku berdiri disini, yang kulihat hanya Bunda yang berusaha menenangkan Doyoung dan Doyoung yang tidak berhenti berteriak."
"Boleh tolong bantu aku membubarkan kerumunan ini? Aku yakin Doyoung pasti risih, dia tidak terbiasa dengan suasana yang terlalu ramai."
Anak yang dimintai tolong mengangguk, mengiyakan permintaan Jaehyuk dan mulai menyuruh anak-anak lain untuk kembali ke kamar.
Setelah suasana terasa lebih tenang, Jaehyuk segera menghampiri Bunda yang sedang menenangkan Doyoung didalam dekapannya.
"Bunda, ada apa? Kenapa Doyoung menangis?"
"Nak Jaehyuk, Miki hilang, padahal subuh tadi masih ada. Sepertinya dia keluar dari jendela kamar Doyoung."
Bunda berusaha menjelaskan dengan susah payah sambil menahan Doyoung yang terus meronta.
"Doyoungie, ini Jaehyuk. Sudah, jangan menangis lagi, Jaehyuk akan menemukan Miki. Sebentar ya."
Doyoung yang mendengar suara Jaehyuk mulai berhenti meronta dan mendongakkan kepalanya.
Ditatapnya sebentar sepasang mata yang menenangkan dan belakangan ini dirasa semakin familiar sebelum kembali menunduk.
Tak berselang lama, Doyoung memberikan jari kelingkingnya kepada Jaehyuk.
Jaehyuk yang awalnya tidak mengerti dengan maksud Doyoung pun akhirnya mengerti. Ia segera menautkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking milik Doyoung.
"Iya, Jaehyuk janji akan membawa Miki pulang. Doyoungie tunggu sebentar ya."
Melepaskan tautan jari mereka, Jaehyuk berdiri dan beranjak untuk keluar dari kamar Doyoung.
"Terima kasih banyak, Nak Jaehyuk. Bunda benar-benar berterima kasih."
"Sama-sama Bunda. Saya keluar sebentar ya."
--
Jaehyuk sedang memainkan ponselnya di ruang tengah ditemani dengan penggalan lagu-lagu yang dimainkan Doyoung di piano kesayangannya.
Tiba-tiba, Jaehyuk merasakan seseorang menusuk pelan pipinya. Ia segera mengalihkan atensinya dari ponsel, ingin tahu siapa gerangan sang pelaku.
"Doyoungie? Whoaaa, ada apa? Apa ada sesuatu di wajahku?"
Doyoung menggeleng kemudian menunjuk Jaehyuk dan membawa kedua tangannya ke telinga, membuat gerakan seperti sedang mendengarkan lagu.
"Okee, Doyoungie mau tahu lagu kesukaan Jaehyuk?"
Kepala dianggukkan.
"Sebentar ya, Jaehyuk cari dulu."
Jaehyuk segera membuka aplikasi tempat dia biasa mendengarkan lagu. Dicarinya lagu yang akhir-akhir ini sering sekali Ia putar.
"Nah, ini dia. Kita dengarkan bersama ya Doyoungie."
Jaehyuk berkata sambil mengikuti gerakan yang Doyoung lakukan tadi.
Kembali Jaehyuk mendapat anggukan sebagai balasan.
"Bagaikan langit, di sore hari
berwarna biru sebiru hatiku.
Menanti kabar yang aku tunggu,
peluk dan cium hangatkan untukku.Oh, asmara,
yang terindah mewarnai bumi.
Yang kucinta menjanjikan aku
terbang keatas, kelangit ketujuh
bersamamu.Oh, Dewi Cinta,
sandarkan aku dibahumu.
Ada kurasa,
tingginya hati, teredakan sudah,
hadirmu sayang, tenangkan diriku."Mereka berdua selesai mendengarkan lagu yang diputar Jaehyuk di ponselnya. Doyoung kembali membuat gerakan, seperti menyuruh Jaehyuk untuk mengikutinya ke arah piano yang terletak di sudut ruang tengah.
"Iya, iya, Jaehyuk ikut Doyoungie ke sana ya."
Jaehyuk berjalan dan berdiri di samping piano, menunggu apa yang akan Doyoung lakukan selanjutnya.
Doyoung meletakkan jari-jarinya pada tuts piano, bersiap untuk memainkan sebuah lagu, sebelum Ia menatap Jaehyuk,
"Te-terima kasih, Jae-Jaehyukie."
Setelah itu Doyoung mulai memainkan lagu yang baru saja dia dan Jaehyuk dengar.
Lagu kesukaan Jaehyuk.
Inilah cara seorang Kim Doyoung untuk berterima kasih kepada Jaehyuk yang sudah berhasil menemukan Mikinya yang hilang.
Tidak hanya dengan kata-kata, tapi juga melalui sebuah aksi,
Untuk menunjukkan bahwa ungkapan "terima kasih" yang baru saja Ia ucapkan benar-benar tulus dari hatinya yang paling dalam.
|-|
coba dengerin deh "Bagaikan Langit" yang dinyanyiin Eclat Story, ntabs banget bikin hati adem☺️
hayo, pada masih inget ga Doyoung main piano setiap hari apa?😛
cara kedua untuk berkomunikasi dengan anak berkebutuhan khusus adalah dengan mengiktui gerakan yang mereka buat, dan sebisa mungkin membuat suasana tetap tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
MALAIKAT MEMBERIKAN JAWABANNYA | TREASURE JAEBBY (JAEHYUK x DOYOUNG)
FanfictionJaehyuk yang dengan sabar menuntun Doyoung untuk keluar dari labirin yang memenjarakannya. Lebih baik baca "Malaikat Juga Tahu" - chapter 5 di Could It Be Love biar ga buta-buta amat. Tapi, harusnya bisa sih kalau langsung mulai baca, paling bingung...