ー'☽☾. Free Call

48 16 0
                                    


+.

+

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

+.

Hari ini tidak begitu melelahkan sebenarnya, namun karena tadi pagi sedikit mengeluarkan tenaga saat jam pelajaran olahraga, sekarang opsi merebahkan diri di kasur kamar adalah tempat ternyaman.

Sambil menyetel beberapa lagu kesukaan.

Kak Changbin
'Chaewon udah pulang?'

Bunyi line dari kak Changbin tiba - tiba saja terdengar plus notifnya muncul di pop up layar handphoneku.

'Udah. Kenapa kak Changbin?'

Tidak lama terdengar lagi bunyi notif line.

Kak Changbin
'Mau free call, boleh?'

Hah. Ada apa dengannya? Tidak biasanya ia mengajakku teleponan seperti ini. Apa ada hal yang ingin ia katakan? Kurasa tidak, hanya sekadar mengobrol biasa saja.

'Iya, boleh...'

Kak Changbin is Calling...

Tidak lama dari aku membalas chatnya, notif free call dari kak Changbin muncul kembali di pop up layar handphoneku. Segera saja aku yang posisi awalnya tiduran spontanitas  merubah posisi menjadi duduk, dan memilih tombol lambang telepon yang dilindungi lingkaran berwarna hijau untuk digeser.

Padahal free call bukan video call.

Telingaku menangkap suara dari seberang, ia bilang Hi, dan kujawab Hi juga.

"Ini enggak apa - apa saya free call?" Kak Changbin memulai percakapannya. Sudah jelas tadi aku menginzinkannya saat ia bertanya dichat. Dasar.

Lalu aku mengulang kembali mengizinkannya "Iya boleh kak Changbin, ada apa ya?"

Aku mendengar kekehannya pelan sembari berujar "Enggak ada apa - apa, cuma lagi mau ngobrol aja."

"Oh... Kak Changbin ada obrolan?" Karena aku sendiri benar - benar merasa tidak ada hal yang bisa dijadikan topik obrolan.

"Kamu nanya mulu, santai aja enggak diapa - apain kok hahaha. Topik obrolannya ada. Masa mau ngobrol enggak ada yang mau diobrolin. Hahaha." Komentarnya yang aku timpali dengan tawaan juga. Skakmat. Kak Changbin benar juga.

"Kamu udah pernah makan kadal belum?" Tidak bohong, ia beneran ada topik obrolan ternyata.

Lucu sih, aku sampai tertawa terpingkal - pingkal "HAHAHAHAHAHAH." Sembari menyangkal "Jangankan makan kadal, bedain kadal dan bunglon aja enggak bisa hahaha." Lalu kak Changbin menyahut lontaranku hanya dengan tertawa juga.

"Oh ya, tadi Felix bilang ke aku kalau kalian udah baikan?"

...Aku katanya?

"...Aku?" Sial. Mulutku beserta ucapanku kenapa refleknya tidak bisa diajak berkompromi.

"Enggak apa - apa kan ya?" Tuh kan. Ia menangkap apa yang aku ucap barusan.

"Iya enggak apa - apa kak Changbin." Setelahnya ia kembali bersua dengan suara yang lebih rendah dan dengan nada yang berusaha sebisa mungkin tidak terdengar suara beratnya. Ia menirukanku, seakan - akan aku yang menjawab pertanyaannya.

Sinting. Bisa gila aku kalau gini ceritanya.

Demi apapun deh, kak Changbin menghibur banget sih.

Ia benar - benar mencoba membangun obrolan denganku.

Aku mulai ingat kalau kak Changbin bertanya, aku lantas melontarkan tangkisan "Aku sama Felix enggak baikan, soalnya kan enggak berantem."

Aku.

"Tapi Felix ngomongnya gitu masa." Tidak mau kalah rupanya, mencoba membela diri. "Enggak deh, baru inget. Felix tadi ngomongnya temenan bukan baikan hahaha. Sorry."

Kejutan apalagi ini. Felix mempublikasi serta mengakui kalau kita sudah berteman. Namun aku senang mendengar kalimat itu sesungguhnya.

"Chaewon?" Ia mencoba memanggilku diseberang sana. Ternyata aku habis melamun barang selintas. "Iya iya, masih kesambung kok kak Changbin." Ujarku.

"Kirain ketiduran." Ungkapnya. Kemudian menlanjutkan "Tapi ini masih belum terlalu malam. Karena seinget aku kamu pulang malam waktu kita ketemu di halte subway."

Aku berupaya mencairkan suasana "Hahaha iya kemalaman itu, nakal ya?". Kak Changbin menjawab "Enggak apa - apa nakal asal tau batas. Aku juga pernah ngerasain seumuran kamu, SMA itu masa - masa lagi penasaran - penasarannya sama suatu hal entah yang baik ataupun yang buruk"

Masih belum terbiasa kak Changbin memakai kata aku.

"Hahaha yah kok jadi curhat. Anggap intermezzo aja ya itu. Iklan sebentar." Tidak apa - apa kak Changbin, sungguh! Curhat sebanyak - banyaknya juga telingaku siapa dengarkan celotehanmu.

"Wah pasti banyak ya kenakalan yang kak Changbin lakuin? Hahaha. Mana wejangannya kayak orang pro." Aku berterima kasih atas pemikirannya yang baru saja ia sampaikan. Itu terdengar dewasa.

"Enggak lah, anak baik - baik kesayangan guru ini. Hahaha. Enggak enggak, bercanda." Lalu kita tertawa bersama, karena aku yang menimpalinya dengan tertawa juga.

Sesudahnya, ia kembali mengambil start obrolan "Kan kamu udah temenan sama Felix, coba deh minta brownies ke Felix, nanti pasti dibuatin sama dia. Baik banget orangnya." Namun sependengaranku kak Changbin kayak lagi endrose.

"Jangan dimanfaatin ya orangnya." Ucapnya dengan nada yang tidak seperti sebelumnya, nadanya terdengar tulus dan serius.

"Enggak bakal manfaatin, percaya sama aku." Lagipula atas dasar apa aku memanfaatkannya. Aku pun tidak handal dalam memanfaatkan orang, jangankan memanfaatkan, mencari teman yang memang beneran teman saja cukup kesulitan.

Setelah itu ia menyudahi obrolan "Yaudah mau ngomong itu aja sejujurnya. Tapi sengaja daritadi berisik, mau ngobrol lebih sama kamu."

"Malam Chaewon." Lanjutnya. "Iya malam juga kak Changー" Free callnya sudah ditutup duluan sebelum selesai berbicara.

Aku iseng buka Instagram, mau lihat - lihat instastory orang lain saja. Ternyata ada notifikasi, dan aku klik.

Notification

seochangb started following you.
leeflix started following you.

Tidak pikir panjang aku klik tombol berwarna biru, untuk follow keduanya.

Ada DM juga.

Direct Messenger

seochangb
Followback? Dapet dari Chaeyeon

ㅇㅇㅇ

Malam ' ❥.  Changbin x ChaewonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang