4. Perkara Ganti Baju

26.4K 3.3K 164
                                    

"Siapa yang akan mengganti bajuku?"

"Apa?"

Gio bertanya-tanya dalam hati, apakah adik tiri ini menjadi semakin bodoh setelah kecelakaan? Dia sampai tidak bisa mengganti bajunya sendiri.

Grace kemudian ingat kalau Gio bukan pelayan, jadi mana mungkin Villain itu bersedia menganti bajunya. Dia beralih melihat seorang pramuniaga pria yang menjaga stand pakaian. Dia pikir pramuniaga tugasnya melayani pembeli, sejenis dengan pelayan, maka bisa disuruh untuk melayaninya.

Grace pun beralih ke pramuniaga, dan dengan polos memerintah, "Bantu aku mengganti baju!"

Urat-urat di kening Gio rasanya akan melompat keluar karena marah.

"Grace Carter!"

Grace menoleh bingung ke Gio sekarang. Dia mengabaikan tatapan terkejut pramuniaga toko atas perintahnya barusan.

"Ada apa, big brother?" tanya Grace dengan wajah tanpa dosa.

Gio menarik Grace menjauh dari pramuniaga pria. "Apa kamu mencoba membuatku marah?"

Grace mengernyitkan kening, benar-benar tidak paham dengan cara pikir villain ini. Tadi dia sudah memintanya untuk membantu ganti baju, tapi Gio kelihatan enggan karena bukan pelayan. Bukannya wajar kalau gadis itu minta tolong orang lain? Apa sih mau saudara tiri penjahat ini?

Grace pikir dia sudah cukup toleran dengan belanja sepuluh ribu dolar, tapi kenapa Gio masih marah? Secara logika, bukankah dia yang harusnya marah? Sebenarnya konsep marah itu seperti apa?

"Kenapa big brother marah?"

Gio membuka mulut untuk bicara, tapi kalimatnya berhenti di ujung lidah. Kenapa dia marah? Bukannya peduli urusan Grace, dia hanya tidak suka gadis itu pergi ke pria lain dengan gegabah dan mengatakan permintaan konyol seperti mengganti bajunya.

Gio tahu dia seharusnya hanya membayar untuk belanja, lalu pulang. Kenapa repot-repot melibatkan diri dengan tindakan Grace? Bukan hal baru kalau gadis itu melakukan tindakan konyol dan berujung mempermalukan diri sendiri. Kalau sebelumnya dia bisa tidak peduli, lalu kenapa sekarang berdebat?

Tidak bisa menjelaskan, Gio hanya berkata, "Jangan banyak tanya. Masuk saja!"

Grace yang didorong masuk ke ruang ganti kini merasa sedikit kesal karena dipermainkan oleh si Villain.

"Apa sekarang big brother berubah pikiran dan mau membantuku mengganti baju?"

"Ya!"

Gio pikir, daripada Grace bermain bodoh dengan pria lain, lebih baik dengannya saja. Dia ingin lihat permainan seperti apa yang direncanakan adik tiri ini.

Grace tersenyum puas. Memang lebih baik mengandalkan saudaranya daripada pramuniaga.

Mereka pun masuk ke ruang ganti yang cukup untuk menampung dua orang dewasa, lalu Grace memberikan gaun ke Gio.

Setelah Gio menutup pintu ruangan, dia terbengong. Grace merentangkan tangan, wajahnya serius, seolah menunggu pria itu membuka kancing seragam sekolahnya. Gadis itu sudah seperti ratu terdahulu di serial drama-drama kerajaan.

"Apa yang kamu lakukan?"

"Kalau aku nggak kayak gini, bagaimana big brother akan mengganti bajuku?"

"Dia serius!" jerit Gio dalam hatinya.

"Apa kamu gila? Kamu benar-benar ingin aku mengganti bajumu?"

Grace mengangguk mantap. Bukankah itu tujuan mereka masuk ke tempat ini? Apa Villain ini terkena radiasi makanya selalu berubah-ubah dalam tindakan?

Transmigrating Into Villain's Step Sister [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang