"Arghhhh.. sumpah ya, seumur-umur gua baru nemuin dosen nyebelin dan ngeselin kek dia," rancau Aya mengacak-acak rambutnya.
Perkuliahan telah berakhir, seluruh mahasiswa pun telah keluar untuk istirahat. Ada yang ingin makan siang pun mencari ucara segar. Hanya beberapa yang tinggal di dalam ruangan, itu pun sedang kerja tugas atau diskusi mengenai tugas prsentasi mereka nanti. Sementara mereka sedang asyik menyusuri lorong kelas, entah ke mana. Hebohnya seakan hanya mereka yang tinggal di bumi ini. Tak heran jika orang-orang yang melihatnya akan geleng-geleng kepala.
"Yang sabar, Ay. Mungkin kebetulan aja dia ngerjain lo tadi," timpal Maudy—salah satu anggota dari grup K-Pop Aya.
"Kebetulan apanya? Ini udah pertemuan ketiga dan udah tiga kali gua dikerjain sama Dosen Psikopat itu. Lo lupa minggu lalu gua jadi korban asisten dia di kelas lain cuma gara-gara telat ngumpulin tugas. Dua minggu lalu, gua yang harus bawain tugas kalian semua ke ruangannya gara-gara ketiduran pas dia ngajar. Terus, tiga minggu yang lalu harusnya jadi hari yang menyenangkan buat gua karena hari pertama gua di semester genap ini dan apesnya harus nyuci mobilnya si Psikopat itu gara-gara gua telat tiga puluh detik masuk ke kelasnya. Dengar ya, tiga puluh detik, guys! Bayangin aja tuh, gimana sialnya gua tiga minggu berturut-turut ini."
"Utututt.. Sabar ya, Aya Sayang." Clara mengusap-usap bahu Aya yang terlihat masih emosi.
"Dan kalian kayaknya belum tahu deh, untuk semester ini pada mata kuliahnya dia, gua yang bakal gantiin dia ngajar." Aya menatap kedua sahabatnya bergantian.
"HAH? Serius, Ay?" teriak mereka berdua.
"Menurut kalian, tampang gua terlihat becanda?"
Seketika Maudy dan Clara menggeleng cepat. Ayara menghela napas panjang. "Heran deh, tuh dosen punya masalah apa sih sama gua? Tiap dia ngajar, ada aja alasan yang ngebuat gua menderita."
"Apa jangan-jangan si Bapak naksir kamu, Ay?" goda Maudy yang secepat itu juga disangkal oleh Aya.
"Ihhh, amit-amit ya. Gini-gini selera gua tinggi, Boss. Lebih ganteng kemana-kemana juga Min Oppa guaaa," Aya memegang kedua pipinya sambil mengedip-ngedipkan matanya.
"Hihihi, iya iya. Tahu kok Ay, Min Oppa emang seganteng itu kalau dibandingkan Pak Dosen. Tapi lo gak ngerasa kalau mereka berdua ada kemiripan?"
"Halaahhh, mirip apanya? Beda jauh gitu," protes Aya.
"Iya nih. Penglihatanmu kok aneh sih Dy, jelas-jelas mereka dua beda, malah dimirp-miripin." Clara menambahkan.
"Apa jangan-jangan lo naksir dosen kita ya," Aya memicingkan matanya dengan Clara menaik-naikkan alisnya.
"Enak aja. Kok nuduh gua. Ihhhh." Maudy bergidik tak terima.
Sontak kedua temannya tertawa, berhasil menggoda balik Maudy. Jarang-jarang mereka kompak menggoda Maudy, biasanya yang sering digoda ya Ayara. Setelah reda, mereka lanjut menyusuri koridor kampus seperti tak terjadi apa-apa, padahal sadar telah menarik banyak perhatian.
"Eh, jadi mulai semester depan lo gantiin bapak ngajar ya?" Clara membuka pembicaraan lagi.
Aya mengangguk. "Kenapa?"
Kedua temannya bersora gembira. "Nanti bikin kelas se-enjoy mungkin ya, Ya. Jangan kayak si Bapak, kaku banget," pinta Maudy.
"Tenang, itu mah gampang." Secara tak langsung, sebuah ide terlintas di pikiran Aya. Perihal yang akan dia lakukan di kelasnya nanti.
"Gua udah nemuin pelajaran yang menarik dan gak ngebosenin kita semua." Ayara tersenyum penuh arti usai mengucapkan kalimat tersebut.
"Serius, Ya?"
"Yaaa, kita liat aja nantinya. Percaya deh, bakal seru banget pokoknya."
"Oke-oke. Lo emang ratunya K-Pop di kelas kita. Gua percayakan sama kamu, Ya."
"Harus. Bahkan kalo kalian gak mau percaya pun harus tetap percaya sama gua. Gak boleh curigain."
"Iya, Ayara Sayang. Gua dan Maudy selalu percaya sama lo. So, daripada kita cuma berdiri doang nih di koridor, gimana kalo kita ke kantin fakultas sebelah? Dengar-dengar di sana banyak cogan terus mirip Oppa-oppa Korea loh," gemes Clara.
"Ayo, Ya, kita ke sana aja!" Maudy menarik lengan Ayara yang kelihatannya sedang memandang sesuatu.
"Eitsss, bentar-bentar, ya. Gua mau ke sana dulu," ucap Ayara menunjuk ke depan. Terlihat di sana seorang dosen muda sedang keluar dari ruangan dosen.
"Lo mau ngapain sih, Ya? Mau cari gara-gara lagi sama si Bapak dosennya?"
"Husstt, kalian berdua tetap di sini ya. Ada hal penting yang gua tanyain ke dia pokoknya." Usai berucap demikian, Ayara berlari menghampiri dosen muda tersebut.
Terlihat mereka sedang berbicara, lalu tak lama kemudian menghampiri kedua sahabatnya lagi.
"Udah?"
Ayara mengangguk. "Yuk ke kantin!" ajaknya menarik lengan Maudy dan Clara.
"Emang lo nanya apa sih sama Bapak Dosen?" Maudy yang ingin tahu.
"Hmm, untuk sekarang gua masih belum ngasih tahu kalian. Tapi, kalian bakal tahu kalau jadwal ngajarnya Dosen Psikopat itu."
"Apasih? Makin penasaran tahu."
"Adalah pokoknya. Yuk cepetan, nanti kehabisan tempat lagi."
"Oke-oke, Ayara sayang."
~ ~ ~

KAMU SEDANG MEMBACA
BIO KITA || REVISI
Teen Fiction[AWAS NGAKAK!!] [DISARANKAN TERLEBIH DAHULU MEMFOLLOW AKUN INI SEBELUM MEMBACA!] Berawal diciduk dosen mengagumi K-POP di kelas, Aya akhirnya mendapat hukuman menjadi asisten dosen selama satu semester. Siapa sangka yang awalnya cuma asisten dosen m...