"Mama!! Mama kapan pulang huaaa." Lia menjauhkan benda pipih itu dari telinganya.
"Kamu ga usah teriak-teriak sayang!"
"Anna kesiksa disini sama itu cewe rese Ma sumpah. Masa Anna ga boleh keluar kalo udah jam 10 malam kan ga adil Ma, dah gitu jajan Anna juga dikurangi gimana Anna mau shopping dengan teman-teman Anna Mama huaaaa!" rengek Anna. INI NERAKA!!"
Lia tidak habis pikir dengan tingkah Anna. Ia tidak menyangka jika putrinya itu akan semanja itu. Tapi sepertinya menempatkan Alexa untuk menjaga Anna adalah pilihan yang tepat. Bahkan gadis nakal itu tidak bisa melawan Alexa.
"Alexa itu anak yang baik, dia juga pintar. Anna kalo susah ngerjain tugas minta bantu sama Alexa juga bisa kok sayang," Lia berusaha menenangkan putri manjanya itu.
"Au ah Mama mah sama aja kek dia, suka liat Anna kesiksa. Dah ma Anna mo lanjut bobo," ucap Anna mematikan teleponnya.
Anna melihat jam menunjukkan pukul enam sore, dan Alexa belum pulang dari kantor. Seketika muncul sebuah ide.
Anna mengganti pakaiannya dengan tanktop putih dibaluti dengan jaket dan celana jeans tidak lupa dengan sneakers favoritnya.
Persetan sama cewe rese itu, batin Anna kesenangan.
*****
T
asya terkejut mendapati Anna didepan rumahnya. Bukannya saat ini Anna dilarang keluar? Tapi masa bodo yang penting Tasya bisa menghabiskan waktu bersama Anna.
Tasya membawa Anna ke kamarnya. Yah tidak ada satupun orang dirumah Tasya. Karena kedua orangtuanya super sibuk. Itulah sebabnya Anna memberi perhatian lebih ke sahabatnya itu dan menganggapnya seperti adiknya sendiri, tapi sepertinya Tasya salah menafsirkan.
"Kamu ga takut ntar itu tante marahin kamu?" Tasya memecahkan keheningan diantara keduanya.
"Mo marah or engga bodoamat Sya."
Anna lanjut memainkan game di handphone miliknya. Sedang asyik bermain Tasya mengambil posisi tidur, kepalanya berada di paha Anna. Anna sempat terkejut tetapi kembali melanjutkan gamenya.
"Game lebih asyik dari aku yah?" tanya Tasya memerhatikan wajah Anna.
Tidak kunjung mendapat jawaban Tasya pura-pura marah guna mendapat perhatian Anna.
"Tuhkan akunya di kacangin." Tasya menggembungkan pipi chuby-nya.
Anna menghentikan gamenya dan melihat Tasya yang sedang kesal dengannya. Dan menurutnya Tasya itu sangat imut.
"Sorry baby. Yaudah lo mau apa?"
Mau kamu
"Mau es krim!"
Tidak mungkin Tasya mengatakan bahwa dirinya menginginkan Anna bukan? Menjadi sahabat seorang Anna dirinya sudah sangat bahagia.
Anna mengambil kunci mobil Tasya karena dirinya tidak membawa mobil melainkan naik gojek.
"Mau kemana?"
"Tapi katanya lo mau es krim."
"Terus?"
"Yah hayuk!"
Tasya segera bangkit dari tidurnya dan mengikuti Anna dari belakang.
*****
Jarum jam menunjukkankan pukul delapan malam. Alexa kembali dari kantor mendapati keadaan rumah kosong tanpa adanya tanda-tanda kehidupan.
Alexa sudah bisa menduga bahwa Anna tidak akan betah dirumah mengingat kaki gadis itu sangatlah panjang.
Alexa memilih membersihkan badannya. Sejak kembalinya Jennifer ia tidak menyangka jika dirinya bakalan digempur habis. Seharusnya dia tidak pernah menerima sentuhan gadis itu. Alexa harus menghentikan permainan Jennifer, ia tidak mau jatuh ke lubang yang sama untuk kedua kalinya.
Setelah selesai Alexa merasa lapar dan mendapati kulkas kosong. Perasaan beberapa hari yang lalu dirinya belanja, tetapi sudah habis. Dan snack yang dia beli juga habis. Anna benar-benar menguras tenaga dan pikirannya.
Alexa memilih keluar dan mencari makanan. Siapa sangka dirinya dipertemukan dengan gadis nakal yang akhir-akhir ini berhasil menyita perhatiannya.
Alexa melihat Anna sedang bersama seorang gadis yang menurutnya wajahnya tidak asing. Alexa ingat nama gadis itu Tasya. Alexa memperhatikan gerak-gerik Anna dan Tasya, Alexa merasa aneh dengan Tasya. Cara Tasya melihat Anna itu seperti bukan melihat sebagai seorang sahabat tetapi lebih.
Alexa menghampiri Anna dan Tasya. "Setelah lo abisin isi kulkas lo keluar bersenang-senang tanpa rasa bersalah yah."
Anna terkejut mendapati Alexa. Ingin lari tapi tidak ada gunanya lagi.
"Lo ngapai disini?"
"Yah cari makanlah."
"Lo bisa cari meja lain, ga harus duduk disini."
"Suka-suka gue dong. Lagian semua meja terisi."
"Ter —" Tasya memotong omongan Anna.
"Anna udah ih, lagian kita juga kenal sama tante ini, jadi gapapa sih kalo gabung bareng kita," ucap Tasya menengahi.
"Apa gue keliatan kek tante-tante?"
Entah kenapa Alexa tidak suka dengan keberadaan Tasya terutama saat ia memanggil Alexa tante. Padahal gadis itu tidak pernah mencari masalah dengan dirinya.
"Ma-maap kak, Tasya ga tau," ucap Tasya.
"Lo ga salah. Dia emang tante-tante rese sedunia!"
Bukannya marah Alexa malah tertawa melihat ekspresi Anna yang sangat lucu. Sadar jika dirinya tertawa, Alexa diam dan memilih memesan makanan untuk mengisi perut kesayangannya.
Anna yang melihat ekspresi Alexa seakan-akan tidak percaya jika cewe rese yang selama ini dia kenal dengan memasang wajah jutek ternyata bisa tertawa. Jika Alexa lebih banyak tersenyum atau tertawa, mungkin Anna akan terpesona dengan daya pikat seorang Alexa.
Sadar ditatap Alexa memecahkan keheningan. "Gua tau gue cantik, stop liatin gue."
"Siapa juga yang liatin lo? Gue liat itu kakak-kakak perhatian ke adeknya," ucap Anna.
"Emang gue bilangin lo?" tanya Alexa.
Damn.
Anna gelagapan dirinya tertangkap basah. "Ya-yah kalo ga sama gue sama siapa lagi coba?"
"Disini masih ada orang ketiga btw." Alexa menatap Tasya sekilas. Padahal yang menjadi orang ketiga diantara mereka adalah Alexa bukan Tasya.
Sementara Tasya menatap Alexa dan Anna secara bergantian. Dia merasa jika Anna dan Alexa seperti sepasang kekasih yang sedang bertengkar. Jika itu benar maka Tasya harus memisahkannya.
Anna selamanya milik Tasya.
.
.
.
.
.
Hallo kaliannnn!!
Hikss maap yah kalo aku baru bisa publish sekarang.. Soalnya aku udah jarang buka wp sih and aku bikin cerita ini karna aku gabut sih.. Tapii aku mau coba buat tuntasin cerita ini.. Semoga idenya ga ilang-ilang kek dia yah..Makasih juga yang masih setia baca cerita aku.. Jangan lupa buat vote and comment yah.. Lopyu gaessss mwahhh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Axella Dan Anna
Romance[WARNING!!] [MENGANDUNG UNSUR LESBIAN 21+] SELAMAT MEMBACA!