2. Oh My Cathy

4 1 0
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak❤️
.
.
.
.
.

A

tthar duduk bersila di atas tikar yang tersedia di dapur. Di sampingnya ada seekor kucing cantik tengah asik memakan makanannya dengan lahap.

"Lain kali kalau lapar, bilang, jangan kayak tadi. Hampir saja ketahuan," ucap Atthar pada Cathy, kucing cantik yang sebenarnya adalah seorang putri.

"Iya, maaf," ucap Cathy.

Atthar mengangguk sambil tersenyum manis pada Cathy, "oiya, kamar kan aku tutup. Kamu keluar lewat mana?"

"Lewat jendela," ucap Chaty sambil cekikikan.

Atthar menggelengkan kepalanya, "untung sebelah rumahku hutan."

"Ya udah, makan yang banyak. Aku ke kamar dulu." Atthar mengelus lembut kepala Cathy kemudain beranjak meninggalkannya di dapur.

Chaty mengamati langkah Atthar. Setelah bayangan Atthar hilang dari pandangannya, tiba-tiba saja Chaty berhenti dari aktivitasnya kemudian merubah wujudnya menjadi seorang manusia.

"Cathy merasa asing di sini," ucap Chaty pada dirinya sendiri.

'Chaty rindu keluarga di kerajaan,' batinnya.

Chaty mengangkat kepala mencoba menahan air matanya, kemudian pandangannya dialihkan oleh benda berbentuk persegi yang berada di meja pojok dekat dengan jendela dapur.

"Itu apa ya," gumamnya sambil berjalan mendekati benda itu.

Benda persegi itu adalah televisi, Chaty sangat penasaran ketika melihat pada benda persegi itu memperlihatkan segerombol anak-anak yang sedang bermain.

Kini Chaty telah duduk tepat di depan televisi, ia mencoba menekan-nekan tombol yang ada pada televisi.

"Meong," jerit Chaty yang membuat ia berubah wujud menjadi seekor kucing.

Ia tampak kaget karena televisi itu berganti ke siaran berikutnya, menayangkan kucing yang  sedang dianiaya oleh majikannya.

Cathy merasa sedih, bagaimanapun Cathy adalah bagian dari mereka walaupun dia adalah kucing setengah manusia.

***

Cathy berjalan-jalan untuk menghapus kesedihannya. Langkahnya terhenti ketika mencium aroma yang sangat ia kenali. Ikan, hidungnya mengendus aroma itu hingga membawanya ke sebuah kedai kecil di ujung lorong.

Ketika masuk, ia disambut senyuman manis seorang ibu dengan celemek merah muda. Ibu itu menyuruh Cathy untuk duduk.

"Mau pesan apa, Nak?"

"Ikan," ucap Chaty pelan.

Tak lama kemudian, ibu itu membawakan pesanan Chaty. Cathy makan dengan lahap, hingga tak menyisakan sedikit daging ikan pun. Melainkan hanya menyisakan tulangnya.

Chaty selesai. Ketika hendak beranjak pergi, lengannya dicegat.

"Mau kemana, Gadis Manis?" tanya Ibu bercelemek itu lembut.

Cathy diam tak menjawab. Ibu itu mengulurkan tangannya.

"Semuanya 79.000," lanjut ibu bercelemek.

"Kau tidak punya uang ya?" terka Ibu bercelemek.

Cathy yang tak kunjung menjawab membuat ibu bercelemek mulai kesal.

"Minta keluargamu datang untuk membayar makananmu." Ibu bercelemek menyodorkan ponsel pada Chaty.

Chaty mengambil ponsel itu, 'apa ini?' batin Cathy.

Chaty membolak-balikkan benda kecil yang ada di tangannya.

"A-Aku t-t-tidak tau," ujar Cathy akhirnya.

"Kau tak punya keluarga?" Ibu itu setengah berteriak karena sedang berada di sebrang melayani pelanggan lain.

Cathy mengangguk lemah.

Ibu bercelemek datang menghampirinya, kemudian menarik Chaty ke ruangan dapur. Ia mengambil celemek lain yang tergantung di dekat bak cuci piring.

"Karena kau tidak bisa bayar makananmu, ini gantinya. Cuci semua piring ini," pinta Ibu bercelemek.

Cathy pun mengambil celemek yang ibu itu berikan, Cathy mencoba memakainya tetapi ia tak tahu cara memakainya, ia pun membolak balikkan celemek tersebut dan memperhatikan celemek yang di pakai ibu tadi, Cathy mencoba memakainya dan melihat-lihat seisi dapur di sekitarnya, Cathy melihat ada ikan yang masih tersisa di piring kotor.

"Wah ikan lagi ... asik," ucap Cathy dengan girangnya dan menuju piring kotor itu.

"Emh, enak sekali ikannya aku sampai tidak bisa berkata kata apa pun," ucap Cathy lagi.

Lalu Cathy melihat ada ikan bekas lagi di tumpukan piring paling bawah, lalu tanpa berpikir panjang ia langsung mengobrak abrik tumpukan piring tersebut, ada beberapa piring pecah karna terjatuh dari wastafel, tanpa sadar Cathy terkejut dan berteriak.

"Aaaa!" ucap Cathy dengan terkejut.

Ibu kedai mendengar suara pecahan piring dari dapur, ia pun langsung bergegas menuju ke dapur sambil uring-uringan.

"Ya ampun apa yang kau lakukan, liat ini piring saya jadi pecah semua gara-gara kamu!" bentak ibu kedai kepada Cathy.

"Tapi tidak semua piringnya pecah, hanya lima piring saja yang pecah," jawab Cathy sambil menunduk tanpa merasa bersalah.

"Em sama aja piringnya pecah banyak kan pokoknya saya ga mau tau kamu harus ganti rugi semuanya, saya mau kamu bayar Rp. 500.000.00 kalo nggak mau bayar kamu harus bantu-bantu selama satu minggu!" jawab ibu kedai sambil memberikan pilihan pada Cathy.

"Bantu-bantu?" ucap Cathy sambil terekejut.

"Iya kamu harus bantu-bantu selama satu mingu di sini," jawab ibu kedai.

"Tapi saya tidak bisa bantu-bantu, saya ini seorang putri dari kerajaan," jawab Cathy.

"Tuan putri dari hongkong, ngaco kamu, iya kamu tuan putri di dapur selama satu mingu di kedai saya!" bentak ibu kedai sambil terkekeh mendengar penjelasan Cathy.

Chaty pun hanya terdiam mendengarkan omongan ibu kedai itu, lalu ibu kedai pergi untuk melayani pelangan baru.

Oh My CathyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang