OneShoot

11.7K 1.1K 357
                                    

"Namanya Kim Mingyu. Dia co-pilot Ayah dulu. Sekarang ayah pensiun, dia yang alih posisi."

Pemuda dengan surai gelap di hadapan hanya tersenyum tipis tanpa minat. Jelas tertangkap oleh manik tajam pria di sebelah sang ayah. Namun ia lebih memilih menyibukkan diri dengan minuman di tangan.

Pertemuan ini..jelas bukan makan malam biasa.

Keduanya sudah cukup dewasa untuk mengetahui situasi yang keluarga masing-masing sedang rencanakan.

"..umurnya 34, cuma beda setahun denganmu, Wonwoo-ya."

"Oh iya. Anakku ini memang agak pendiam, Mingyu-ssi. Jadi tolong maklum kalau nanti-"

Blablablaaa.

Tolong bawa Wonwoo pulang sekarang.

Karena sepertinya, dalam lima menit ia akan segera mengeluarkan jurus kebohongan apabila basa-basi ini masih berlangsung.

Tidak masalah kan, izin ke toilet tapi diam-diam malah pergi ke apartemen miliknya tanpa diketahui siapapun.

Lagi pula sudah cukup larut. Ia bukan pemuda pengangguran yang hobi begadang.

"Benar sekali, nyonya Kim! Saya juga merasa kalau mereka cocok kkk~
Bagaimana menurutmu, sayang?"

"..aku mau ke toilet dulu ya, bu."

Ternyata pria manis bermantel ungu di sana tidak tahan kalau harus menunggu lima menit. Tidak tahan juga bagaimana percakapan terus berlanjut mengenai umur keduanya, pekerjaan keduanya, dan sifat keduanya yang dianggap cocok satu sama lain.

Kalau benar banyak kesamaan antara pria bernama Mingyu tadi, berarti seharusnya ia juga merasa bosan. Muak. Dan lelah kan seperti dirinya sekarang?

"Ayo ku antar."

Bingo.

Sepertinya mereka punya kepribadian yang terlalu menjiplak sampai berbohong untuk kabur dari sana pun rela dilakukan.

Memikirkan hal tersebut membuat Wonwoo berdecih. Kemudian tanpa sadar mengeluarkan suara tawa. Mendongak, menatap orang di samping yang sedang mengeluarkan kunci mobil dari saku.

"Ke toilet juga, tuan?"

"Hm. Aku izin cuci tangan."

"Kalau begitu, sampai jumpa.
Tempat tinggal ku dekat dari sini."

"Ya.
Terima kasih sudah menolak secara halus tawaranku."

Lihat.

Kali ini jelas, Wonwoo 100% yakin kalau pria dengan alis tajam yang kini berjalan pergi ke parkiran benar-benar tidak nyaman pula dengan pertemuan mendadak malam ini.

Sama seperti dirinya.

Lantas kenapa satu bulan kemudian, mereka berakhir di pelaminan?

Berdiri berdampingan.

Cincin emas mengkilap di jari manis masing-masing.

Menutup perayaan pernikahan tanpa ciuman.

"Aku tidur di sofa."

"Okay."

Kadang Wonwoo benci kelemahannya yang terlalu sayang pada orang tua, makanya bisa seperti sekarang.

Masih terpatri di ingatan bagaimana ayahnya memohon. Berulang kali mengungkit soal umur yang tidak akan lama lagi. Pensiun. Dan keinginan untuk melihat putra tunggalnya menikah.

Begitu pun sang ibu, yang selalu berdoa meminta sang anak menemukan pasangan yang cukup mapan seperti Kim Mingyu.

Nope. Sebenarnya si ibu hanya ingin Mingyu yang jadi menantu. Wonwoo tau.

✓Fly Away [Meanie MxM Twoshoot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang