Votenya sayang!
Happy reading! 💚💚💚
"Ayo pulang!" Kak Dejun menarik tanganku membuatku berdiri dari posisi dudukku.
"tapi kak, aku pengen makan satu porsi lagi," bantahanku ternyata hanya di anggap angin lalu. Lelaki ini menatapku tajam dan menyeretku di belakang tubuhnya.
"berapa semuanya Pak?" Kak Dejun mengeluarkan dompetnya lalu membayar makananku dan Diana.
"Dejun aku pulangnya gimana?"
Kak Dejun melirik sekilas ke Diana.
"naik taksi atau ojek kan bisa. Saya ada urusan sama anak ini,"
Setelahnya kak Dejun menarik tanganku dengan langkah lebarnya.
"pelan-pelan kak jalannya,"
"makanya kalau jadi orang jangan pendek-pendek!"
Bukannya sadar aku sampai lari-lari buat nyamain langkahnya ini malah makin cepet jalannya.
"kak kenapa sih? Aku susah jalannya tauk!"
Kak Dejun berhenti membuatku yang kaget dan langsung menabrak punggung lebarnya.
"jalan tinggal jalan. Nggak usah manja ya."
Ini orang pms ya?
Setelah geretan dari kak Dejun akhirnya aku bisa sampai rumah walaupun dengan tangan yang sedikit memerah akibat cengkraman kak Dejun tadi.
"s, sakit," erangku sembari mengelus tangan kananku pelan-pelan.
Kenapa dia jadi kasar begitu? Aku salah apa? Hanya jalan bareng dengan kak Ten kok dia marah- marah?
Haruskah aku marah juga lihat kak Dejun dengan Diana?
"Mel kamu belum nyapu ya?"
Kak Dejun turun dari lantai dua. Rupanya dia di kamar untuk ganti baju.
"belum,"
Kak Dejun nggak jawab. Dia jalan ke dapur lalu membuka rak tempat makanan tersimpan.
Aku tersenyum samar.
"nggak masak?"
"Enggak."
Lelaki beralis tebal ini mendengus lalu menghampiriku.
"kamu seharian ngapain aja?"
Aku memiringkan kepala. Berpura- pura berpikir lalu menatap kak Dejun lagi.
"ngelakuin apa sih? Aku cuma nyantai aja daritadi."
Kak Dejun mengacak rambutnya kasar.
"kenapa nggak beres-beres sih? Itukan udah tugas kamu." ucapnya dengan kedua tangan yang aku lihat tengah mengepal, Mungkin dia tengah menahan amarahnya?
"tugas apa? Seorang istri gitu? Males ah orang kakak aja nggak anggap istri jadi ya impas dong."
Kak Dejun berjalan mendekat kearahku lalu merendahkan tubuhnya sampai setara dengan wajahku.
Bukannya aku memundurkan kepala aku malah diam di tempat. Sebenarnya takut juga melihat lelaki ini semakin memajukan wajahnya namun aku penasaran apa yang akan di lakukan lelaki ini.
Memeluk kah?
Mencium kah?
Atau yang lain?
"wfuh!"
"ngedip hei! Matanya copot baru tau!"
Kak Dejun malah meniup kedua mataku dan memundurkan wajahnya.
"dih gajelas!"
Kukira dia memajukan wajahnya ada tujuan tertentu. Ternyata hanya untuk menggodaku saja.
"sekarang kamu mau ngelakuin apa?"
Aku mendongak sekilas ke kak Dejun yang berdiri di depanku.
"eum mungkin tidur,"
"Saya sih mau nyapu,"
Ya terus kenapa mesti laporan Pak Dejun?
.
"owh. Silakan aku mau ke kamar dulu,"Aku beranjak dari duduk lalu menaiki tangga menuju kamar lantai dua.
"kamu nggak mau ikut bantu?"
Aku menggelengkan kepala.
"aku kenyang kak. Mau tidur dulu nanti kalau udah lapar aku bangun,"
Lelaki ini berdecak kencang sekali. Terserah lah. Aku hanya ingin tidur sekarang.
"ah kasurku yang nyaman,"
Aku meloncat ke kasur membuat ranjangnya sedikit bergeser dan berderit pelan.
"sepertinya berat badanku bertambah,"
Setelah mengucapkan itu aku memejamkan mata lalu masuk ke alam mimpi.
15 menit kemudian.
"Mel, melati bangun dong. Kamu tau sapunya dimana?"
Samar-samar aku mendengar suara berat kak Dejun dan aku juga bisa merasakan adanya tepukan di kedua pipiku.
Ih bisa modus juga ini orang!
"Mel bangun buruan!"
Biar saja. Aku malah semakin merapatkan kedua mataku lalu mendengkur lumayan kencang.
"njir! Bisa ngorok juga ternyata!"
You kira yang bisa ngorok cuma cowok aja apa?
Hening, aku tidak mendengar suara kak Dejun. Aku hendak mengintip namun aku urungkan saat kak Dejun malah mengusap pinggiran bibirku lalu berujar.
"tidurnya ngiler lagi,"
Anjir! Tenggelamanin aku buru!
"Mel? Sebenernya kenapa kamu mau- mau aja pas tau kita di jodohin?"
"...."
"Saya kira kamu bakal nolak dan milih bersenang-senang sama seperti gadis seumuran kamu,"
"...."
"maaf kalau Saya sering bikin kamu kesel,"
"aku maafkan!" batinku. Aku malah mendekatkan kepalaku ke dekat kak Dejun dengan kedua mata yang masih terpejam.
Tapi tunggu, apa ini? Aku merasakan kepalaku bersandar di tempat yang nyaman. Apakah sekarang aku bersandar di dada bidangnya?
"bangun kamu tukang tidur! Saya tau ya daritadi kamu cuma pura-pura,"
Kak Dejun menarik tubuhku membuat diriku terduduk di atas kasur.
"kenapa ya kak? Udah pagi ya?"
"pagi gundulmu! Baru jam 5 sore. Di bilangin jangan tidur jam segini. Nakal banget sih,"
Aku mengangguk-angguk malas. Sembari menguap lebar-lebar.
"mau beres beres rumah apa mandi dulu?"
"mau makan dulu,"
"iya makannya nanti. Sekarang bantu Saya beres beres rumah,"
Kak Dejun menggeret tanganku lalu ia bawa ke kamar pribadinya.
"kamu nyapu, Saya beresin kasur dulu,"
"nanti makan apa kak?"
"makanan mulu yang di pikirin!"
"ya kan lap--"
"lama-lama Kamu yang Saya makan!"
Bersambung...
Salam
authorsomplak 😴
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan | Xiao Dejun✅✅
Fanfiction[cerita kelima] Tentang cerita Dejun dengan sang istri yang dipilihkan orangtuanya dalam jalur perjodohan. "aku suka sama kakak," ENJOY! Start : 20_01_2021 End : 17_09_2021 Salam Authorsomplak 😴