[ 2 ] - Berandalan

339 58 45
                                    

D-dia bekerja paruh waktu di toko roti ini? Sungguh plot twist yang hebat. Sasuga Author.

"Oi, kau cewek yang tadi ada di perpustakaan kan?!" teriaknya.

Aku mengangguk dengan penuh kepanikan. Sepertinya tidak lama lagi hal buruk akan terjadi pada diriku.

"Ara ara, Sukuna-chan. Bukan seperti itu cara melayani pelanggan. Ditambah lagi kau ini laki-laki, bersikaplah lembut pada perempuan." Sebuah suara menggema dari balik pintu di belakang meja kasir.

Tidak lama kemudian, pintu itu terbuka dan muncul sesosok wanita pendek dengan banyak kerutan di wajahnya. Nenek itu mengenakan kimono ungu dengan sabuk kain berwarna putih. Entah mengapa si berandal Sukuna langsung diam saat nenek itu muncul.

"Maafkan aku Fumiko-san, dia kelihatan mencurigakan saat sedang mencium aroma roti!" Tuduhnya padaku. Andai saja aku punya cukup keberanian, pasti aku sudah membela diriku sendiri sekarang.

"Jangan berprasangka buruk begitu, Sukuna-chan. Dia hanya ingin membeli roti kan?"

"Aku tahu, tapi dia—"

"Diam dan lihat caraku melayani pelanggan," poting Fumiko-san.

"Cih, baiklah," ujar Sukuna pelan.

Fumiko-san memanduku ke sebuah kursi dan dengan ramahnya bilang, "Silahkan duduk terlebih dahulu, nona manis."

Saat melihat dirinya tersenyum, aku jadi teringat sosok nenekku di kampung halaman. Fumiko-san hebat, dia tahu betul cara membuat pelanggan nyaman.

"Silahkan lihat menu terlebih dahulu." Fumiko-san menyodorkan buku menu padaku. Tanpa berlama-lama, aku langsung mencari menu paling murah, roti tawar.

"Saya mau roti tawar, tolong dibungkus."

Fumiko-san mengacungkan jempol dan berseru pada Sukuna, "Sukuna-chan, tolong buatkan 1 porsi cheese tart dan 2 kopi panas untuk kami!"

"Oke!" Sukuna pergi ke dapur.

"Eh?! Fumiko-san, aku tidak pesan cheese tart dan kopi," ucapku sambil membentuk tanda silang dengan kedua lengan.

Entah apa yang Fumiko-san pikirkan. Sudah jelas-jelas kalau tadi aku ingin roti tawar, kenapa yang dipesan malah cheese tart? Apa jangan-jangan, dia berniat untuk menipuku?!

"Aku yang traktir."

"Eh? Apa?" Aku melongo.

"Aku akan mentraktirmu," ucapnya dengan sebuah senyuman.

"Tidak perlu, Fumiko-san! Saya akan membayarnya sendiri!"

"Tidak apa-apa, jangan sungkan. Sebenarnya ada hal yang ingin kubicarakan denganmu."

"Eh? Hal apa?"

"Tentang Sukuna."

***


"Kalau boleh kutahu, siapa namamu, nona?" Tanya Fumiko-san.

"Namaku [Name] [Last Name], senang bertemu dengan anda."

"Ah, Nama yang bagus. Ngomong-ngomong kau tidak perlu bicara formal padaku, santai saja."

"Umm...baiklah."

Fumiko-san menyilangkan lengannya di meja, dan mulai memberiku pertanyaan.

"Apakah kau berteman dengan Sukuna?"

"Tidak, sebenarnya aku baru pindah hari ini, dan aku baru bertemu dengannya tadi."

"Oh, begitu. Lalu, apa kesan pertamamu terhadap Sukuna?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ꜱʜᴇ'ꜱ ᴍɪɴᴇ | ᴊᴜᴊᴜᴛꜱᴜ ᴋᴀɪꜱᴇɴTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang