O1. Foto

3.1K 263 39
                                    

Happy Reading !

Hari baru, tapi gak ada semangat baru. Gak ada yang special tentang hari-hari gue, semuanya terasa sangat membosankan. Gue menatap pantulan wajah gue dicermin toilet kampus, gak ada yang berbeda, rambut sepinggang yang gak pernah gue potong, palingan gue potong kalau mulai sedikit bercabang dibagian bawah sudah menjadi ciri khas gue dari semasa SMA hingga memasuki dunia kuliah seperti sekarang.

Gue, Claresta Rose hanya mahasiswi baru yang beruntung bisa mendapat beasiswa penuh. Gue sebenarnya menolak, gue mau langsung kerja aja karna mengingat keadaan finansial keluarga gue begitu minim. Tapi, kedua orang tua gue meyakinkan gue kalau gue harus nerima beasiswa, karna ini satu-satunya kesempatan supaya gue bisa melanjuti cita-cita gue untuk kuliah.

Dan, disini gue berakhir. Di kota yang berada jauh dari pantauan kedua orang tua gue. Sebisa mungkin gue menyemangati diri gue supaya bisa kuat.

"Hari pertama, lu pasti bisa.." gue memperbaiki sedikit baju gue dan keluar untuk mencari kelas.

" gue memperbaiki sedikit baju gue dan keluar untuk mencari kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Disini, Rose!"

Gue menengok kearah suara teman gue ketika gue memasuki ruang kelas. Namanya Lisa Emerald. Satu-satunya teman yang bisa gue dapat semasa ospek kemarin. Dia anak yang sangat cantik, periang, dan juga perantau sama seperti gue.

"Udah datang dari tadi, Lis?"

"Engga, gue baru aja datang. Karna gue belum liat elu, jadi gue sekalian nyariin tempat duduk biar kita sebelahan."

Gue mengangguk dan berterimakasih sambil menaruh tas kuliah gue dan duduk disebelah Lisa. "Gimana gimana, kemarin?"

"Apa? Kemarin apa?" Gue menautkan alis gue.

"Ck, ituloh kak Chris. Nge-date dulu gak nih sebelum pulang?" Lisa mencolek dagu gue. Arah pembicaraan Lisa juga semenjak ospek gak jauh dari 'Chris Chris dan Chris'.

"Langsung pulang kok, gak ada yang lain."

"Ih, lu bohong sama gue ya?"

"Seriusan neng, langsung pulang gak mampir sana-sini."

"Lu mah harusnya kode dikit ke kak Chris." Lisa ngedumel sendirian, dan gue sesekali nenangin dia. Gak enak kalau sampai jadi pusat perhatian.

Hari pertama ospek, gue benar-benar gak sengaja nabrak senior sampai barang-barang yang dibawanya jatuh. Dan, ya.. Senior itu kak Chris. Kak Chris juga yang menjadi senior pembimbing ospek jurusan gue. Sering nolong gue juga. Dari situ, Lisa seneng banget cengin gue sama kak Chris.

Padahal, gue berteman pakai batasan. Kak Chris dan gue hanya sekedar junior - senior.

"Udahan ngomelnya?" tanya gue, waktu Lisa tiba-tiba minta air minum gue. Lagian, bisa banget ngomel pake satu tarikan napas. Manusia apa AC dah?

"Udah, seret hehe."

Selagi Lisa minum mata gue gak sengaja berpapasan sama siluet mata yang natap gua tajam di kerumunan mahasiswa yang gak jauh dari tempat gue duduk. Tatapannya seakan-akan siap menguliti gue. Gue, gak pernah se-khawatir ini ditatap seseorang.

Edelweiss × JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang