O3. Office

1.5K 240 60
                                    

Happy Reading !

"Siapa, sih?" Gue berjalan lunglai kearah pintu apartment gue. Masih setengah sadar.

Hari ini, harusnya jatah hari dimana gue bangun siang. Hari apa lagi kalau bukan hari minggu. Tapi, apa yang gue dapat?

Bunyi bel yang gak berhenti daritadi. Lagian, siapa sih yang mau datang jam 6 pagi kayak gini? Orang stress kali ya?

Gue membuka pintu apartement dengan mata setengah terbuka. Buram banget, gak jelas orang didepan gue ini siapa.

"Maaf, cari siapa ya?" Tanya gue sambil menyenderkan pipi gue ke ujung pintu. Gue berusaha membuka mata gue, tapi mata gue masih kerasa masih berat banget.

Lagian, itu si Jaehyun nelpon gue sampe jam 2 pagi. Cuma buat bahas materi pak Nickhun.

Padahal kan bisa dibahas siang hari ini.

Stress emang yang namanya Jaehyun Anggara.

"Halo? Gue tutup ya."

Gue yang masih setengah sadar, langsung terhuyung kebelakang begitu orang didepan gue membuka paksa pintu gue sewaktu gue mau nutup pintu. Detik itu juga, mata gue langsung kebuka seger. Takut copet kan. Mana gue sendirian di apartment.

Tapi, apa yang gue dapatin?

"Uehon?!"

Mulut gue didekep sama tangan lebarnya, dia ngunci pergerakan gue. Gue bersandar pada pintu apartement gue. Gue melotot gimana bisa nih orang pagi buta datang ke apartement gue?

Iya, bener. Jaehyun yang pagi buta datang dengan setelah rapihnya. Kemeja putih dibagian tangan yang dia lipat sampai siku, celana jeans hitam, jam tangan besi yang melingkar ditangan kirinya, serta sneakers putih.

He's looks so fine as hell.

Tapi,  jujur gue gak tahu maksud dan tujuannya apa.

Jika kalian tanya, gimana Jaehyun tau alamat apartment gue? Karna, nih makhluk keras kepala mau ngantar gue pulang sewaktu kelar makan di restoran. Dan, jadilah dia tau apartment gue.

Gue takut banget, tangan satunya ngedekep mulut gue dan satunya menopang badannya dipintu. Gue gak bisa kemana-mana. Manapula gue masih ngerasa lemes banget.

Jaehyun, sialan.

Dia memejamkan matanya sebentar, sebelum melepaskan dekapan tangannya dan mengalihkan padangannya kesamping.

"Lu gila, ya?!" Bentak gue spontan. Mana ada tamu berkunjung jam segini?

"Ini masih jam 6, Jae. Kalo mau bahas tugas, nanti siang kan bisa!"

Dia menghela napasnya sedikit kasar tanpa mengalihkan pandangannya pada langit langit apartment gue.

"Jae, lu denger gak sih? "

"Tali baju tidur kamu turun, Rose." Bisiknya Jaehyun pelan. Pelan banget. Kuping gue keknya budek.

"Hah? Ngomong yang bener."

Dia mengusap wajahnya kasar, gue selalu dibuat bingung sama tingkahnya dia. Pikirannya terbuat dari apa sih? Kepo banget gue. Kelewatan Kepo.

"Jae, jawab–"

"Ini, tali baju tidur kamu turun." ucap Jaehyun santai banget dan bener-bener nyentuh tali baju tidur gue yang turun ke lengan, bukan– tapi bener-bener nyentuh lengan polos gue.

Manapula sekarang tatapannya bener-bener kebawah. Bukan natap langit-langit lagi.

"Jaehyuuuuun!" Membuat gue spontan teriak malu. Belahan dada gue udah diliat orang asing.

Edelweiss × JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang