Bab (32)

7.5K 1K 213
                                    

Sean tidak bisa terlelap di tengah malam, tubuhnya terus berguling-guling di atas kasur untuk mencari sebuah kenyamanan agar ia bisa segera tertidur. Namun nihil, ia tetap tidak bisa tertidur bahkan sudah dini hari pun Sean tetap terjaga.

"Ah lebih baik ke kamar Yibo saja, siapa tahu disana bisa tidur" gumam Sean yang memutuskan untuk bangkit dan berjalan menuju ke kamar kekasihnya yang tidak jauh dari kamarnya itu.

Sean berjalan pelan agar tidak menciptakan suara sampai Sean melihat pintu kamar Yibo yang terbuka. Sean mencoba masuk ke dalam ruangan yang gelap itu dengan tetap mengendap agar ia tidak membangunkan pria si pemilik kamar. Namun raut wajah Sean seketika terlihat heran ketika ia justru tidak menemukan sosok Yibo disana.

Merasa penasaran Yibo kemana, akhirnya Sean memutuskan menuruni tangga, untuk mencari Yibo sembari meraba-raba langkahnya karena suasana rumah akan gelap jika sudah jam tidur.

Namun ketika Sean hendak sampai ke lantai bawah, Sean tiba-tiba mendengar suara tangisan dari arah dapur.

"Yibo? Kenapa ada suara dia menangis?" Telinga Sean tentu mengenali suara itu, tidak mungkin itu bibi karena itu bukan suara perempuan.

Sean mendekat dengan perlahan sampai ia bisa melihat Yibo yang sedang duduk di kursi makan dalam kegelapan, serta sebuah isakan kecil terdengar.

Sean semakin mendekat, lalu ia melihat Yibo tengah memegang ponselnya, Sean terkejut ketika ia melihat foto sosok anak kecil yang terpampang di layar terang itu.

"Maafkan ayah hiks, kenapa merindukanmu sesakit ini hiks" Yibo terdengar bergumam dalam tangisnya.

"Xiao Zhan!" Seru Yibo terdengar ada sedikit nada kesal, mungkin Yibo kini tengah merasa kesal karena Xiao Zhan tidak mau memberinya kesempatan sama sekali.

Sean mematung, melihat kekasihnya itu menangis. Seumur hidupnya, Sean tidak pernah melihat Yibo seperti itu, Yibo selalu ceria dan tidak pernah sedikit pun berkeluh kesah memperlihatkan kesedihannya. Sean tidak menyangka, ternyata di belakangnya Yibo bisa seperti ini.

"Yizhan~" gumam Yibo sembari mengelus layar itu. Isakannya belum berhenti.

Sean tidak sanggup lagi melihat adegan itu, ia langsung pergi dan berlari kembali masuk kedalam kamarnya.

"Tidak! Tidak! Jangan pedulikan itu, Yibo pasti akan melupakannya" Sean bergumam cepat, ia duduk meringkuk di atas kasurnya.

"Tidak aku tidak sejahat itu sampai membuat Yibo menangis, Xiao Zhan yang salah, Yibo pasti akan bahagia denganku" Sean menggigit kukunya, ia kini benar-benar khawatir jika yang ia takutkan memang terjadi.

Yaitu Yibo benar-benar pergi meninggalkannya.

"Aku harus membuat Yibo melupakan mereka" Sean tiba-tiba kembali bangkit, lalu keluar kamarnya dengan tergesa. Ia sepertinya akan kembali menghampiri Yibo yang ada di dapur.

Benar saja, Sean menghampiri Yibo, lalu dengan cepat ia merebut ponsel Yibo dan membantingnya dengan keras. Bahkan Yibo tak sempat menyadari sosok Sean datang menghampirinya.

Yibo tentu saja sangat terkejut, ia langsung bangkit dan menatap Sean yang terlihat menaik turunkan dadanya karena merasa sangat marah.

"LUPAKAN MEREKA BO! MEREKA HANYA SEBUAH KESALAHAN DI MASA LALUMU" Sean berteriak marah.

Yibo hanya terdiam. Namun ia mengepalkan tangannya dengan kuat, mencoba untuk menahan emosinya.

"K-kau tidak berhak membanting ponselku!" Yibo berseru dengan suara yang tertahan. Sebenarnya ia ingin berteriak sangat keras di depan Sean sekarang.

What Should We Do - Yizhan Ver [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang