Bab (30)

8.7K 1K 137
                                    

Yibo melihat Xiao Zhan yang pergi tanpa menengok lagi ke arahnya, mungkin si kelinci itu kali ini benar-benar marah padanya.

Kenapa sekarang Yibo selalu serba salah? Mengapa begitu sulit hanya untuk sekedar ingin mendekatinya saja.

"Mungkin dia benar-benar sudah membenciku, sangat!" gumam Yibo sedih.

"Dia pria yang kuat" tutur Ibu Wang yang kini sudah berada disamping anaknya, menatap jauh ke arah dimana Xiao Zhan menghilang.

Yibo yang sedikit terkejut sontak menengok ke arah ibunya, "ibu mengatakan apa sampai Xiao Zhan memutuskan pergi? Apa ibu tidak tahu betapa sulitnya aku untuk menemuinya!" Protes Yibo yang terlihat putus asa. Pasalnya Yibo tadi sudah sangat merasa senang bisa satu meja dengan Xiao Zhan. Tapi kedatangan Ibu Wang, justru malah membuat Xiao Zhan pergi dengan kata-kata yang tidak enak didengar.

"Ibu tidak mengatakan apa-apa" timpal Ibu Wang jujur.

"Tapi kenapa coba dia pergi dan mengatakan tidak mau bertemu lagi. Dia bilang ibu akan marah jika mengetahui kita bertemu" adu Yibo.

"Itu salahmu, mengapa menyalahkan ibu? Ibu tidak mengatakan apa-apa, sumpah!" Ibu Wang mengangkat tangan kanannya, "mungkin Xiao Zhan terlalu ketakutan, sehingga ia memutuskan pergi sesaat setelah melihat ibu" jelas Ibu Wang.

"Semua gara-gara ibu pokoknya!" Yibo ngambek seperti anak kecil.

"Bukankah kau mencintai pacarmu itu? Kenapa kau sekarang kalang kabut karena Xiao Zhan? Bukankah kau tidak menyukainya? Dan mengusirnya dari rumah? Sekarang siapa yang patut disalahkan?" Ibu Wang membalikan perkataan Yibo dengan tepat.

Yibo langsung cemberut, ia tidak lagi bisa berkata-kata lagi dan memutuskan untuk melangkah pergi kembali ke kantornya.

"Kenapa aku memiliki anak seperti dia" gerutu Ibu Wang yang ikut melangkah mengikuti anak singa nya itu. "Sebaiknya pulang saja" tiba-tiba Ibu Wang mengganti arah, karena ia rasa akan percuma mencoba berbicara dengan Yibo sekarang. Anak itu harus fokus pada pekerjaannya.

.

.

.

Ibu Wang kembali ke rumah Yibo karena ia tidak sadar jika meninggalkan ponselnya di rumah Yibo tadi.

"Kenapa bisa sampai lupa sih" ucapnya ketika Ibu Wang sudah berada di depan rumah Yibo, Ibu Wang masuk begitu saja karena kebetulan pintu tidak terkunci.

"Ah ibu" suara seseorang yang sepertinya sedikit terkejut dengan kedatangan Ibu Wang.

"Sean, mau kemana?" Tanya Ibu Wang yang melihat Sean sudah berpakaian rapi sekarang.

"Eum itu- mau keluar sebentar" Sean menjawab dengan sedikit ragu, karena ia tidak mungkin jujur akan pergi kemana.

"Jika kau tidak bisa bersikap baik, lebih baik kau tidak perlu tinggal disini" Ibu Wang tiba-tiba bersuara tegas.

"Ma-maksud ibu?" Sean tentu terkejut, dan merasa bingung mendengar perkataan Ibu Wang seperti itu. Karena yang Sean tahu dari Yibo jika kedua orang tua Yibo begitu menyukainya.

"Ibu ingin mempunyai menantu yang bisa mengurus dan menjaga Yibo dengan baik, bukan hanya mencintainya saja. Berhentilah bermain-main, kau sudah dewasa" jelas Ibu Wang yang melanjutkan langkahnya menuju ke dapur, karena sepertinya ponselnya tertinggal disana.

"Maaf bu, aku sudah berusaha keras. Tapi akhir-akhir ini Yibo menjadi tidak peduli padaku, bahkan setiap aku memasak dia tidak mau memakannya" adu Sean, raut wajahnya terlihat sedih dan menyesal.

"Sudah tanya padanya kenapa? Sudah tanya pada dirimu sendiri kenapa Yibo bisa seperti itu? Jika ada masalah jangan dibiarkan berlarut-larut. Kalian hanya akan menyakiti diri sendiri" Ibu Wang berhasil menemukan ponselnya, lalu kembali berjalan cepat menuju pintu depan.

What Should We Do - Yizhan Ver [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang