Bab (41)

12.5K 798 105
                                    

"Kau tidak boleh membuatnya menangis, kau tidak boleh membuatnya lelah. Kau tidak boleh sedikitpun membentaknya, jika dia terluka kau harus memproritaskan dia daripada pekerjaan. Kau jangan membuatnya kesepian, jika kalian bertengkar, mengalahlah dan meminta maaf terlebih dahulu, karena dengan mengalah kau tidak akan pernah kehilangannya. Jika dia mengatakan baik-baik saja, kau harus memeriksanya sampai kau mengetahui jika dia benar-benar baik-baik saja. Kau jangan-"

"Stop ayah!" Seru Xiao Zhan yang menghentikan sang ayah yang sedang menceramahi Yibo sedari tadi. Itu hanya sebagian perkataanya sebelum pembukaan panjang telah dia ucapkan sebelumnya.

"Ayah belum selesai Xiao Zhan" tegur sang ayah.

"Tapi telingaku sudah sakit, bagaimana kalau berdarah!" Lawan Xiao Zhan. Sedangkan Yibo hanya duduk merapatkan kakinya karena gugup dan takut.

"Xiao Zhan!" Seru ayah Xiao.

Xiao Zhan langsung cemberut, Yibo yang melihat itu langsung menggenggam tangan Xiao Zhan agar tidak kesal. "A-aku akan melakukan semuanya ayah, aku akan ingat terus perkataan ayah" ucap Yibo.

Ayah Xiao terlihat menghela nafas, "anakku memang patut dikhawatirkan, lihatlah prilakunya" ayah Xiao menyindir Xiao Zhan.

"Aku anak baik ayah bukan?" ucapnya yang kini berkata manis.

"Entahlah" ayah Xiao sepertinya merajuk.

"Ayah, aku hanya ingin ayah tidak khawatir. Ayah mengatakan itu semua apa sudah ayah tulis sebelumnya dan ayah hafal semuanya? Ayolah ayah kehidupanku aku yang menjalani, ayah hanya perlu merestui ku" rengek Xiao Zhan.

"Ayah harus menulis beribu aturan yang bisa kau tempel di rumahmu" jelas sang ayah.

"Kejam sekali" gerutu Xiao Zhan.

"Ayolah, jangan bertengkar. Kau harus ingat Yizhan pasti ingin tinggal bersama kedua orang tuanya" ujar ibu Xiao yang kini menghampiri mereka dan langsung membela sang anak.

"Apa kalian akan segera menikah?" Tanya Ayah Xiao tiba-tiba.

"Ya, aku ingin menikah tapi..." Xiao Zhan terlihat ragu dan melirik kearah Yibo.

"Aku tidak ingin orang-orang tahu, boleh kan?" Ucapnya lembut kepada Yibo.

Yibo membalas dengan senyuman, "terserah padamu" ucapnya.

Ayah dan ibu Xiao hanya bisa menyaksikan kedua orang yang tengah berpegangan tangan itu saling berbisik dan tersenyum.

"Sebutkan nama Xiao Zhan dengan jelas dalam janjimu, karena kali ini kau benar-benar menikahi Xiao Zhan bukan seperti kemarin" ayah Xiao membahas pernikahan yang lalu saat Xiao Zhan memang berdiri disana namun nama Sean yang tersemat dalam janjinya.

"Jadi ayah merestui kami bukan?" Todong Xiao Zhan.

"Ya" jawab ayah Xiao singkat.

Xiao Zhan yang senang langsung bangkit dan langsung menubruk ayahnya dengan sebuah pelukan.

"Ayah~" rengeknya dengan suara yang bergetar. Mungkinkah pria itu akan menangis?

"Karena Xiao Zhan bilang pada ayah, kalau Xiao Zhan akan bahagia" jawab ayah Xiao yang kini membalas pelukan anaknya.

Xiao Zhan semakin terharu, dia semakin menempel pada tubuh sang ayah seperti anak kecil.

"Aku bahagia Ayah, terimakasih" Xiao Zhan mempererat pelukannya. Xiao Zhan tahu ayahnya tidak akan sejahat itu, ayahnya hanya khawatir padanya dan itu membuat sosok pria tua ini sedikit keras pada Yibo.

"Ekhem ada ini?" Tanya seseorang dengan suara tak asing yang otomatis membuat semua orang menengok kearahnya.

"Sean?" Gumam Yibo refleks ketika maniknya menemukan seseorang yang amat ia kenali.

What Should We Do - Yizhan Ver [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang