[05]

3.7K 296 15
                                    

Mungkin ada salah logika?

🥯🥯🥯

Tania mengunci pintu kontrakan. Sebuah mobil menepi di pagar rumah gadis itu.

“My Tan.” Argiolah yang keluar dari mobil tersebut.

“Hai.”

Tania tersenyum manis menyambut kekasihnya yang pagi ini terlihat sangat tampan.

“Pagi, Gio,” ucap Tania mendekat kepada Argio.

“Pagi cantik,” balas Argio membuat kedua pipi Tania memerah. “Kita berangkat sekarang?” tanya Argio.

“Ayo.” Tania berjalan di samping Argio.

Secara gentle Argio membukan pintu penumpang depan untuk Tania. Hal ini disambut dengan hati bahagia oleh Tania. Tuhan, Tania sangat mencintai pria ini. Apa yang akan terjadi jika Argio mengetahui bahwa Tania telah menusuknya dari belakang? Tania sangat takut kehilangan Argio namun ia juga tidak mungkin jujur soal kejadian tempo hari. Tania berharap Lafila dan Aldy melupakan malam terkutuk itu.

Setibanya mereka di gedung Alendra Company, Argio segera turun lalu membukakan pintu untuk Tania.

“Jangan terlalu capek, my Tan,” ucap Argio.

“Siap. Bos,” jawab Tania.

“Aku balik, ya.” Argio melajukan mobilnya dengan mulus di jalan raya menuju Marcuss Hotel tempatnya bekerja.

“Waaah bahagia banget nih pagi ini?”

Tania mendengar sapaan dari meja resepsionis. Di balik meja panjang, seorang gadis dengan rambut disanggul rapi tersenyum mengejek Tania.

“Pagi, Memey,” balas Tania tak acuh.

“Yeah, sombong ya mentang-mentang habis dianter pangerannya,” ledek Memey.

“Aduh, udah ah.  Aku mau ke atas dulu, hampir telat ini.”

“Oke, Bu GM,” balas Memey membungkukkan badannya bersikap sopan yang dibuat-buat. Melihat kelakuan Memey,Tania menghadiahi sahabatnya itu tatapan mematikan.

Memey adalah teman pertama Tania di kantor ini. Sewaktu masih di bagian marketing, Memey satu-satunya teman yang dapat Tania percaya dan menerima dirinya tanpa melihat latar belakang diri Tania yang berasal dari panti. Kemudian Tania diangkat menjadi sekretaris presdir, Ben Alendra, dan Memey masih tetap di meja receptionist. Mereka tetap menjadi sahabat hingga Tania menduduki jabatan General Manager di perusahaan ini.

Awal kuliah dulu, Tania mendapatkan beasiswa dari perusahaan Aldy, Farely, yang Tania yakini bahwa uang pribadi Aldy-lah yang digunakan untuk membiayainya. Tania merasa berat karena terlalu banyak membebani Aldy yang juga menjadi donatur terbesar di Panti Asuhan Melayu. Akhirnya Tania mengajukan program beasiswa ke perusahaan milik Ben. Lalu setamat Tania kuliah, perusahaan Ben Alendra merekrut Tania.

“Pagi, Pak.”

Tania berpapasan dengan Ben Alendra ketika berjalan menuju lift karyawan, sedangkan Ben ke arah lift khusus petinggi perusahaan. Bapak presdir itu mengangguk lalu tersenyum hangat. Tania merasa tenang melihat senyuman itu. Senyum seorang ayah yang tidak pernah Tania miliki. Di kantor Ben sangat profesional terhadap karyawannya. Namun di luar kantor Ben menjadi sosok bapak yang hangat dan baik kepada Tania. 

***

Tania segera turun menuju loby untuk menemui Memey dan mengajak gadis cantik itu makan siang.

Hino (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang