"Dek, ke kampus jalan sama Mas atau dijemput Victor?" Kata Saka, setengah berteriak dari arah ruang makan.
"Adek nebeng Mas Saka dong. Victor telat bangun." Jawab Ayana sambil berjalan menuju ruang makan.
Ayana dengan sigap membantu Saka menyiapkan sarapan keduanya.
"Susu atau jus?"
"Mas lagi pengen susu deh hari ini." Jawab Saka sambil mengoleskan selai strawberry di atas roti miliknya, dan selai cokelat untuk Ayana.
Keduanya kini duduk di kursi masing-masing dan mulai menyantap sarapan mereka.
"Gimana kuliahnya?"
"Yah gitu deh mas. Masih penyesuaian. Namanya juga baru sebulan kuliahnya."
"Inget, belajar yang rajin. Jangan pacaran mulu. Baru juga sebulan kuliah, udah dapet aja."
"Cewe cantik mah gampang nyari pacar. Emangnya Mas Saka, jomblo dari lahir."
Saka yang mendengar itu langsung mencubit pipi Ayana.
"Aw!!! Sakit tau mas." Jerit Ayana.
Saka hanya tersenyum dan bangkit dari kursinya, lalu mengambil jas dan mengenakannya.
Cup.
Saka mencium pipi Ayana yang tadi dicubitnya.
Anaya yang awalnya kesal, kini kembali tersenyum.
"Yuk jalan, nanti kesiangan." Ajak Saka.
Ayana menhabiskan susu yang ada di gelasnya dan segera menyusul Saka yang sudah mendahului ke mobil.
Sebenarnya di rumah ini mereka juga dibantu oleh asisten rumah tangga, tapi karena keduanya terbiasa hidup mandiri, jadi mereka akan melakukan apa yang mereka bisa lakukan.
Saka segera menyalakan mesin mobilnya dan Ayana juga sudah duduk di sebelah Saka sambil memasang sabuk pengaman.
Ayana hendak menyalakan musik di radio, tapi sebelum ia sempat melakukannya, tangan Saka menahan pergelangan Ayana.
Saka menatap tajam Ayana sambil menggelengkan kepalanya.
"Sekali aja Mas..."
Saka kembali menggelengkan kepalanya.
Ayana mengalah dan mengurungkan niatnya.
Mobil berjalan perlahan meninggalkan garasi rumah bernuansa cokelat itu.
Suasana di dalam mobil menjadi canggung karena kejadian tadi.
Drrrtt...drrrtt...
Notifikasi pesan masuk muncul di hp Ayana.
"Victor?"
"Iya..." Jawab Ayana dengan senyum yang mengembang di wajahnya.
"Astaga Mas..."
"Kenapa? Ada yang ketinggalan"
Anaya mengangguk dengan wajah panik.
"Adek lupa bawa hoodie nya Victor. Duh, pasti dia marah deh."
"Dek ini kalau balik lagi, Mas bisa kesiangan. Coba chat si Makmur, suruh mampir ke rumah ambil hoodienya."
"Ah iya coba adek chat Max deh."
Tanpa terasa, kini mobil Saka sudah sampai di parkiran fakultas Ayana.Ayana bergegas melepaskan sabuk pengamannya.
"Mas, adek kuliah dulu ya."
"Belajar yang rajin, jangan pacaran mulu. Pulang jam berapa?"
"Belum pasti nih Mas, kayanya mau kumpul dulu sama anak-anak. Nanti aku pulang sama Victor aja."
"Oke, ketemu nanti di rumah ya."
Ayana mencium pipi Saka, kemudian bergegas turun dari mobil.
---
"Hai babe." Sapa Ayana begitu melihat Victor yang sedang menunggunya di sebuah meja yang ada di kantin.
Victor tersenyum melihat Ayana.
"Hoodienya?"
Ayana tersenyum kecut.
"I'm sorry. Tapi, nanti Max bakal ambilin kok. Paling 10 menit lagi dia nyampe."
Victor menghela nafas. Rahangnya mengeras.
"Kamu tuh kebiasaan banget deh bikin aku emosi pagi-pagi. Untung lagi banyak orang."
"Maaf, aku tuh bener-bener kelupaan. Maafin aku ya?"
Ayana meraih tangan Victor dan menatap mata Victor.
"Okey, ini terakhir kali ya."
Ayana mengangguk penuh penyesalan.
Victor bangkit dari duduknya dalam diam.
Ia melirik ke sekitarnya dan mendapati semua mata menuju ke arah mereka.
Victor menggandeng tangan Anaya kemudian ekspresi wajahnya berubah seketika.
"Kelas yuk?" Ajak nya sambil tersenyum manis ke arah Ayana.
Mereka kemudian berjalan meninggalkan kantin, diiringi bisikan-bisikan dari mahasiswa lain yang iri melihat kejadian romantis itu.
Sementara itu, rupanya ada seseorang yang mendengar ucapan emosi Victor pada Ayana.
Lelaki itu hanya diam dan tidak mau ambil pusing atas kejadian itu.
***
Masih kaku banget karena sudah lama gak nulis di wattpad.Semoga suka ya hehehhe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fallin' Flower | Seventeen Hip Hop Unit AU
FanfictionAyana selama ini terjebak dalam toxic relationship dengan Victor. Berulang kali ia disakiti, tapi ia akan selalu luluh dengan semua janji-janji Victor. Selain itu, Ayana juga harus menghadapi Kakaknya, Saka, yang selama ini selalu melarang Ayana unt...