Bag1-mayat hidup

323 28 3
                                    

Seorang wanita terbangun dari komanya, dilihat banyak sekali selang selang kecil yang menempel ditubuhnya, ia pun mencabut Ventilator yang ia kenakan untuk membantu nafasnya yang sempat terhenti. Ia mengingat kejadian yang menimpanya 1 minggu yang lalu.

...

"Bolehkah aku ikut ?" Ujar gadis berusia 15 tahun.

"Tidak, pulanglah aku tidak mau repot" jawab pria itu.

"Tapi, aku tidak tahu jalan" rajuk dia.

"Bagaimana aku bisa memburu iblis itu? Sedangkan aku juga harus menjagamu! Aku sudah lelah dengan panggilan kriminal kelas kakap!" Bentaknya.

"Kalau begitu, kau fokus saja berburu iblis, aku bisa menjaga sendiri"

"Bagaimana bisa, aku adalah mayat hidup, sedangkan kamu hanya manusi..a" pria itu melihat dia dimakan oleh iblis besar, dan iblis itu tersenyum padanya dan membuang tubuh bagian kepala gadis itu "sudah aku bilang namun kau keras kepala" pria itu menyerang iblis yang memakan gadis itu, dan membawa kepala gadis itu kerumah sakit.

Senin - jum'at sebelumnya.

Dia duduk ditempat yang diketahui depan pintu gerbang kematian, dia sendiri, tidak ada yang menemani saat itu, lalu seseorang yang mengenakan baju putih kucal layaknya seorang budak, duduk disebelah gadis itu dengan membawa buku.

"Mikasa Ackerman, benar bukan begitu?" Tanya wanita itu.

"Ya itu saya, dan siapa kamu?"

"Namaku adalah Ymir Frizz, aku adalah mautmu, aku selalu mengikutimu kemana kamu pergi, termasuk saat kau dimakan iblis itu, karena takdir kematianmu sudah ditulis oleh tuhan" ucapnya dingin.

"Eh? Ah ternyata benar aku sudah mati" Mikasa meneteskan air matanya.

"Ya kau mati dalam kurun waktu 5 hari, tapi ini belum saatnya kau mati, Mikasa"

"Eh maksudnya apa?"

"Kau-" wanita itu mendongkakkan kepalanya "-Masih harus mengorbankan nyawamu demi umat manusia" wanita itu menatap Mikasa.

Saat ia menatap wajah wanita itu, ia terjatuh ketanah, seketika tanah itu terbelah menjadi jurang, Mikasa terjatuh kejurang itu, dari bawah ada seorang pria yang mengulurkan tangannya, Mikasa meraih tangan itu dan sinar putih datang dihadapannya, dia memejamkan matanya secara perlahan.

...

"Kau sudah bangun?" Tanya seorang wanita bermata ungu.

"Siapa kau? Dan dimana aku?" Tanya Mikasa.

"Aku Kocho Shinobu" wanita itu memeriksa jantung Mikasa.

"Dimana aku? Dan kenapa ada Ventilator ?"

"Kau kini menjadi iblis dengan kategori mayat hidup, kau diwajibkan untuk berburu iblis abnormal" jawabnya.

"Tidak mungkin, aku harus pu-" Mikasa beranjak dari kasur, namun Shinobu menahan tangannya.

"Jangan sampai kau menginjakkan kaki dilantai, Ackerman"

"Ada apa?"

"Kondisimu lemah, jika kau menginjak lantai ini maka kau akan terbakar!" Jawabnya.

"Kenapa bisa? Maksudku itu kan tidak masuk dalam logika!"

"Ya bisa dibilang begitu, tapi kau tahu kan iblis dan manusia itu berbeda! Dan lantai ini didesain langsung oleh atasan agar pasien tidak kabur selama dalam penanganan dokter!" Jawabnya.

"Mustahil, aku tidak percaya!"

Shinobu mengambil potongan kaki iblis, dan dijatuhkan kelantai. Seketika kaki itu terbakar dengan api yang besar, lalu memadam secara perlahan.

"Kau lihat? Kaki itu tidak bernyawa tapi terbakar, mungkin jika kau yang menginjak lantainya, kau pun akan terbakar namun apinya tidak besar!"

Mikasa meneguk air liurnya sendiri dia tidak percaya dengan apa yang dia lihat.

"T-tapi aku harus menemui orangtuaku?!" Bentak Mikasa.

"Lupakan orangtuamu, mungkin dia tidak akan menerimamu sebagai anak lagi, karena kita dimata manusia adalah iblis yang tidak memiliki hati!" Ujar seseorang berambut coklat pasir.

"Ara ara, Sougo kau tidak boleh seperti itu pada dia" Shinobu tersenyum pada Sougo.

"Memang kenapa? Apa aku salah? Aku rasa orangtuamu ah aku salah orang tua kita semua memang seperti itu kan? Membuang kita layaknya sampah rumah tangga!" Sougo melipat tangannya didadanya.

"Tidak, orangtuaku tidak seperti itu! Aku percaya mereka pasti menerimaku apa adanya!" Bentak Mikasa.

"Terserah, aku hanya berbicara apa adanya dan sesuai fakta kita semua yang dihidupkan kembali sebagai mayat hidup"

"Jangan dengarkan dia, percayakan semuanya pada hatimu" ujar Shinobu.

"Kenapa? Kenapa aku seperti ini? Lebih baik aku mati dari pada aku dibuang oleh orangtuaku"

"Terima kenyataannya Mikasa, kami semua juga seperti kamu"

"Kenapa aku disini? Siapa yang membawa tubuhku ini?"

"Orangtuamu, ya orangtuamu yang menyerahkan jasadmu pada kami!" Jawab Sougo.

"Kau" amarah Mikasa memuncak, dia ingin memukul wajah Sougo yang menyebalkan itu.

"Coba saja turun dari kasur itu jika kau masih mau hidup" Sougo tersenyum licik.

"Setelah ku sembuh, akan aku cabik cabik mulutmu itu, Shitty man!" Bentak Mikasa.

"Ya akan aku tunggu" Sougo pergi meninggalkan kamar Mikasa.

"Hey kemari pria brengsekk, aku belum selesaii!" Teriak Mikasa.

"Ah maafkan dia ya, dia memang seperti itu" Shinobu tersenyum lembut pada Mikasa.

"I-iya tidak apa" ... 'kenapa wajahnya selalu tersenyum seperti itu? Menyeramkan memang tidak ada lagi ekspresi yang lain gitu?' ujarnya dalam hati.

"Mungkin kau akan pulih besok, jadi bersiaplah untuk bertemu dengan semuanya"

"Apa yang harus aku lakukan besok?"

"Tidak perlu, kau hanya perlu memperkenalkan dirimu saja"

"Eh, hanya itu?"

"Ya nanti kau akan diberikan pelatihan kekuatan oleh orang itu, jadi semangat yaa"

"Orang itu? Siapa orang itu?"

"Rahasia, kau akan mengetahuinya besok😉" Shinobu meninggalkan Mikasa.

"H-hey, tunggu dulu jangan tinggalkan aku!!" Teriak Mikasa namun dihiraukan oleh Shinobu.

Mikasa tidak tahu mau apa lagi sama kaya authornya, gabut mau nambahin cerita tp apa lagi dan akhirnya curhat dicerita, eh ko jadi curhat sih, kembali ke Mikasa...

Mikasa bosan, ia tidak tahu mau bagaimana lagi, dia tidak bisa keluar dari kamar, jangankan dari kamar, turun dari kasur aja sudah mati. dia lapar, lalu dia melihat makanan, saat sedang mengambil makanannya, tangannya tergores sesuatu yang tajam entah apa itu, dia melihat lukanya, seketika dia terkejut bahwa darahnya menguap dan menghilang, lukanya juga perlahan sembuh
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Maafin banget, author jadi telat pub. Soalnya author sibuk jadi ga sempat pub. Ya maapin author, kedepannya author bakalan rajin update, jangan lupa VOTE AND COMMENT okey, jangan baca ajaa da gratis.

Partner In CrimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang