Disinilah mingyu dan wonwoo, duduk di taman kota dengan masih mengenakan seragam sekolah sambil meminum jus jeruk yang mingyu traktir. Keduanya masih sama-sama diam, bahkan mingyu pun yang mengajak wonwoo belum mau membuka mulutnya. Ya,, selama 10 menit mereka duduk bersama, selama itu pula tidak ada yang ingin membuka obrolan.
"Jika memang tidak ada maksud penting, lebih baik aku pulang sekarang", ujar wonwoo akhirnya. "Aku pikir aku tidak perlu menjelaskan secara detail bukan. Jangan pura-pura menjadi amnesia hyung", jawab mingyu.
Wonwoo menatap mingyu jengah, "tidak ada yang harus dijelaskan", ujar wonwoo lalu memulai berdiri meninggalkan mingyu. Sebelum hal itu terjadi, mingyu dengan cepat mencengkram pergelangan wonwoo dengan erat, menatapnya dingin seraya mendekatinya.
"Selama kau tidak memberikan alasan yang masuk akal, maka aku akan terus kembali", ujar mingyu lalu melepaskan cengkramannya dan meninggalkan wonwoo yang diam mematung.
.
Jeonghan memperbaiki pakaiannya di depan wastafel kamar mandi, mencuci tangan dan wajahnya yang kotor karna perbuatan tak senonoh yang baru saja dia lakukan. Pria yang merupakan pelaku dari permainan mereka barusan keluar dari bilik kamar mandi, tersenyum menatap jeonghan. Pria tersebut memeluk jeonghan dari belakang, mencium tengkuknya. Jeonghan hanya diam, tidak peduli.
"Weekend besok ayo kita keluar, temani aku", ujar pria tersebut.
"Persyaratan kita tidak saat weekend ssaem", ujar jeonghan.
"aku akan membayarmu lebih", tawar pria tersebut yang ternyata adalah guru dari jeonghan.
"Tidak, terima kasih. Aku harus pergi ssaem, terima kasih", ujar jeonghan lalu membuka kunci kamar mandi yang tadi dikunci dari dalam.
.
19.00 PM
Dokyeom sedang makan di meja makan bersama keluarganya.
"bagaimana sekolahmu hari ini nak?", tanya ibu dokyeom.
"hmm,, biasa saja, membosankan, gurunya galak, tapi,,,,", ujar dokyeom dengan ekspresi genit.
Ibu dan ayahnya bingung menatap dokyeom.
"perempuan disana cantik-cantik", ujar dokyeom sambil tertawa.
Ayahnya tertawa berbeda dengan ibunya yang menghembuskan nafas lalu makan melanjutkan makan.
"kau benar-benar anakku", ujar ayahnya.
.
Pukul 07.00 pagi, siswa siswi sekolah N1 memadati sekolah. Para siswa mulai masuk ke kelas masing-masing atau berkeliyaran kesana kemari sambil menunggu bel masuk berbunyi. Bel masuk baru berbunyi 15 menit lagi, itulah kenapa joshua memutuskan untuk berada di kantin sambil membaca buku dan menghabiskan sandwich yang tidak sempat dia makan di rumah.
"kami mencarimu dari tadi", seseorang mengagetkan joshua. Orang tersebut taeyong bersama satu temannya lagi seulgi.
"kenapa, merindukanku eoh?", ujar joshua.
"cih,, jangan harap", sarkas seulgi.
Joshua tertawa, "Ngomong-ngomong, kenapa mencariku?", tanyanya.
"seulgi yang mencarimu. aku hanya menemaninya karna tidak ada kerjaan", ujar taeyong lalu mengambil sandwich milik joshua memotongnya menjadi dua untuk satunya dia makan.
"woozi bilang dia tidak bisa hadir latihan ekskul sore ini. Katanya ibunya sakit, jadi dia memberikan tugas mengatur anak-anak baru nanti. Masalahnya, dia juga memberikan tugas kita untuk menata ruangan, sedangkan ruangan kita sekarang sedang berantakan akibat latihan minggu lalu dan tidak ada yang menyentuh ruangan lagi untuk membersihkan. Lebih sial, kita hanya berdua karna anak-anak lain baru bisa keluar kelas setengah 4 dan setengah 4 latihan sudah dimulai", ucap seulgi panjang lebar sambil kesal.
Joshua mengangguk paham, "tenang kelas dance baru dimulai minggu depan. Jadi kita bisa menggunakan jasa taeyong untuk membantu membersihkan kelas. toh dia juga tidak ada kerjaan jika sampai rumah nanti", ujar joshua.
Taeyong yang mendengar itupun tersedak lalu marah-marah, "hah, apa-apaan hey,,", ujarnya terpotong karna tangan seulgi menutup mulutnya, "ide bagus". Pada akhirnya taeyong hanya pasrah.
.
Dokyeom memasuki ruang kelasnya, menemukan tas minghao di bangkunya namun tidak menemukan orangnya, 'huh, dia sudah datang? dimana dia?' batin dokyeom.
Dokyeom mendudukkan dirinya di bangku, lalu memasang headseat di telinganya . Hingga bel berbunyi, dokyeom masih belum melihat minghao masuk ke dalam kelas. Bahkan, ketika gurunya masuk lima menit setelah bel berbunyi, belum jga terlihat tanda-tanda minghao.
Dokyeom sedikit cemas sebenarnya, hari ini merupakan pelajaran sains dan sialnya guru ini merupakan wali kelasnya yang sangat galak. Kenapa dokyeom bisa menyimpulkan seperti itu? Tentu saja saat hari pertama pertemuan mereka dengan wali kelas.Baru 15 menit kemudian minghao masuk ke kelas meminta maaf. Seperti yang diduga, guru tersebut marah, menegurnya dengan keras selama 5 menit baru minghao bisa duduk. Dokyeom sedikit merasa aneh pada minghao, karna dirinya benar-benar sangat berkeringat. Memang dari mana dia? Apakah dia sangat gugup karna terlambat? Benar-benar terlihat seperti sehabis maraton.
"Kau dari mana saja?", Tanya dokyeom berbisik saat minghao sudah duduk.
"Sakit perut", jawab minghao tanpa menoleh, lalu dijawab 'oh' ria dokyeom..
'Hyung,, kau berjanji akan terus bersamaku kan?'
'Tentu saja,, hyung berjanji'Wonwoo ingat dan dia tidak akan lupa akan janjinya. Bagi wonwoo, janji adalah hal yang wajib dilaksanakan. Itulah kenapa selama hidupnya, ketika wonwoo sudah berjanji maka saat itu juga apapun situasinya dia akan menepatinya. Namun sayang, wonwoo melanggarnya. Melanggar janjinya untuk yang pertama kalinya. Tapi wonwoo punya alasan untuk itu. Ya,, dia mempunyai alasannya.
Ctak
Suara lemparan spidol mengenai kepalanya."Wonwoo,, jika kau masih melamun lebih baik keluarlah", ujar guru wonwoo menegur wonwoo.
"Maaf ssaem", sesal wonwoo lalu memberikan spidol tersebut kepada gurunya dan kembali duduk untuk fokus ke pelajaran.
.
Minghao dan dokyeom sekarang berada di kantin, menyantap makanan disana. Sekarang sudah jam istirahat, tentu saja hal terbaik untuk menikmati dengan menyantap selahap mungkin makanan yang tersedia di kantin. Tiga jam menghabiskan waktu untuk berpikir benar-benar menguras tenaga. Dokyeom sangat fokus melahap makanannya, berbeda dengan minghao yang terlihat sibuk dengan ponselnya dan melupakan makanannya.
"Apa sih yang sedang kau lihat, hingga rela menganggurkan makananmu?", Ujar dokyeom.
"Bukan apa-apa, hanya membalas beberapa pesan", jawab minghao tanpa menoleh.
Dokyeom menganggukkan kepalanya paham, lalu kembali fokus pada makannya hingga, "hey itu dia, itu bidadarinya", ujar dokyeom berbisik heboh tiba-tiba.
Minghao menatap dokyeom bingung.
"Aishhh itu, arah jam 9. Bidadari yang aku maksud kemarin", ujar dokyeom.
Minghao menatap ke arah yang dokyeom maksud.
"Aahhhh", tanya minghao lalu kembali fokus pada handphonenya.
"Bagaimana cantikkan? Iyakan?", Jawab dokyeom antusias.
"Lumayan", jawab minghao.
Dokyeom lalu menatap perempuan tersebut yang duduk di mejanya dan bersenda gurau dengan temannya-temannya.
"Kira-kira, siapa ya namanya?", Kata dokyeom.
"Arin", jawab minghao.
"Huh", dokyeom bingung.
"Namanya Arin. Dari kelas 10D. Dia sepupuku", ujar minghao masih fokus dengan handphonenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAN WE BE TOGETHER??
FanfictionJika hidup adalah pilihan, lalu, apakah pilihan tersebut dapat kita lakukan? Walaupun pilihan tersebut tidak sesuai seperti apa yang kau, mereka harapkan? Tapi jika pilihanmu sama seperti apa yang aku pilih, apakah kau bersedia berjuang bersama? At...