Part kali ini mengandung unsur dewasa. Bagi yang msh dibawah umur atau tidak suka bisa di skip.
Terima kasih🙏🙏Mingyu dan wonwoo masih di posisi yang sama, saling menatap dalam diam. Wonwoo cukup terkejut ketika bocah ini ada di depan bilik toilet yang dia tempati. Bagaimana dia bisa tau? Seingatnya bocah ini masih mengobrol asyik dengan temannya tadi di kantin. Ya, wonwoo tau mingyu ada disana.
"Istirahat akan berakhir dalam lima menit, katakan apa yang ingin kau katakan", ujar wonwoo dingin.
Terlihat kilatan marah dari mata mingyu, sejujurnya wonwoo sedikit takut jika berada dalam situasi sekarang dengan mingyu.
Mingyu mendorong wonwoo masuk ke bilik toilet yang tadi wonwoo pakai, menguncinya dari dalam. Wonwoo sedikit terkejut, ketika dirinya akan protes mingyu menciumnya dengan brutal. Tangan kanannya mengangkat kedua tangan wonwoo sampai keatas, sedangkan tangan kirinya mulai memasuki kemejanya dan membelai punggungnya. Wonwoo bergerak gelisah, memberontak. Dia ingin menendang mingyu namun sayang mingyu juga mengunci kakinya dengan merapatkan kakinya pada kaki wonwoo. Wonwoo semakin gelisah, mingyu makin gencar dengan aksinya. Ciuman mingyu turun hingga ke leher, menjilatinya.
"Mingyu jangan kumohon,,", ujar wonwoo menahan desahannya.
Mingyu kembali menatap wonwoo, membelai wajahnya lembut dengan tangan kirinya yang tadi dia gunakan untuk menggrayanginya, lalu kembali menciumnya, memainkan lidahnya di dalam mulut wonwoo.
Wonwoo sendiri pada akhirnya pasrah, dia sadar semakin memberontak, semakin mingyu menjadi. Dia hanya berharap toilet ini sepi. Tidak lama bel sekolah berbunyi, mingyu melepaskan ciumannya terpaksa, nampak kelegaan di wajah wonwoo. Ketika wonwoo menatap mingyu, dirinya kembali di buat takut dan gugup. Mingyu mendekatkan hidungnya ke hidung wonwoo, menatapnya kembali dengan tatapan seperti, 'aku harus membunuhmu'.
"Kita bertemu setelah jam sekolah selesai di depan gerbang. Jika kau tidak datang, kau akan tau akibatnya", ujar mingyu datar lalu keluar meninggalkan wonwoo.
Wonwoo bernafas berat, tubuhnya seketika kaku. Namun dia harus buru-buru merapikan penampilannya, memasukkan kemejanya kembali dalam celana dan membenarkan kacamatanya dengan benar dan segera melenggang pergi ke kelasnya.Salah satu bilik toilet terbuka, memperlihatkan seungcheol dengan ekspresi datarnya. kenapa seungcheol sangat lama berada dalam bilik toilet? ternyata dia sedang menyendiri disana untuk tidur hingga terganggu dengan desahan bilik di sebelahnya.
Seungcheol membasuh mukanya di wastafel, lalu melenggang pergi menuju kelasnya.
.
Dokyeom berjalan santai menuju kelasnya sendirian. Dia berjalan sambil bergumam dan melihat ke lapangan dimana siswa-siswa lainnya yang terburu-buru menuju kelas masing-masing.
Bruk
"Ah maaf", ujar dokyeom sambil membantu mengambil buku dari orang tersebut yang terjatuh di lantai.
"Tidak apa-apa", ujarnya.
Dokyeom memberikan buku tersebut pada perempuan di depannya. Seketika dirinya kaku.
'astaga, bidadari dari mana ini', batin dokyeom.
Perempuan tersebut pamit sambil tersenyum, meninggalkan dokyeom yang termenung.Dokyeom kembali melanjutkan jalannya sambil senyum-senyum.
Ketika sampai di kelasnya, dia sudah melihat minghao duduk sambil bermain hp. Dokyeom lalu duduk dan manatap minghao seperti, 'aku ingin cerita sesuatu'.Minghao yang merasa dokyeom sangat aneh lalu mulai bertanya padanya, "kau baik-baik saja?",
Dokyeom menyengir, "aku baru saja bertabrakan dengan perempuan yang sangat cantik tadi", ujar dokyeom lalu mengambil buku di tasnya sambil bersenandung.
Minghao menggelengkan kepalanya heran, "jangan lupa pulang sekolah nanti kita ke papan pengumuman, untuk mengecek jadwal ekskul", ujar minghao dan dijawab dokyeom dengan mengacungkan jempol. Lalu beberapa menit kemudian guru pun masuk untuk memberikan materi..
Joshua sedang menyimak penjelasan guru matematikanya dengan sangat fokus. Suasana kelasnya pun menjadi sangat hening, hanya ada suara penjelasan dari gurunya yang dingin dan tegas. Sejujurnya joshua sangat penat dengan pelajaran matematika. Tapi sayang joshua bukan siswa bernyali nakal yang berani membuat alasan untuk ijin ke UKS karna sakit. Ya, dia benar-benar menjaga martabatnya sebagai siswa teladan, walaupun dalam hati, dia sendiri juga malas berada di situasi seperti sekarang ini.
Joshua meregangkan sedikit jari-jarinya karna pegal terus menulis apa yang di ajarkan gurunya, namun matanya masih fokus ke gurunya yang sedang menjelaskan.
"Josh, kepalaku benar-benar pusing sekarang", ujar teman sebangkunya taeyong.
Joshua menoleh, "kau sakit?", Tanya Joshua.
"Lebih tepatnya muak karna pelajaran ini sangat lama", ujar taeyong.
Joshua terkekeh pelan sambil menggelengkan kepala.
"Sabar satu jam lagi semua akan berakhir", ujar joshua sambil berbisik..
Jam sudah menunjukkan pukul 15.00. Seluruh siswa mulai berhamburan keluar kelas, Mingyu terburu-buru berjalan untuk sampai di gerbang sekolah, menunggu kedatangan wonwoo disana. Kali saja wonwoo ingin kabur, maka mingyu bisa mencegahnya.
15 menit lamanya mingyu menunggu, mengedarkan pandangannya melihat para siswa-siswa mulai berhamburan. Matanya benar-benar sangat awas memperhatikan, namun sampai waktu menunjukkan 15.30 dan para siswa mulai tidak terlihat, mingyu juga belum menemukan keberadaan wonwoo. Mingyu merasa bahwa dia sudah cukup teliti. Mingyu lalu mencoba masuk kedalam sekolah lagi, siapa tau wonwoo memang belum keluar, hingga dia melihat gerombolan siswa-siswi berdiri di depan pintu pengumuman. Benar, mingyu lupa dia harus melihat jadwal untuk jam ekskul. Mingyu lalu bergabung dengan kerumunan tersebut dan mulai mencari nama ekskulnya, cukup mudah bagi mingyu melihat papan pengumuman itu, tubuhnya tinggi, matanya masih sehat.
Ekstrakulikuler Band/Jumat/15.30
Setelah mingyu mendapatkan jadwalnya dia lalu memisahkan diri dan mulai mencari-cari keberadaan wonwoo. Mingyu menelusuri setiap sudut kelasnya dari barisan kelas siswa baru-sampai senior bahkan hingga depan ruang kepengurusan. Mingyu mengumpat dalam hati, 'sial dia kabur'.
Mingyu berjalan dengan ekspresi suram menahan segala emosinya. Namun dia terkejut, ketika melihat wonwoo berada di depan gerbang menyenderkan dirinya sambil meletakkan tangannya ke dalam saku, menatap kakinya sendiri. Senyum mingyu sedikit merekah, dia menghampiri wonwoo.
Wonwoo mengangkat kepalanya ketika melihat bayangan didepannya, menatapnya dengan datar, yang ditatap tersenyum hangat.
"ayoo", ujar mingyu. Wonwoo lalu berjalan mengekori mingyu dari belakang.
.
"ahh,,,,", suara berat menghiasi kamar mandi sekolah tersebut. Pria yang mendesah sedang duduk di atas closet sambil tangannya memegang kepala pria lain dibawahnya yang sedang memainkan kelaminnya dengan mulutnya.
"Lanjutkan jeonghan-na, teruskan, hisap lebih dalam", ujar pria tersebut.
Jeonghan hanya pasrah memainkan perannya sekarang, memberikan kenikmatan pada si peminta yang mendesah keenakan. Kegiatannya terputus ketika, pria tersebut mengangkat kepala, menciumnya dengan brutal, lalu menyuruh jeonghan berdiri, melepaskan celananya sembari memberi kecupan pada area sensitif jeonghan.
Pria tersebut lalu memainkan kelamin jeonghan agar dirinya sama-sama berada dalam kenikmatan, Jeonghan memeras bahu pria tersebut ketika dirinya mulai hard. Tanpa aba-aba, pria tersebut lalu menarik jeonghan untuk duduk di pangkuannya, memasukkan **n** ke dalam lubang jeonghan.
Jeonghan menjerit tertahan, menahan dirinya untuk tidak memeluk leher pria didepannya.
"Kenapa sayang,, huh,, kenapa,, lampiaskan semuanya", ujar pria tersebut sambil menyodokkan dirinya lebih dalam pada jeonghan. Jeonghan masih dengan posisi sama, dia hanya memegang erat bahu pria tersebut sambil menutup mata menghadap keatas. Namun pada akhirnya, pertahanan jeonghan pun runtuh ketika pria tersebut dengan kasar menyodokkan dirinya, yang membuat jeonghan memeluk pria tersebut dengan erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAN WE BE TOGETHER??
FanfictionJika hidup adalah pilihan, lalu, apakah pilihan tersebut dapat kita lakukan? Walaupun pilihan tersebut tidak sesuai seperti apa yang kau, mereka harapkan? Tapi jika pilihanmu sama seperti apa yang aku pilih, apakah kau bersedia berjuang bersama? At...