.
.
Deburan ombak menyapu pasir putih yang terhampar
Suara burung camar bersahutan menghasilkan nyanyian yang menghiasi semesta
Kini dua anak manusia itu larut dalam dunianya sendiriKeduanya saling menautkan jemari, berlari sambil tertawa lepas ketika ombak kecil datang menerpanya
Setelah puas berlarian disekitar bibir pantai, mereka menepi dan berteduh dibawah pohon kelapa, keduanya saling mengukir senyum, saling menatap tanpa mengeluarkan sepatah kata dari mulut keduanya
Mun Yeong mendekat, menyandarkan kepalanya pada tempat favoritnya kala sedih maupun gembira sejak setahun terakhir, yaitu bahu Hyun Su
Sedangkan Hyun Su merangkulnya, menransfer kehangatan dari tubuhnya lewat sentuhan tangan dan mengeratkan rengkuhannya, sore itu angin pantai yang menjadi saksi betapa bahagianya kedua insan tersebut
Hari itu merupakan hari hari bahagia seperti biasanya
Ya..
Mereka sangat bahagia
Namun mereka tak pernah tau apa yang akan terjadi beberapa jam kemudianTerkadang semesta memang sesekali suka bercanda
Lihatlah..
Kini Mun Yeong duduk tergugu dalam tangis, padahal beberapa jam yang lalu hanya tawa yang keluar dari bibir mungilnya, namun setelah ibunya mengeluarkan beberapa patah kata
Seketika semestanya hancur, yang tadinya dipenuhi tawa, kini berbalik menjadi duka..
Padahal selama ini Mun Yeong sudah mengikuti apapun perkataannya, Mun Yeong sudah menjadi 'boneka' sejak kecil, bahkan ia selalu dipaksa melakukan apapun yang tak ia sukai
Berlenggak lenggok di catwalk, tersenyum paksa saat puluhan flash kamera menimpanya, memakai berbagai macam baju dan make up yang sebenarnya tak ia suka
Apakah belum cukup?
Apakah dengan menjadi 'boneka' mereka selama belasan tahun ini tidak cukup memuaskan hati mereka?
Ingin tau apa yang dikatakan oleh Ibu Mun Yeong?
Pernikahan.
Mau tak mau Mun Yeong harus mau menikahinya
Hal sakral yang seharusnya tak ada paksaan dalam melakukannya
Alih alih mencintainya
Bahkan Mun Yeong tak pernah bersua dengan lelaki pilihan ibunya
Dering telepon yang berbunyi membuyarkan tangisnya
"Ayo bertemu"
Ujar Mun Yeong pada seseorang di ujung telepon yang tak lain adalah Hyun Su
Rintik rintik kecil dari langit itu turun membasuh bumi, bau petricor menguar kuat menusuk hidung
Bahkan semesta seolah menyoraki kesedihannya
KAMU SEDANG MEMBACA
SAFETY PIN
Romance"Tugasmu hanyalah menahanku ketika meledak, dan jangan berharap apapun!"