Tepat ketika alarm di atas meja berbunyi, Adel mengerjapkan mata dan melihat laptopnya masih terbuka. Ia mencari ponselnya, dan mendapati satu panggilan tidak terjawab dari Gatari. Namun, Adel mengabaikan itu. Toh mereka akan bertemu di sekolah nanti. Maka ia bergegas ke kamar mandi dan bersiap-siap. Adel tidak ingin telat di hari pertama kelas intensif.
Pagi ini sebelum prosesi belajar-mengajar dimulai, ia harus berkumpul di aula bersama seluruh murid kelas dua belas. Sistem kelas intensif akan berubah dari kelas rolling yang tiga tahun terakhir mereka jalani. Mereka juga berkumpul untuk mengetahui beberapa pengumuman.
Setibanya di sekolah, Adel bergegas menuju loker.
"ADEL!"
Suara Fea yang kencang dari arah kanan membuat Adel serta merta menoleh ke sumber suara. Ia cukup terjejut karena suara itu begitu menggelegar di sepanjang koridor. Fea setengah berlari ke arahnya.
"Iya, selamat pagi juga," responnya sarkas. "Kenapa sih?"
"Lo nggak tau?"
Alis Adel mengerut. "Nggak tau apa?"
"Gilang sama Rafi kecelakaan tadi malem!"
"Hah?" Ah, sial. Pantas Gatari menelepon!
Fea mengangguk mantap. "Ayo buruan, gue ceritain!"
"Tata mana?" Adel memandang ke arah Fea datang, berharap Gatari muncul di antara kerumunan orang yang baru tiba di sekolah.
"Belum dateng! Ayo!"
"Bentar-bentar."
Adel menutup lokernya, mengikuti Fea menuju aula tempat seluruh kelas dua belas hendak berkumpul. Mereka berdua duduk di bangku taman sebelum Fea menceritakan bahwa semalam Gatari ditelepon Gilang. Mobil yang ditumpangi lelaki itu menabrak mobil lain yang dikemudikan oleh seorang perempuan.
Gatari segera menyusul ke rumah sakit dan bertemu dengan kekasihnya. Dan ternyata, hal-hal lain yang terjadi setelah itu menimbulkan cerita baru. Adel terperangah mendengarkannya. Sementara ia menyimak setiap kata yang terucap dari mulut Fea, suara kecil dalam kepalanya kerap menanyakan soal keadaan Rafi.
"Terus sekarang temen lo itu mana Fe? Kok dia belum dateng sih?" Adel tampak resah, mencari Gatari lagi di antara kerumunan anak kelas dua belas yang mulai berkumpul di sekitar aula.
Diam-diam, ia juga mencari seseorang yang lain di antara mereka semua.
"Itu! Itu Tata!"
***
Jam pelajaran pertama dilewati begitu saja dengan konsentrasi yang... tidak sempurna. Nama Adel disebut dalam kelas yang sama dengan Rafi dan Evan. Tetapi hari ini, Adel hanya melihat Evan sendirian. Rafi pasti tidak masuk.
Ingin bertanya, tetapi ia sungkan.
Saat bel istirahat berbunyi Adel segera mencari Gatari. Mereka kemudian duduk di bangku koridor dan Adel mendengarkan secara keseluruhan rentetan kejadian yang Gatari alami semalam secara detil.
Adel menghela napasnya, menyandarkan tubuh ke belakang. Ia menatap udara dan membiarkan kepalanya kosong. Hingga tiba-tiba, muncul sebuah dorongan dalam dirinya untuk menghubungi Rafi saat itu juga.
Perempuan itu mengeluarkan ponselnya sambil beranjak meninggalkan Gatari di bangku. "Bentar Ta," ucapnya.
Tadinya, Adel hendak menelepon Rafi. Tetapi karena ia tidak tahu apa yang harus dikatakan dan tidak ingin keadaan jadi canggung, Adel memutuskan untuk mengirimkan pesan saja.
Mahathadelia Christa
Fi, lo gapapa?
Ia mengenggam ponselnya erat-erat menunggu jawaban. Hampir satu menit tidak ada pesan masuk. Mungkin Rafi tidur. Iya. Mungkin Rafi tidur.
![](https://img.wattpad.com/cover/252713552-288-k457728.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Antara Dua Tempat (SELESAI)
RomanceMereka berdiri berhadapan, saling pandang, berusaha meredam luapan perasaan yang hampir meledak dari diri masing-masing. Kebersamaan mereka barangkali adalah hal yang sulit, hampir mustahil. Akan tetapi bukankah cinta itu juga Tuhan yang ciptakan? D...