EPS~4

5 2 0
                                    

Aku senang akhirnya Ibu mengizinkanku untuk belajar bela diri. Aku berjanji kepada diriku sendiri, bahwa aku akan menggunakan kemampuanku untuk membantu orang lain yang membutuhkan bantuan.

Seperti biasa, Dafa diantar sekolah oleh Ibunya. Setelah Ibu Dafa pergi, tiba-tiba Rio menghampiri Dafa dan kembali melontarkan kata-kata ledekannya seperti waktu itu.

"Woy! Masih aja lo dianter Ibu lo, hahaa," ejek Rio.

"Apa salahnya? Gw dianter, berarti Ibu gw peduli sama gw, hmm apa jangan-jangan lo kurang kasih sayang ya?" balas Dafa.

"Apa lo bilang? Berani lo sama gw?" ujar Rio dengan emosi.

"Enggak, lo aja kali yang sensi," jawab Dafa.

"Ah, banyak bacot, makan nih!" ujar Rio seraya meninju Dafa.

"Ayo lawan gw! Dasar lemah, makanya jangan songong sama gw!"' lanjut Rio.

Perkelahian pun tak bisa terhindarkan, namun dengan mudahnya Dafa mengalahkan Rio dengan tendangan keras yang mengenai dada Rio hingga ia terjatuh.

"Ahhh, sejak kapan dia jago seperti ini," gumam Rio dalam hati, kesakitan.

"Cukup ya! Gw harap ini terakhir kalinya lo cari masalah sama gw," ujar Dafa yang kemudian pergi.

Saat di kelas Dafa.

"Assalamu'alaikum, selamat pagi, anak-anak," sapa seorang Guru yang bernama Susi.

"Wa'alaikumsalam, selamat pagi, Bu."

"Anak-anak, karena sebentar lagi kalian mau menghadapi UNBK, Ibu harap kalian belajar yang rajin ya di rumah, agar kalian semua lulus dengan nilai terbaik," himbau Susi.

"Baik, bu."

"Syukurlah kalo kalian mengerti, oke hari ini kita latihan mengisi soal ya, isi dengan jujur! Jangan saling mencontek," himbau Susi.

"Baik, Bu."

Akhirnya merekapun mengisi soal latihan yang diberikan oleh Ibu Susi dengan teratur, tidak terlihat ada siswa-siswi yang saling bertanya jawaban satu sama lain.

Ibu Susi menoleh ke arah jam di dinding, kemudian ia berkata.

"Oke, anak-anak, waktunya sudah habis, sekarang selesai atau belum selesai, tinggalkan kertas jawaban kalian di meja masing-masing, biar Ibu yang langsung mengambilnya, kalian silahkan istirahat saja keluar," ujar Susi.

"Iya, bu."

Kemudian semua siswa-siswi meninggalkan ruang kelas. Sementara itu, Ibu Susi mulai mengambil kertas jawaban dari meja para murid.

Di depan kelas.

"Guys, ke kantin yuk," ajak Dafa kepada teman-temannya.

"Ayok," jawab Vania.

"Gimana yang lain?" tanya Dafa.

"Yahhayukk," jawab Rian.

"Hayuk," tambah Fira.

"Skuyy," tambah Amanda.

"Hahaha, ya udah yuk."

Akhirnya mereka sampai ke kantin, merekapun segera memesan makanan. Saat Dafa sedang makan, tiba-tiba datang Adit, Rio dan Arif.

"Woy! Udah jagoan lo sekarang?" bentak
Adit seraya menggebrak meja Dafa.

Fira bangun dari tempat duduknya, dengan emosi ia berkata kepada Adit.

"Apaan sih lo, dateng-dateng malah ribut!" ujar Fira.

"Ngajak ribut lo? Ayo sini lawan gw," tambah  Rian.

Jalan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang