EPS~5

5 3 0
                                    


Terkadang, aku rindu pada Ayahku. Meski aku tak pernah melihatnya. Namun aku yakin, seandainya jika ia masih hidup di dunia ini, maka pasti ia akan menyayangiku dan keluargaku.

Aku selalu berdo'a, semoga Tuhan menempatkanmu disisinya yang terbaik. Karena aku yakin, Ayah adalah orang yang baik. Dan aku ingin jumpa dengan Ayah di syurga nanti.

Pagi pun tiba, seperti biasa, Dafa pergi ke sekolah diantar oleh Ibunya. Setelah Ibu Dafa pergi, Dafa segera berjalan menuju kelasnya. Saat ia sudah masuk ke dalam kelas, terlihat Fira yang sedang duduk melamun sendiri di bangkunya. Kemudian Dafa langsung menghampiri Fira, dan mencoba mengagetkannya.

"Euyy, pagi, Fir!" sapa Dafa seraya memukul meja Fira.

Namun Fira sama sekali tidak terkejut, justru ia menoleh kepada Dafa dengan ekspresi yang biasa saja, terkesan sedang lesu.

"Pagi, Daf," jawab Fira yang terlihat sedang murung.

"Kok gak kaget sih, Fir? Haha, padahal aku niatnya ngagetin," tanya Dafa. Namun Fira hanya diam, seperti ada sesuatu yang sedang ia pikirkan.

Kemudian Dafa duduk di samping Fira, ia menanyakan apakah Fira baik-baik saja.

"Kamu enggak kenapa-kenapa, kan, Fir?" tanya Dafa.

"Hm, enggak kok, Daf," jawab Fira.

"Beneran, Fir? Kalo ada masalah cerita aja sama aku," tutur Dafa.

"Aku enggak kenapa-kenapa kok, Daf, makasih perhatiannya," ucap Fira.

"Hmm iya deh."

Tiba-tiba Adit, Rio dan Arif datang menghampiri mereka.

"Daf," sapa Adit.

Melihat mereka, Fira langsung berdiri dari kursinya, ia berpikir bahwa mereka akan membuat masalah lagi dengan Dafa.

"Mau apa lagi kalian! Mau cari masalah lagi?" tanya Fira.

"Santai dulu, kita enggak mau cari masalah kok, justru sebaliknya," tutur Adit.

"Kita mau minta maaf sama Dafa, dan kita mau berdamai, maafin kita ya," lanjut Adit.

"Iya, kita udah sadar kok, kemarin kita yang salah, jadi tolong maafin kita," tambah Rio.

"Iya, maafin kita ya," tambah Arif.

"Jangan langsung percaya, Daf," ucap Fira.

"Kita serius minta maaf, kita udah sadar sama kesalahan kita kemarin," jawab Arif.

"Hmm, gw seneng kalian mau baikan sama gw, oke gw juga minta maaf ya sama kalian kalo gw ada salah," tutur Dafa.

"Daf," ucap Fira seperti keberatan, karena ia belum percaya bahwa Adit CS telah berubah.

"Gak apa-apa Fir, aku percaya mereka tulus mau baikan," jawab Dafa.

"Hmm yaudah, makasih ya, Daf. Gw janji gak bakal cari masalah sama lu lagi," ujar Adit.

"Iya, Daf, sekarang berarti kita temen ya, kalo butuh bantuan, jangan sungkan-sungkan minta tolong sama kita, siapa tau kita bisa bantu," tambah Rio.

"Hmm siap, makasih, kalian juga," jawab Dafa.

Setelah urusannya selesai dengan Dafa, kemudian Adit CS segera kembali ke kelasnya.
Perasaan Dafa kini menjadi lega, karena akhirnya orang yang memusuhinya selama ini telah berdamai dengannya.

Saat waktu pulang tiba, Fira mengajak Dafa untuk pergi ke tempat biasa Dafa menyendiri saat ia sedang memiliki masalah, yaitu di pinggiran sungai kapuas dekat rumah Fira.

Jalan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang