Coming

86 1 0
                                    

Sudah seminggu sejak Sera nonton konser Extend yang menggemparkan tanah air. Dan selama seminggu ini pula dia menghabiskan hari-harinya untuk menghindar dari Luna yang selalu me-review konser Extend. Gimana nggak menghindar kalau setiap ketemu yang diomongin Extend melulu. Kan bosen.

Dan untuk merayakan perginya Luna dalam rangka menghadiri reuni SD yang artinya Sera bebas dari Luna yang berita bagusnya dia bebas dari ocehan yang tak lain dan tak bukan tentang Extend (abaikan!), Sera memutuskan untuk pergi hang out bareng Finka dan Maya.

"Aduh, lo semua ngapain sih pake ke sini? Kan gue udah cerita kalo saos di sini nggak ada enak-enaknya" keluh Maya pada dua sobatnya yang disambut dengusan Finka. Mereka hapal betul dengan sifat Maya yang selalu memperhatikan sesuatu sedetail mungkin. Sekarang mereka bertiga sudah duduk mengelilingi meja bundar di cafetaria salah satu mall terkenal di Jakarta.

"Lidah lo kan perlu diupgrade, May. Kita nggak percaya sama lidah lo urusan rasa. Ya nggak, Ra?" Finka menaik-naikkan alisnya yang disambut anggukan Sera. Maya mencibirkan bibirnya sambil membuka-buka buku menu, memilih dengan teliti kira-kira menu apa yang nggak ada embel-embel 'saos'nya.

"Eh, gila ya konser Extend minggu lalu keren banget. Sayang gue nggak bisa nonton langsung." Sera mendengus mendengar ocehan Finka. Dan urusan 'saos' pun terabaikan.

"Nggak ada bagus-bagusnya gitu. Rugi malah lo kalo nonton langsung. Ngabisin duit." Jawab Sera keki sambil memilih menu.

"Ra, lo bukannya seneng malah sewot sendiri. Kalo gue jadi lo, gue bakal minta foto seratus kali bareng Extend" kali ini Maya berhasil membuat Sera jengah.

"Nggak Luna, nggak lo pada, semuanya ngomongin Extend. Nggak ada yang lebih penting lagi apa? Naik-turun BBM misalnya. Atau masalah tarif angkot yang terpaksa bikin lo semua sibuk nyari tebengan tiap pulang sekolah"

"Mending gue ngitungin Syahrini maju mundur deh dari pada ngomongin yang begituan" jawab Maya yang dihadiahi kikikan dari ketiganya.

"Kalo gue sih mending nungguin Hayati di rawa-rawa sambil minum ekstark kulit manggis" kali ini Finka membuat mereka bertiga ketawa heboh. Pengunjung lain juga ada yang ikut tersenyum. Mas-mas yang di pojokan cuma mesem-mesem nahan ketawa, jaim di depan gebetan ceritanya. Dan untuk saat ini Extend terlupakan.

***

Siomay bakar di hadapan Sera tinggal seperempat porsi lagi waktu tiba-tiba aja seseorang datang menghampiri mereka bertiga.

"Hai, girls." sapa cowok itu. Sera mendongakkan matanya menatap cowok tadi. Sementara Finka dan Maya sudah saling lirik plus saling pukul bahu ngeliatin cowok itu. Belum lagi ekspresi mereka itu loh. Kayak kebelet pipis.

"Hai, Kak Dikaaaa!" balas mereka berdua kompak.

"Ha...hai Kak Dika" balas Sera kikuk. Dika balas senyum 1000 volt.

"Lagi ngumpul bareng ya?" ketiganya mengangguk. "Boleh gabung? Bosen gue nungguin yang lain sendirian"

"Boleh kok, boleh. Boleh banget malah" jawab Maya centil. Dika langsung duduk di samping Sera yang bikin cewek itu nahan napas sesaat. Salting.

Sudah bukan rahasia lagi untuk Finka dan Maya kalau sobat mereka yang satu ini suka banget sama Dika. Cewek mana yang nggak suka sama dia coba? Udah ganteng, pinter, low profile, tajir, kapten tim futsal pula.

"Gue sering liat lo-lo pada di sekolah, anak kelas sebelas kan?" lagi-lagi ketiganya mengangguk mendengar pertanyaan Dika.

"Kenalin, gue Dika. Duabelas ipa satu"

"Kita tau kakak kok" jawab Finka sambil cekikikan, "Lagian siapa sih yang nggak kenal Kak Dika. Oh iya, gue Finka. Sebelas ipa tiga"

"Gue Maya, sebelas sosial satu" Dika mengangguk. Tatapannya beralih ke cewek di sebelahnya yang dari tadi cuma nunduk. Nyariin duit jatoh, neng?

my celeb boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang