First Sight

201 5 3
                                    

Love is when I saw him at the concern

And he looked at me

Lagi-lagi suara cempreng makhluk setengah monyet di sebelahku ini berhasil masuk ke otakku dan nggak mau keluar lagi, mengusir semua materi kimia yang sudah mati-matian aku masukin tadi. Kulirik dia sebal dengan lirikan seribu volt-ku, eh yang dilirik malah asik membolak-balikkan majalah sambil nyanyi-nyanyi nggak jelas. Dia nggak tau apa kalau suara dia itu kayak bom Molotov?

Oke, sabar Sera. Tarik nafas... hmmmp... buang... fiuhh. Kutatap lagi buku kimia di hadapanku ini sambil manggut-manggut, ngerti nggak ngerti dah!

Oh iya, kenalin namaku Sera. Makhluk asing di sebelahku yang sekarang lagi asik sama majalahnya itu Luna, my sister. Aku asli keturunan Timur Tengah. Mama orang Jawa Timur, Papa asli Jawa Tengah, jadi aku asli peranakan Timur Tengah. Bener, kan?

Cukup kenalannya. Back to the lesson. Kayaknya otakku nggak sanggup deh nampung segala macam rumus kalor dan kawan-kawannya ini, dan kayaknya aku harus nyatet rumus deh di kertas buat belajar, inget ya ini buat belajar bukan buat nyontek.

Aku baru mau mulai nyatet waktu Luna narik-narik lenganku. Biarin aja deh, mending aku konsen ke aktivitas 'belajar'-ku untuk tes kimia besok . Tapi kok lama-lama Luna nariknya kenceng ya? Sakit juga, ini tangan woy bukan tali tambang!

"Kenapa sih, dek?" akhirnya Luna berhenti narik-narik tanganku setelah aku memusatkan perhatianku padanya. Tatapan Luna tertuju ke layar handphone-nya, nggak berkedip, macem ikan asin.

"Li.. liat d.. deh kak" kenapa nih bocah ngomongnya gagu gitu ya? Aku langsung ambil handphone dari tangannya.

ARJUN ARYA MAHESA KEPERGOK JALAN BERDUA DENGAN MARSHANDA BLEZENSQY

Kayaknya aku pernah denger deh yang namanya Arjun. Di mana ya? Oh iya! Arjun, cowok yang memenuhi tembok kamar Luna. Terus, Marshanda kalau nggak salah dia itu anak designer terkenal Dania Blezensqy yang juga model remaja terlaris tahun ini. Terus kenapa? Kenapa Luna speechless gitu?

"So?" Luna langsung menghadap ke arahku waktu aku nanya gitu. Mukanya merah, matanya sudah berkaca-kaca, alisnya udah nyatu kayak rel kereta. Ups, kayaknya aku salah nanya ya?.

"Kakak begok tau atau apa sih?..." kok aku jadi dibegok-begokin sih? "...Kan kakak tau kalau gue ngefans berat sama Extend. Kenapa Arjun mesti jalan sama Marsha sih? Okelah dia memang cantik, tapi gue nggak redo!" lah nih bocah kenapa? Kan Arjun bukan siapa-siapa dia ini, terlalu fanatik sih. Kalau aku sih biasa aja, selama nggak ngeganggu aku kenapa harus pusing?

Aku memutar bola mataku bosan. Kebiasaan Luna deh kalau sudah suka sama sesuatu pasti fanatik tingkat kabupaten. Pernah dulu waktu dia lagi suka sama Harry Potter bela-belain beli semua barang yang berhubungan sama cowok berkepala pitak itu, mulai dari novelnya, poster, bantal, kacamata, sarungtangan, mug lucu, sampe ice cream yang hadiahnya jalan-jalan ke Harry Potter Land. Sekarang? Nggak tau deh barang-barang itu di mana rimbanya.

Ada satu lagi kebiasan Luna yang sampe sekarang aku nggak tau nurun dari siapa. Luna itu terlalu mudah jatuh cinta dan terlalu sering mengganti tokoh idolanya. Jadi jangan heran kalau hari ini dia ngomongin Brad Pitt, tau-tau besok dia histeris ngeliat Sule.

Aku mengembalikan handphone Luna ke empunya. Dia langsung berdiri dari kursi belajarnya dan menghempaskan diri di kasurnya yang bergambar beruang-beruang pink kecil. Pasti dia mau calling-callingan sama fansnya Extend yang lain buat mengklarifikasi isu ini. Hadeh, kayaknya adek gue cocok jadi wartawan gosip.

Huaaaaah!... capek juga ya belajar mulu. Kulirik jam di layar handphoneku, jam setengah enam. Jadi, aku sudah belajar selama dua jam, tapi halaman bukuku masih di situ-situ aja?! OMG, kayaknya aku harus pisah kamar deh, biar Luna nggak ngeganggu hidup gue.

my celeb boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang