08.2. Nyaman

2.5K 276 9
                                    

Pada pukul delapan malam barulah Naira dan Noah pulang. Sehabis dari taman hingga sore, keduanya memutuskan untuk mengisi perut dan menghabiskan waktu dengan berkeliling dan menikmati udara malam di dekat jembatan London.

"Kamu mau langsung tidur?" tanya Noah ketika Naira langsung menjalankan kursi rodanya menuju kamar.

Naira memutar kursi rodanya dan mengangguk. "Ya, hari ini hari yang melelahkan. Tapi juga menyenangkan," jawabnya sembari tersenyum lebar.

Noah mengangguk. "Kalau begitu istirahatlah."

Sebetulnya Noah ingin mengajak Naira untuk menonton film di home theater yang ada di mansion ini. Tapi saat tahu Naira lelah, ia harus mengurungkan niatnya. Istirahat lebih penting.

Noah membiarkan Naira kembali ke kamar, sedangkan dirinya berjalan menaiki lantai atas menuju kamarnya sendiri.

***

Setelah di bantu Lila membersihkan diri, akhirnya Naira bisa merebahkan diri di kasur.

"Apa ada lagi yang anda butuhkan, Nyonya?" tanya Lila. Perempuan itu sibuk membenahi letak selimut Naira dan posisi bantal gadis itu.

Pandangan Naira menoleh ke nakas di samping ranjang. "Tolong isi teko airnya, nanti aku pasti akan terbangun dan haus."

Lila mengangguk patuh kemudian meraih teko air di atas nakas lalu berjalan keluar dari kamar Naira.

Mata Naira belum mau terpejam, ia masih menunggu Lila kembali membawakan teko yang telah terisi dengan air.

Cklek!

Naira menolehkan kepalanya, matanya membola ketika melihat Noah yang masuk dengan membawa teko.

"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Naira bingung.

Noah hanya tersenyum samar. Lelaki itu menutup pintu dan berjalan mendekati ranjang. Ia menaruh teko air di atas nakas lalu mendudukkan dirinya di tepian ranjang.

"Aku akan tidur di sini," kata Noah to the point.

Naira semakin bingung menatap Noah. "Kan Papa dan Mama sudah pulang. Jadi kita tidak harus tidur bersama," gumamnya.

"Aku hanya senang tidur di sini ... Tidur di ranjang ini seperti kemarin membuat tidurku tenang," ucap Noah jujur.

Apa yang ia katakan memang benar. Biasanya, sejak perselingkuhan Alaina dan Keanu, Noah tidak bisa tidur dengan nyenyak. Ada saja hal yang menggangu tidurnya, alhasil istirahatnya terasa tidak puas dan nyaman. Tapi kemarin, saat itu tidur bersama Naira. Noah mengakui ia merasa sangat nyaman, terlebih tidak ada mimpi atau bayang-bayang Alaina dan Keanu di dalam mimpinya. Maka dari itu, ia memutuskan untuk kembali tidur di sini.

Karena yang Noah cari adalah ketenangan dalam tidur.

"Tidur tenang? Kamu mau mati?" tanya Naira polos.

Noah berdecak pelan. "Bukan lah! Memangnya kamu mau jadi janda kalau aku mati?"

Naira menggeleng. "Bukan gitu maksud aku. Hanya saja tadi kamu bilang tenang..." cicit gadis itu.

"Tenang yang ku maksud adalah tidur dengan damai. Selama ini aku selalu mimpi buruk, tapi tidur bersamamu aku tidak memiliki mimpi dan tidur nyenyak." Aku Noah dengan wajah sungguh-sungguh.

"Teori dari mana itu? Tidur bersamaku jadi nyenyak?"

Noah merasa bahwa istrinya itu mengajaknya berdebat. Sejak tadi Naira tak berhenti menjawab setiap perkataannya. Membuatnya jadi kesal saja.

"Jadi kamu tidak sudi tidur denganku? Kenapa banyak sekali menyangkal?" tanya Noah dengan nada yang ia buat tersinggung atas ucapan Naira.

"Iya, iya, aku tidak akan menjawab lagi. Kalau mau tidur di sini tidak apa-apa," ucap Naira pasrah.

With You [Sequel Ex Husband]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang