หนึ่ง

122 23 0
                                    

Chimon menghampiri Nannon di persimpangan jalan. Menyapanya lalu di kacangin. Ya, itulah kebiasaan yang sedikit menyakitkan. Tapi Chimon tidak akan menyerah karena ia tau cinta sejatinya ialah Nannon.

"Non, Gue boncengin ya. Mau ga?" Tanya Chimon yang masih menggoes sepeda.

Tidak ada jawaban. Kedua telinga Nannon lagi-lagi di sumpel earphone.

"Ya udah, Gue duluan ya. Babay Nannon!" Chimon pergi melesat dan sudah jauh dari penglihatan nannon.

°°°

Chimon menatap Nannon yang berdiri didepannya. Kali ini entah penolakan yang keberapa. Dan parahnya, Chimon sudah paham alasan mengapa dia ditolak.

"Minggir, Lo ngalangin jalan."

"Kenapa?"

Pertanyaan yang selalu sama, dan dijawab pula dengan alasan yang tak pernah berbeda.

"Nyokap Lo kerumah gue besok, Lo juga ikut kan?"

"Ngga, gue ngga suka rumpi."

Setelah itu Nannon berlalu tanpa menatap Chimon.

Sakit breee. Tapi tidak apa-apa, Chimon tak semudah itu menyerah.

Kali ini Nannon ada kelas basket. Semua para cewek-cewek berada di paling depan mendukung tim Nannon. Tidak lupa ada Cewek jadi-jadian yang nyempil disana ikut berteriak kesetanan, siapa lagi kalo bukan Chimon.

"NANNON! N-A-N-N-O-N, SEMANGAT SEMANGAT! AAAHHH!" Teriak Chimon yang niatnya menyemangati tapi malah merusak mood Nannon dan Cewek-cewek di sana langsung menghajar massa.

Sore hari cepat berlalu. Nannon masih di kelasnya. Chimon yang menunggunya sedari tadi mengecek ponselnya apakah Nannon akan menghubunginya dan ternyata nihil. Ponselnya hanya berisi chat Chimon yang hanya terread dan tidak pernah terjawab dari sang penerima.

Chimon menghampiri Nannon di kelasnya. Yang Chimon liat sekarang adalah Lelaki tampan yang suatu saat nanti akan menjadi masa depannya. Chimon melihat Nannon masih membersihkan papan tulis, padahal Chimon tau sekarang bukan piket kelasnya.
Tanpa ragu, Chimon mendekat. Nannon yang kaget melihat Chimon yang berada di kelasnya sedikit mundur, menjaga jarak.

Chimon langsung mendekap tubuh Nannon. Tak ada lagi jarak di keduanya. Tak ada lagi suara yang keluar, hanya deru napas mereka. Juga senja yang menyelinap dari jendela.
Mereka berpelukan, sangat hangat.
Sejujurnya Chimon tak ingin melepaskannya tapi, ia takut bahwa lelakinya itu akan marah.

Chimon tertawa dalam diam.

STALKER MODE {NAMON} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang