สอง

106 24 9
                                    

Nannon memegang erat kedua pundak Chimon sebelum akhirnya di Smackdown olehnya.

"BANGSAT! NGAPAIN LO MELUK GUE! GA ADA OTAK YA LO!" Seru Nannon sangat lantang.

"AA, AA, AAHH, sakit Non!"
Chimon teriak kesakitan. Tubuhnya udah terkapar di lantai.

"Lo yang nyari masalah duluan!" Kata Nannon sambil berlalu meninggalkan Chimon.

Masih di tempat. Chimon mungkin terlalu cepat mengambil konsekuensi. Karena dia tak tahan lagi dengan sikap Nannon yang sok jual mahal.

'Lo kira cuma di banting gini, Gue akan nyerah gitu. Ohh tidak semudah itu Ferguso!' Batin Chimon sambil mengaduh pinggangnya sakit.

°-°-°-°

"Selamat pagi, Jeng Gun." Sapa Mama New dengan segala dandanan alakadarnya.

"Eeyy, Jeng Nuwi, sini masuk dulu, nanti bedaknya luntur." Mama Gun mempersilahkan masuk.

"IMOONN, ADA MAMA NUWI NIH, AYOK DI SAPA DULU!" Suruh Mama Gun dari bawah tangga.

Yang di panggil menyahut cepat lalu melesat secepat kilat.
"Iye Maaaa!" Chimon turun dari tangga dengan wajah berseri. Karena Chimon tak sabar ketemu sang mama mertua eh maksudnya Tante New.

"Halo Tante, Sendirian aja? Nannon ga ikut?" Chimon yang ga mau bertele langsung nanya di mana sang belahan hatinya sekarang. 

"Nannon ada kok di depan, Kamu suruh masuk aja ya, disuruh Tante, ga mau masuk." Suruh Tante Nuwi.

Chimon langsung memberi hormat dan senyuman lebar, lalu pergi keluar rumah menjemput masa depan.

Di depan sana. Chimon melihat Nannon berdiri sendirian kayak kamuflase jadi tiang.

Chimon mendekat, tak menghilangkan sedikit senyuman atau pun trauma karena kemarin habis di banting.

"Nannon, ayok masuk." Suruh Chimon bernada lembut.

Ngga ada jawaban. Yang di suruh malah diam aja ngeliat jalanan sepi sesekali pura-pura buang napas panjang. Chimon masih setia menunggu di belakangnya beberapa menit.

"Ayok masuk, kalo disini nanti kamu di gondol wewe gombel sama nenek lampir loh." Chimon merayunya sekali lagi untuk masuk. Tapi kali ini mata Nannon yang memutar 180 Drajat seakan berkata 'bacot banget nih anak'.

Chimon tidak menyerah, "Atau mau Gue gendong? Sini Gue siap kok. Mau Gue bopong atau boncengin sepeda? Atau Lo mau jalan-jalan?"

"Berisik!"

Chimon tersenyum lebar. Akhirnya sang empu jual mahal ini buka suara juga.

Nannon membalik badan lalu pergi dari hadapan Chimon memasuki rumahnya dengan ekspresi datar. Akhirnya bacotannya Chimon ga sia-sia.

"Mon, tolong bikinin Tante teh ya." Suruh Mama Gun.

Chimon mengiyakan, lalu pergi ke dapur. Sebelum itu ia menghampiri dulu Nannon yang duduk sendiri di ruangan lain.
"Non, Lo mau teh apa kopi. Atau susu? Gue punya kok susu!"

"Ga!" Singkat Nannon.

Chimon hanya mengangguk dan tersenyum, meninggalkan si tuan es sendirian lagi.

Sepuluh menit kemudian. Chimon datang membawa nampan berisi tiga cangkir teh. Dua cangkir untuk ruang tamu satu cangkir di ruang tamu sebelah.

"ini Tan, tehnya minum dulu takutnya di seruput semut."

Setelah itu Chimon di suruh lagiiii, mama Gun untuk duduk menemani ngobrol, Nannon. Sebenernya Chimon pengen lama-lama deket Nannon, namun apa daya. Chimon pasti di gibeg lagi sama Nannon kalo merusak Moodnya. Jadi Chimon hanya bermain game  daannn diam bagaikan orang bisu, sesekali mendengar perbincangan dua orang di ruang sebelah yang katanya mau ngurus soal arisan malah berakhir jadi rumpian.

"Jeng Nuwi, mau nambah anak lagi ga, nih?" Tanya Mama Gun.

Chimon tak ingin menguping tapi kalo soal hamil begini, dia harus denger. Telinga Chimon terbuka lebar-lebar, sesekali berpura-pura bermain game di layar ponsel.

Tante New tertawa kecil. "Aduhh jeeng. Kemarin aja, waktu ngandung Nannon lima bulan, Saya ngidam Emas batangan lima puluh enam krat. Sampe Suami minta saya jaga lilin, buat ngepet."

Mama Gun menutup bibirnya yang membuka, tambahan sedikit gaya alay. "Ngeri ya jeng, demi istri semua dilakuin. Terus jadi ngepet ngga, jeng?"

"Ngga jadi jeeng, kasian Tawan kalo jadi tumbal buat pesugihan apalagi cuma buat emas batangan. Jadi minjem aja ke Iparnya, si Thanat, kan dia orang kayong, biasalah sugar Daddy."

Chimon keceplosan terkekeh. Lalu ikut nyambung pembicaraan. "Pantes, Pas ngandung ngidam emas batangan, Nannon jadi keras gitu ya, pendiem terus Sok jual mahal lagi Tan, udah kayak berlian yang ga bisa di sentuh sembarangan orang." Mata Chimon menatap jahil anak di sebalahnya yang ia gibahkan. Tapi di balas satu jari tengah dan devil face.

Mama Gun jadi keingetan waktu hamil gedenya si Chimon. "Beda kalo Chimon. Dulu Saya ngidam yang kuat-kuat gitu kayak beton tapi pas keluar, malah lembek kayak klepon. Mungkin turunan Papii yang emang lembek, yang penting kelakuan nya ga ngikutin papiinya."

Chimon yang merasa terpanggil cuma menggeleng dan uget-uget di atas sofa. Setelah perbincangan mereda, Ia menatap dalam ke arah Nannon di ujung sana.
"Seandainya Lo sama Gue punya anak. Mungkin anak kita bakal nuruin kelakuan Lo, Non." Batin Chimon seraya menggigit bibir bawahnya.


"Non, Lo kalo hamil ngidam apa?" Tanya Chimon spontanitas.

"BANGKE, BANGSAT!!" Seru Nannon.

"Lah, kok Bangke?" Tanya Chimon polos.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

STALKER MODE {NAMON} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang