Part 2

918 77 5
                                    


Part 2

###


"Nathalie Emilie." Natt mengonfirmasi namanya pada salah satu dari tiga sekretaris yang duduk di depan pintu ruang CEO. Ketiga sekretaris itu kompak menoleh dan melemparkan tatapan sinis dan tak suka yang ditunjukkan secara terang-terangan pada Natt. Natt pun yang merasa tak perlu ambil pusing, karena memang sudah terlalu banyak wanita-wanita yang memperlakukannya secara tak adil. Hidupnya sudah terlalu sulit tanpa menambah beban kebencian mereka.

"Tuan, Karyawan Nathalie ada di sini." Salah satu sekretaris yang berdiri tepat di depan Natt mengambil gagang telpon dan dalam sekejap mengeluarkan kalimat dengan nada sangat sopan saat memberitahukan kedatangannya. Perbedaan sikap yang terlalu jauh.

"Tuan menyuruhmu langsung masuk." Sekretaris itu menunjuk pintu smabil meletakkan gagang telpon, tanpa ada niat untuk berdiri dan membukakan pintu untuk Natt. Toh Natt juga punya kaki dan tangan sendiri.

Natt berjalan ke depat pintu, menyempatkan membuka kancing kemejanya sebelum mengetuk pintu dua kali dan masuk. Ruangan itu ruangan paling luas yang pernah ia temui. Bahkan ruangan Ronald pun tak sebesar ini. Dengan beberapa set sofa berwarna hitam, coklat, dan putih di beberapa sudut ruangan di sebelah kanan dan kiri. Pantry di dekat dinding kaca dan meja besar dan singgasana penguasa tertinggi gedung ini yang menghadap langsung ke pintu tempat Natt berdiri. Natt berjalan dengan kikuk menghampiri meja besar tersebut. Menatap sejenak desk name dari kaca gelap tebal dengan tulisan DARREN ARIO ELLARD | CEO of ELLARD CORPORATION. Mendadak nama itu membuatnya merasa terintimidasi dengan alasan yang tak jelas. Aura gelap yang menyelimuti tubuh kokoh dan tinggi, seperti ketika ia bertemu untuk pertama kalinya pesta malam itu, masih terasa begitu kental. Membuatnya tak nyaman dan bulu kuduk Natt meremang.

"Maafkan saya sedikit terlam ...." Menekan dalam-dalam ketakutan yang mulai memanjat naik dan hampir menggoyahkan keberaniannya, Natt berusaha memasang wajah penuh sesal yang diniatkan untuk berpura-pura tapi ternyata ia benar-benar menyesal telah membuat bos besarnya menunggu. Kerutan yang nampak jelas di kening sang bos tampak jelas, entah karena menunggu dirinya atau serius mempelajari berkas di hadapan pria itu. Keduanya alasan sikap itu membuat napasnya tersekat.

Darren mengangkat tangannya. Bersikap sok jual mahal dan menarik ulur, huh? Trik lama yang membuat perutnya mual. Meskipun sudut hatinya tersenyum dengan trik yang Natt gunakan padanya kali ini. Entah kenapa ia menuruti permainan wanita itu dengan sangat baik. "Nathalie Emilie? Karyawan baru dari divisi ADM dan Gudang?"

Natt mengangguk mengiyakan.

"Berapa lama kau bekerja di sini?" Darren mengangkat kepalanya. Dan langsung melirik ke arah dada Natt. Well, wanita itu memiliki tubuh yang membuat gairahnya tergugah hanya dalam pandangan pertama. Darren bisa membayangkan bentuk payudara yang ranum dan ukurannya yang pas dalam genggaman tangannya. Ia bisa memberikan tanda di seluruh payudara itu dengan senang hati.

Benar-benar wanita penggoda.

"Dua bulan, Tuan."

"Dan sudah mendapatkan pinjaman perusahaan sebesar seratus juta?" Tatapan Darren naik ke wajah Natt. Merasa kehilangan pemandangan indah tersebut karena harus mengamati ekspresi terkejut Natt.

Wajah Natt memucat, tubuhnya membeku dengan pertanyaan tak terduga tersebut. Jadi, sang CEO memanggilnya bukan karena drama buatannya dan Ronald yang dengan sengaja menumpahkan minuman di kemeja Darren Ario Ellard? Melainkan karena hutangnya pada perusahaan, yang cukup besar sedangkan dirinya adalah karyawan baru di perusahaan ini.

Satu-satunya alasan yang terlupakan kenapa seorang CEO memanggilnya secara langsung. Ia berharap terlalu tinggi, hanya untuk dicampakkan dengan cara paling menyedihkan dan memalukan seperti ini.

Obsessed ( Sexy Boss)  Darren & Natt. On Dreame / InnovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang