Part 3

789 65 6
                                    


"Maafkan aku, Ronald. Aku melakukan kesalahan."

"Apa maksudmu, Nathalie?"

"Dia ... dia menciumku dan aku menamparnya."

"Apa?! Dia menciummu?" geram Ronald. "Bagaimana itu bisa terjadi?"

Natt hanya menggeleng-gelengkan kepala dan membekap mulut dengan telapak tangannya. Menguras kantung air matanya tumpah ke pipi.

"Ronald? Ronald?" Natt memanggil. Tak ada sahutan dari seberang. Sepertinya Ronald sudah mengakhiri panggilannya beberapa saat yang lalu. Apa pria itu marah? Karena ia mengaku telah dicium oleh pria lain selain Ronald?

Tubuh Natt yang sudah lemas semakin melemah. Isakan tangisannya semakin mengencang. 'Apa Ronald akan meninggalkannya?'

***

"Apa yang kau lakukan padanya?" sembur Ronald begitu panggilan telponnya tersambung dengan Darren.

"Jadi, kau mengakui wanita itu sebagai pionmu?"

Ronald diam.

"Aku tak tahu siapa yang lebih bodoh di antara kalian. Dia yang dengan tololnya menuruti perintahmu atau kau yang menyuruhnya menjual tubuhnya padaku. Sepertinya sulit menentukan siapa yang paling bodoh di antara kalian."

"Berengsek kau, Darren."

"Lain kali, kirim wanita yang lebih bisa membuatku bergairah. Rasa ciumannya benar-benar hambar." Darren memutus panggilan tersebut dan langsung melempar ponselnya ke meja. Untuk pertama kalinya ia bersikap munafik. Kelembutan bibir wanita itu terlalu sulit untuk disangkal, tapi tidak akan sesulit berbohong pada pria semacam Ronald Ercoss, kan?

Seringai di sudut bibir Darren semakin tinggi. Jika ciuman wanita itu tidak semanis melebihi yang ia pikirkan, bagaimana mungkin seorang Darren membiarkan pipinya tertampar begitu saja. Tetapi, ia tetap tak bisa membiarkan tamparan itu berlalu begitu saja. Wanita itu harus membayarnya.

Ketukan pintu dari luar terdengar, dan Darren menyuruh Will masuk.

"Ada apa, Tuan?"

"Kirim seseorang untuk mengawasinya. Sepertinya aku ingin sedikit bermain-main dengan mereka."

***

Natt akhirnya berhasil melewati hari ini dan keluar dari gedung Ellard Group dengan selamat. Sepanjang sisa hari setelah kejadian di ruangan bos besar, jantungnya tak berhenti berdegup dengan kencang. Menunggu detik-detik nyawanya melayang secara tiba-tiba jika Darren Ario Ellard muncul di depan bilik mejanya dan menggantung lehernya.

Berkali-kali ia sudah berdiri dan ingin bergegas meninggalkan gedung ini, tapi semua niat itu tertahan saat teringat hutangnya yang menggunung pada perusahaan ini.

Sejak awal, niatnya datang ke perusahaan ini adalah demi Ronald. Tanpa pernah menyangka akan memiliki hutang dengan jumlah sebesar itu yang menjerat lehernya. Apa yang akan dilakukannya sekarang? Kedoknya sudah terbongkar, tapi ia tetap tak bisa melarikan diri begitu saja.

"Ronald?" Natt terkejut menemukan pria itu berdiri bersandar di mobil yang terparkir di halaman gedung. Kepalanya langsung berputar kembali ke pintu putar gedung, memastikan tidak ada siapapun -atau Darren- melihat keberadaan Ronald atau dirinya di tempat yang sama.

Ronald bergegas mendekati Natt dan menarik tangan wanita itu lalu membawanya masuk ke mobil. Dan dalam sekejap, mobil melaju cepat ke arah jalanan. "Kau harus berhenti bekerja mulai besok," geram Ronald dengan suara bergetar oleh amarah.

"A-apa?" Natt terkejut. "K-kau tidak marah padaku?" Natt mengamati wajah Ronald dari samping. Garis wajah pria itu mengeras, oleh amarah yang begitu besar yang Natt tak yakin alasannya.

Obsessed ( Sexy Boss)  Darren & Natt. On Dreame / InnovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang