Di malam hari, hujan menurunkan bendungannya angin yang dingin menghempas rambutnya. Ia memandang di kegelapan, matanya berfokus pada satu bingkai yang ia lihat. Ia membelai sosok di balik bingkai itu dengan lembut, dia dirinya dan ibunya yang sangat cantik. Ibunya memakai gaun khas seperti Putri dia tersenyum cantik sambil mengendong sikecil di pangkuannya. Mereka sangat mirip, ia mempunyai hidung yang sangat tajam, mata birunya yang seperti rembulan dan pahatan di rahang miliknya yang sempurna sangatlah mirip dengan sosoknya yang sekarang.
"Ayah? Apakah ini benar Ibu? " tanya sikecil.
"Tentu, dia mirip sekali denganmu. Dia sangat cantik sama sepertimu," jawab sang Ayah.
"Jadi, dimana Ibu? Apa aku bisa bertemu dengannya?"
"Hmm yah tentu, kita akan pergi besok."
"Kemana?"
"Ayah tidak bisa memberitahumu Putri, jadi tidurlah. Cepet atau lambat Ayah yakin kau akan mengerti."
Zhi menganguk, ia membaringkan badannya dikasur empuk miliknya. Ayahnya menarik selimut untuk menyelimuti sang Putri kecilnya. Setelah itu Zhi menatap Ayahnya.
"Aku ingin tau siapa nama Ibu apa marga nya, aku ingin tau semua tentangnya."
"Dia mempunyai marga sama seperti mu Zhi."
"Lalu mengapa aku tidak memakai nama belakangmu Ayah?," tanyanya."Apa aku ini bukan anakmu?," lanjutnya.
"Gadis kecil, jangan bicara seperti itu. Aku Ayahmu, hanya saja Zhi kau tidak mengerti. Belum saatnya Ayah membicarakan ini denganmu."
"Lalu kapan? Kapan aku harus menunggu, sampai aku mati karena penyakitku ini Ayah?"
"Zhi kau gadis nakal! Zhi pasti sembuh, Ayah sudah bilang jangan pernah berbicara seakan akan ini terakhir kalinya."
"Ta-tapi Ayah kau tidak mengerti, aku tersiksa karena aku tidak bisa melihat Ibuku untuk terakhir kalinya dan mereka mereka bilang kalau aku bukan anakmu."
Sikecil meneteskan air matanya yang mengalir di pipinya, ia berusaha menghapus air matanya dengan tangan munggil miliknya yang mungkin akan sia sia karena air mata itu akan terus menetes lagi dimatanya.
"Andwae, jangan dengarkan itu Zhi, Zhi itu anakku kau anakku mengerti? Huang ataupun Lin itu tidak masalah,"jawab Renjun seraya memeluk Putrinya.
"Ayah waktuku hanya 7 hari, aku tidak bisa bertahan jadi aku mohon beritahu aku tentang Ibu sebelum waktuku benar benar habis, aku mohon Ayah."
"Zhi sebelumnya Ayah pasti akan memberitahumu, tapi jangan pernah berbicara seperti itu, mereka bukan tuhan kau tau! Mereka hanya mengada ngada, kau pasti sembuh sayang."
"Ayah, aku lelah bertahun tahun. Rasanya sakit dan kau Ayah tidak pernah menceritakan sesuatu rahasiamu padaku. Tak apa, Ayah bisa memberitahuku setelah aku mati nanti, aku akan menunggunya sampai Ayah benar benar siap menceritakan semuanya padaku,"ucap Zhi seraya melepaskan pelukannya dari Renjun.
Zhi memejamkan matanya, dan Renjun mengelus rambut Putrinya dengan lembut lalu Renjun berdiri dan meranjak kembali kekamarnya. Renjun menuju kelaci miliknya, ia mengambil foto Zhi putrinya dan mengambil secarik kertas dan pulpen miliknya.
Renjun duduk dimeja kerjanya, ia menulis beberapa kata didalam kertas.
From: Huang Renjun
To: .
'kau tau? Anakmu sudah besar, dia cantik sama sepertimu. Tapi mengapa kau tak datang di ulang tahunnya yang ke 17 yang kau janjikan. Dia sakit sekarang dan mungkin umurnya tak akan lama lagi. Zhi mengindam penyakit yang mungkin akan membunuhnya dalam sekejap. Dia merindukanmu, sangat sangat merindukanmu'

KAMU SEDANG MEMBACA
Secret After Deathノノ•
FantasyCinta dengan banyak perbedaan sifat dan dengan banyaknya perbedaan pendapat. Tentang sepasang kekasih yang tidak akan bisa bersatu bagaikan air dan api. Air memiliki sifat yang baik sedangkan api memiliki sifat yang kejam. Dimana saat itu sang pu...