Di suatu Hutan dalam keredupan yang gelap terdapat dua Kerajaan yang megah, Kerajaan itu sama sama di kuasai oleh manusia yang mempunyai element yang berbeda beda. Air dan api tak dapat disatukan, sehingga keduanya bermusuhan dan tidak akan mungkin mereka akan saling menyanyangi. Sang Raja api mempunyai sikap menghaguskan layaknya api, yang lebih di kenal dia mempunyai sikap tamak dan suka menyombongkan diri, padahal sesungguhnya api akan mati ketika air yang mematikannya.
Saat itu Kerajaan air dan Kerajaan api dianugrahi seorang anak, keduanya sama sama dilahirkan di tahun yang sama. Keduanya memiliki wajah yang cukup menarik. Tapi keduanya mempunyai takdir yang berbeda.
"Putri Jian, Putri tidak ingin keluar? Apa Putri tidak apa-apa?" tanya Ghea.
Ghea bertanya berkali-kali, ia duduk di samping sang Putri. Tangannya mengelus rambut sang Putri dengan lembut, bagi Jian orang di sampingnya adalah orang tua yang menyayanginya. Sedari kecil ia diasuh oleh Ghea tanpa campur tangan orang tuanya. Ia tidak memiliki teman hanya Ghea yang menemaninya.
"Aku tidak apa-apa, hanya saja aku ingin bersekolah. Mengapa aku tidak boleh bersekolah Ghea?"
Sang Putri menatap Ghea dengan tatapan sayunya. Terdapat tatapan kecewa dari mata Jian, sekarang ini ia mengpout bibirnya, lucu. Matanya terlihat kecewa saat ayahnya menolak berkali-kali permintaanya itu.
"Putri akan menjadi Ratu Setelah, Ratu Xia tiada beliau akan digantikan olehmu Putri. Mungkin, saja Raja sudah berpikir bahwa Putri sudah mengwariskan kepintarannya."
Jian menengus kasar, tatapannya terlihat sangat sangat kecewa. Ternyata, Ghea pun sama ia memihak ayahnya hanya karena ayahnya, Raja.
"Jadi, Ghea.... apakah aku pintar dan tidak perlu bersekolah? Kau tidak berpikir betapa bodohnya aku, dengan bersekolah aku bisa menjadi lebih pintar, aku tau dengan bersekolah bukan patokan aku menjadi apa yang kumau, tapi tanpa bersekolah aku tidak akan dapat ilmu yang hanya dapat di sekolah. Ingat Ghea aku ingin bersekolah karena aku ingin," tutur Jian.
Ghea tersenyum ia berdiri dari posisi duduknya, ia keluar dari kamar sang Putri yang membuat Jian kebingungan. Setelah semenit kemudian Ghea masuk ke kamarnya lagi, dengan membawa suatu kotak berwarna keemasan di tangannya.
"Ini ambilah Putri," ucap Ghea seraya menyodorkan kotak berwarna keemasan itu.
"Ini apa Ghea," tanya sang Putri.
"Ini baju sekolahku dulu, Putri tau di Kerajaan ini tidak mungkin mempunyai tuntutan ilmu apalagi sekolah. Putri hanya dapat bersekolah di Kerajaan air. Maka dari itu Putri tidak pernah di izinkan bersekolah, jika Putri benar benar ingin bersekolah aku akan membantumu Putri."
"Benarkah? Terimakasih Ghea aku menyayangimu," ujar Jian seraya memeluk Ghea."Tapi bagaimana aku bisa bersekolah di kerajaan air? Dan Ghea bagaimana bisa kau bersekolah di sana?" lanjutnya setelah melepas pelukannya dengan Ghea.
"Suamiku berasal dari Kerajaan air, aku tau Kerajaan ini dan Kerajaan air bermusuhan tapi aku mencintainya. Kau tau kan itu sangat bertentangan, aku menjalin hubungan terlarang dan lahirlah anakku setelah itu aku ingin di bunuh karena di anggap penghianat oleh Kerajaan ini. Aku hanya membongkarkan rahasiaku padamu jadi jangan katakan siapa siapa kalau aku pernah melakukan itu."
"Baiklah! Itu tidak masalah, api dan air memang tidak bisa bersatu. Tapi, air bisa memadamkan siapi agar menjadikan api menjadi padam dan tidak bisa melukai siapapun."
Ghea tersenyum, ia mengelus rambut kecoklatan itu setelah itu Ghea memengang tangan Jian lembut.
"Aku akan membantumu Putri, aku akan berbohong kepada Raja bahwa Putri ingin pergi dan bersenang senang di Kota selama beberapa bulan, setelah itu jika Putri sudah di Zesterland di perbatasan Kerajaan air putri harus memakai ini," ujar Ghea.
"Cat rambut biru? Untuk apa?"
"Menyamar," tegas Ghea.
![](https://img.wattpad.com/cover/256152861-288-k186634.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret After Deathノノ•
FantasiaCinta dengan banyak perbedaan sifat dan dengan banyaknya perbedaan pendapat. Tentang sepasang kekasih yang tidak akan bisa bersatu bagaikan air dan api. Air memiliki sifat yang baik sedangkan api memiliki sifat yang kejam. Dimana saat itu sang pu...