duka naon

10 5 0
                                    

Setelah insiden semalam,Amel merasa tidak enak kepada Azki yang rela terluka demi menyelamatkannya. Hari ini ia bermaksud untuk berterima kasih,Namun niatnya sedikit terurungkan saat melihat Azki sedang berduaan bersama Indah.
Tapi masih ada sedikit rasa toleransi di dalam hatinya. Ia pun tak menghiraukan Indah untuk berterima kasih kepada Azki.

"Ki,Nuhun pisannya soal yang semalam." Ucap Amel dari belakang kursi yang sedang mereka duduki.

"Eh ada kotak amal,iyalah ga-"

"LO SEMALEM NGAPAIN SAMA DIA!?" Tanya Indah dengan nada agak tinggi.

"Gue sama dia tuh semalem..." Azki menggantung jawabannya dan menoleh kearah Amel.

"HEH,JANGAN PERNAH LO SENTUH COWOK GUE YA! INI PERINGATAN PERTAMA DAN TERAKHIR BUAT LO!" Bentak Indah yang sudah berdiri dan menatap Amel sinis.

"Idih apaan sih. Dia tuh semalem bantuin gue dari preman,Dan gue cuman mau ngucapin terima kasih doang!" Amel menjelaskan.

"Gak usah ngeles deh Lo. Pake cari alesan segala,Kayak Zaskia gotik seribu alesan!" Indah masih tak percaya dengan penjelasan Amel. Sedangkan Azki? Ia sepertinya asik melihat dua cewek yang ada di depannya bertengkar. Terlebih lagi dengan Indah yang sewot,dan Amel yang menganggapnya santai.

"Udah deh,Mendingan lo pergi. Gue juga ada urusan sama dia." Suruh Azki pada Indah.

"Kamu ngusir aku? Tega banget kamu sih. Ini semua gara-gara lo! Dasar cewek pelakor!" Bentak Indah lalu meninggalkan mereka berdua.
Amel hanya menanggapi dengan tawa kecil.
"Ngapain Lo ketawa?" Tanya Azki.

"Indah pacar Lo? Gak nyangka gue. Hahaha.." Amel tertawa seakan ini sebuah lawakan.

"Dia itu bukan pacar gue! Lagian walaupun dia pacar gue,dia mungkin jadi yang ke seratus lebih." Jawab Azki.

"Udah jangan banyak bacot. Lo ada urusan apa sama gue?" Tanya Amel To The Point.

"Gak ada. Gue tadi cuman mau dia pergi aja. Soalnya kuping gue rusak gara-gara dia." Jawab Azki berterus terang.

"Dih,Udah pacaran juga masih aja gitu. Dasar PlayBoy!" Amel meninggalkan Azki sendiri di taman sekolah itu. Ia pun masuk kelas,karena jam istirahat sudah mulai habis.

"Mel,Lo ada liat si Azki gak?" Sebuah pertanyaan terlontar saat ia baru saja menginjakkan kaki di kelasnya.

"Gak tau. Di tong sampah kali." Jawab Amel pura-pura tidak tahu. Padahal baru saja ia bertemu dengan Azki.

"Bukannya tadi Lo bilang mau ketemu sama seseorang,Siapa emangnya?" Sahut Cicah dari bangkunya.

"Kepo deh Lo,kayak Dora aja." Jawab Amel tak mau berurusan panjang.

"Cewek atau cowok? Kalo cowok,ganteng gak?" Tanya Siska yang ikut-ikutan kepo.

"Cowok. Dia tuh ganteng banget,Baik,badannya atletis, ditambah lagi dia tuh kayaknya suka deh sama gue!" Jawab Amel berbohong.

"Dia habis ketemu gue." Tiba-tiba saja Azki muncul didepan pintu kelas.

"Si ganteng dan atletis itu maksud Lo si Azki?" Tanya Cicah kaget tak percaya.

"E..ehh bukan! Emang sejak kapan dia baik. Orang kerjaannya aja kabur." Sindir Amel.

"Udah deh,Lo gak usah bohong. Buktinya tadi Lo nyamperin gue pas gue lagi sama Indah. Dan Lo bilang Terima kasih ke gue atas kejadian semalam." Azki menceritakan yang sebenarnya.

"Emang gue tadi ketemu sama Lo. Tapi abis itu gue ketemu seseorang lagi!" Amel yang tak mau kalah,Ia pun berbohong kembali.

"Udah deh,Lo gak udah banyak bohong. Gue tadi ngikutin Lo dari belakang,dan gue gak liat Lo ketemu sama siapapun selain gue!" Lagi-lagi Azki berterus terang.

"Azki! Ari maneh nanaonan nuturkeun si Amel. Bogoh maneh teh?" Celetuk Ucup dengan logat sundanya.

"Oh jadi yang Lo bilang Dia suka sama Lo itu si Azki. Kalo gue sih gak papa,biar kalian damai." Cicah ber oh ria.

"Ogah banget gue sama si kotak amal. Yang ada harga diri gue turun!" Azki berargumen kuat.

"Siapa juga yang mau sama cowok bujil,tukang kabur,tukang tawuran kayak Lo!" Balas Amel dengan berteriak seakan tak mau kalah dari Azki.

"Eh kotak amal,itu suara apa soundtrack sih! Cempreng banget!" Ledek Azki.

"Diem Lo!" Balas Amel.

Setelah beberapa saat saling meledek,mereka tiba-tiba dikagetkan dengan kedatangan guru Biologi,Bu Nia yang sedari tadi mendengarkan ocehan Azki dan Amel. Memang banyak juga siswa yang sedang mengobrol,tapi yang sangat jelas terdengar adalah suara Azki dan Amel.

"Udah curhatnya?" Tanya Bu Nia. Dan menatap sekitar dengan tajam.

"Maaf Bu,saya gak tau kalo ada ibu." Amel merasa malu dengan tingkahnya tadi.
Bu Nia hanya diam,Dan langsung mengabsen.

"Tugas Minggu ini,Kalian harus mengidentifikasi Lingkungan alam yang masih bersih dan ramah, beserta alasan mengapa bisa lingkungan itu masih bersih dan ramah! Jadi seminggu ini kalian akan belajar di alam bebas,Dan untuk kelompok minimal dua sampai enam orang!" Ucap Bu Nia tegas.

"Bu,Misalnya saya mau ngamatin pedesaan. Bisa gak?" Tanya Amel antusias.

"Iya,itu salah satu contohnya. Dan yang lainnya,misanya kalian mengamati tumbuhan dari atas gunung. Mengapa tumbuhan itu masih tetap ada walau banyak manusia yang terkadang tidak bisa melestarikannya." Bu Nia.

"Berarti seminggu ini kita libur dong bu?" Tanya Siska

"Iya,Kalian kan akan belajar di alam sambil refreshing." Ucap Bu Nia ramah.

"Asik,Bisa Rebahan tiap pagi sambil berjemur." Celetuk Ucup dari belakang.

"Bener banget,bisa main game sepuasnya." Lanjut Aldi.

"Kalian bisa full Main di rumah gue." Lanjut Azki ikut-ikutan.

"UCUP!ALDI!AZKI! KALIAN DISURUH UNTUK NGERJAIN TUGAS. BUKAN UNTUK MAIN-MAIN!" Bu Nia mulai emosi mendengar siswanya malah berdiskusi disaat jam pelajaran.

"Iya bu maaf." Ucap Ucup menundukan kepalanya.

"Kalian bisa mendiskusikan dengan kelompok kalian,tempat mana yang akan kalian kunjungi,dan apa saja yang harus kalian bawa."

"Jika tidak ada yang ditanyakan. Saya cukupkan sampai disini pembelajaran Biologi hari ini. Terimakasih!" Bu Nia akhirnya keluar.

"Kelompok kita bertiga aja ya,Biar gak ribet." Ucap Cicah membuka pembicaraan.

"Yaps,Bener banget. Terus tempatnya mau kemana?" Tanya Siska.

"Gimana kalo kita ke kampung gue aja. Di sana itu tempatnya masih seger,nggak banyak kendaraan,ditambah lagi kalian bisa tinggal di rumah emak gue. Gimana?" Usul Amel.

"Oke juga tuh. Emang dimana tempat nya?" Tanya Siska.

"Di Garut." Jawab Amel.

"Lumayan jauh juga ya." Gumam Siska.

"Pake mobil papa aku aja. Gimana?" Saran Cicah.

"Boleh tuh. Jadikan ngehemat biaya juga." Balas Siska.

"Ya udah,Jadi kita diskusinya nanti aja di WhatsApp. Soalnya kalo pulang sekolah gue gak bisa." Amel melihat kedua sahabatnya.

"Ya udah kalo gitu,Tapi nanti WhatsApp Lo harus aktif. Awas aja kalo nggak!" Ancam Siska.

•••

Jangan lupa Vote dan Comment ya:)
Kritik dan sarannya juga.

Salam @Lee

Sweet CombatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang