Planning

14 4 0
                                    

Di sebuah kampus terbesar di Jakarta

"Hai kawan,,, ujian akhir semester kita udah selesai, bisakah kita buat rencana untuk liburan?..." ujar salah satu temanku.

"Hey Jastine Sebastian kau selalu saja memikirkan soal liburan.."

"Emang apa salahnya, kita juga butuh libaruan kali. Hitung-hitung untuk mencuci otak biar tidak gila karna memikirkan pelajaran terus. Hey Alisa kenapa kau hanya diam, kau setuju kn kita liburan bareng?.." Jastine malah merusak lamunanku dengan pertanyaannya.

"Ahhh apa?.." aku malah bertanya balik karna tidak mendengar ocehannya..

"Alisa tolong jangan taruh pendiammu itu saat libur panjang seperti ini, ini adalah kesempatan kita untuk bersenang-senang lo!!!" balas Sasya, teman dekatku.

"Iya nih Alisa Anjelia kamu itu terlalu pendiam!.." komentar salah satu temanku.

"Ayo Alisa berikan pendapatmu!!"

"Alisa jangan hanya diam!!"

"Alisa apa kau takut tidak diizinkan sama Kakak dan Papi kamu?.."

"Alisa kami tau kamu orangnya pendiam, tapi jangan pendiam disaat seperti ini doang..."

Teman-temanku terus menerus memberikan komentar dan pertanyaan, sampai tidak memberiku cela untuk membela diri.

"HEYY,,, bisakah kalian memberiku cela untuk membela diri, kalian ini terus saja mengoceh tampa memberiku kesempatan untuk bicara..." balasku setengah teriak karna mereka hanya sibuk dengan ocehannya sendiri.

"Waaaw nyonya Alisa Anjelia bisa teriak juga yaaa! hehe iya dah maaf, jadi gimna pendapatmu?.." komen Nisa, teman tercerewetku.

"Iya-iya bisakah kita bicara ditempat yang lebih baik, jangan di tengah jalan seperti ini.." balasku karna kami masih dalam perjalanan pulang kuliah.

"Oke putri sultan sang gunung es!!"

"Hey Jastine si Kera bisakah kau berhenti memanggilku gunung es? Kau menyebalkan sekali sih!!" omelku tidak terima.

"Dan bisakah kau berhenti memanggilku si kera?.."balasnya tidak terima.

"Udah-udah jangan ribut, bagai mana kalau kita makan siang bersama di Kafeetaria Hinlest? kita juga bisa bicara disana.." sela Sasya.

"OKE!!" ucapku dan teman-temanku kompak.

--------------------+++++++------------------

Aku dan teman-teman pun sampai di Kafeetaria Hinlest untuk makan siang bersama sambil diskusi untuk acara liburan kami.

"Alisa, terus gimana pendapatmu?.." Jastine udah memulai topik pembicaraan.

Aku tidak menjawab malah menggaruk-garuk kepalaku yang tidak gatal.

"Hey Alisa kok malah diem!!!.."

"Ahh... tidak-!.."aku tercengang karna pertanyaan dari sahabatku.

Aku sendiri tidak tau harus jawab apa karna hanya aku yang sulit keluar Camping disini.

"Lebih baik kalian jangan tanyakan hal itu kepadaku-" aku menjeda kalimatku. "Karna aku tidak yakin Kakak dan Papiku akan ngizinin..." jawabku sambil menunduk kecewa.

"Yaa ampun si anak sultan, kita bisa urus soal itu belakangan, sekarang kamu tinggal nentuin setuju apa tidak biar secepatnya kita tentuin tujuan Camping kita kemana!!!." ujar Fixzo

"Yaaa Tuhan si kepala banteng, sedikit rilex napa!!.."jawab Sasya.

Fixzo tidak peduli dengan ocehan Sasya dan hanya memutar bola mata memalas. Fixzo emang sedikit pemarah tapi dia sangat tegas dan baik, cocok dengan jurusan ketentaraannya.

"Al,, Fixzo memang benar, kita bisa urus soal itu belakangan, nanti kita juga bisa membantu kok. Kamu tenang aja yaa, sekarang kita cuma butuh jawabanmu!!.."ujar Jastine lebih tenang.

"Iyaa dah aku setuju,,,lagi pula udah lama juga kita tidak liburan bareng kan..."jawabku sambil tersenyum.

Sebenarnya aku tidak yakin aku bisa ikut Camping atau tidak, dengan sikap kakak ku yang tegas dan keras kepala sangat sulit merobohkan yang udah jadi keputusannya, begitu juga dengan papi, karna pada hakikatnya kakak menurunkan sikap papi. Iyah cocok juga sih dengan stts militernya.

Yaah aku bisa memikirkan soal itu nanti, yang penting aku terima saja rencana Camping dari teman-temanku.

"Yeeaah bagus Alisa, baiklah sekarang kita memutuskan kemana kita akan pergi Camping!!.." ucap Sasya semangat.

"Hay kawan, aku dengar ada sebuah hutan yang menarik untuk liburan kita, biar sedikit menantang gitu..."ujar Jastine tiba-tiba menyahut.

"Hutan apa??.." tanya Sasya penasaran.

"Kalau tidak salah nama hutannya Hutan Thambayo yang didekat Gunung Salak itu!!!.."

"Gila lo, itu kan hutan terlarang, yang aku dengar hutan itu berbahaya, yaa pemandangannya emng sangat indah tapi banyak orang pergi Camping kesana dan tidak kembali sampe sekarang!!.."ucap Sasya sedikit merinding.

"Yaelah Sasya,,, masih percaya aja sama mitos belaka seperti itu, iyah aku dengar sih emang tu hutan bahaya, tapi kan biar pengalaman kita sedikit menantang!!.."jawab Jastine tak mau kalah.

"Iya udh terserah kamu aja dah.."

Aku hanya diam mendengar perdebatan mereka tampa mengeluarkan pendapat, yaaah itulah diriku tidak banyak bicara.

"Gimana???.." tanya Jastine lagi.

"Iya udah kita coba!.." ujar Fixzo menantang.

Dan kami hanya bisa menganggukkan kepala bertanda setuju.

"Oke,, ini sudah deal kan??.."tanya Jastine lagi.

"OKE!!!" jawab kami kompak

"Oke besok kita kasi tau teman-teman lainnya untuk kumpul disini lagi biar kita kasih tau rencana kita..." tambah Jastine.

"OKEE!!!"

Kami pun pulang dengan kendaraan masing-masing.

--------------------++++++-------------------

WORST CAMPINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang