The Kanibal

3 3 0
                                    

18:55...

Hari sudah mulai gelap, tapi Jastine dan Fixzo masih belum kembali mencari kayu bakar sampai sekarang.

"Kemana Jastine dan Fixzo, kenapa mereka belum kembali??" tanyaku mulai khawatir.

"Aku akan mencoba menghubungi mereka.." kata Sasya sambil mengambil gaway di dalam saku celana jens nya.

Belum sempat aku membalas ucapannya, namun tiba-tiba ekspresinya berubah kesal sambil menggerutu memandangi gaway nya.

"Oohh sial sial siall!!...jaringan di hutan ini benar-benar buruk, aku tidak bisa menghubungi mereka!!" kata Sasya dengan kesal.

Mendengar kabar dari Sasya aku mulai terlihat khawatir dan sangat gelisah. Kalau jaringan disini sangat buruk bagaimna kita bisa saling hubungi jika ada yang berada dalam masalah? Keadaan sekarang semakin kacau. Sesaat aku mengingat papi dan mamiku karna dari tadi pagi aku belum menghubunginya.

Oooh SIAL, kalau seperti ini bagaimana caraku menghubungi rumah??.

"Jangan-jangan merekaa-" belum sempat teman-temanku melanjutkan kata-katanya namun Sasya udah menyela.

"Udah jangan berfikir macem-macem, mereka pasti baik-baik saja, kalian kenal kan siapa Jastine dan Fixzo? Mereka itu pemberani dan pantang menyerah, karna itu mereka mengambil jurusan ketentaraan-." Sasya menjeda kalimatnya.
"Mereka pasti kesulitan dalam mencari kayu bakar, kalian harus tenang dan berfikir positif lah!!" sela Sasya.

Malam ini begitu sangat berbeda dari malam sebelumnya, suasananya hening namun sangat mengerikan. Saat kami tenggelam dalam pikiran masing-masing, tiba-tiba kami mendengar suara derap langkah kaki yang menuju ke arah tenda. Suaranya semakin jelas yang membuat kami tercengang saling berpandangan satu sama lain.

Seketika kamipun menoleh melihat siapa pemilik dari suara langkah kaki itu, dan ternyata pemilik suara langkah kaki itu adalah Jastine dan Fixzo, kami menatapnya dengan sangat lenga dan tersnyum bahagia.

"Syukurlah mereka sudah kembali." aku sangat lega ketika sudah melihat mereka dengan jelas.

Namun mereka tidak menjawab dan hanya fokus dengan pikiran masing-masing, mereka terlihat begitu aneh, terlihat begitu ketakutan, tegang, wajahnya sangat pucat, tapi mereka tetap membawa kayu bakar walaupun hanya beberapa,dan itupun hanya di bawa oleh Fixzo sedangkan Jastine hanya membawa tangan kosong, dan pandangan mereka hanya fokus melihat ke bawah.

Apa yang terjadi dengan mereka, kenapa mereka terlihat begitu ketakutan?..

Setelah melihat keadaan mereka pikiranku mulai melayang kesana sini.

"Tu kan mereka baik-baik saja, udah aku bilang kan mereka pembera-" kata-kata Sasya terpotong ketika melihat Jastine dan Fixzo ambruk seketika setelah berada di depan kami.

"Hey apa yang terjadi pada kalian?" tanyaku khawatir

"Apa kalian baik-baik saja??" Sasya mulai terlihat gusar.

Jastine maupun Fixzo tidak menjawab pertanyaan kami dan hanya terduduk lesu dengan wajah pucatnya. Aku dan teman-teman pun khawatir dan sedikit heran dengan keadaan mereka, ini baru pertama kalinya kami melihat wajah pucat dan terlihat ketakutan dari seorang Jastine dan Fixzo, biasanya mereka tidak pernah takut dengan apapun, bahkan saat di todong senjata sekalipun, aku masih ingat dulu saat kami hampir di rampok, bagaimana mereka menghadapi para perampok itu, mereka tidak pernah takut bahkan saat begitu banyak senjata tajam dan pistol berderetan di tubuhnya, tapi keadaanya saat ini begitu buruk.

Ada apa dengan mereka??

Aku terus menerus bertanya sendiri dalam hati.

"Woooy kalian berdua jangan hanya diam, jawab apa yang terjadi pada kalian, jangan membuat kami semakin takut dan khawatir!!!" komen Sasya setengah teriak.

WORST CAMPINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang