Penyelamatan

5 0 0
                                    

DOR...DOR....DOR...

Siapa yang datang?

DIAAA...

Aku benar-benar terkejut saat membuka mata dan mendapati orang yang sangat aku kenal tengah menembak makhluk-makhluk yang mencoba mendekati kami. Dia terus menembaki makhluk-makhluk itu diikuti oleh anak buahnya di belakang. Tapi sayang, kulihat makhluk-makhluk itu kebal akan senjata. Sebenarnya ini makhluk apa? Kenapa dia sangat kebal dengan senjata? Berbeda sekali dengan zombie yang sekali tembak lansung ambruk. Tapi makhluk ini?...walau sudah begitu banyak peluru yang masuk ketubuhnya bahkan kepalanya, tapi makhluk ini tetap masih bisa bertahan dan raungannya semakin keras, walau kelihatan sedikit lemah.

WRAAAAAUUUUUHH

WRRAAAAAUUUUUHHH

GRRRAAAAAAUUUGGGGHHHHH

"CEPAT KALIAN BERLINDUNG, MAKHLUK-MAKHLUK INI KEBAL DENGAN SENJATA. WILL, ROBERT CEPAT LINDUNGI MEREKA!!" Teriaknya memerintah bawahannya sambil terus menembaki makhluk-makhluk itu yang semakin mendekat.

"KITA HARUS MUNDUR, KITA TIDAK BISA MENGHADAPINYA SEKARANG. DAN KITA JUGA TIDAK BISA KEMBALI KEMOBIL SEKARANG, JIKA KITA KEMBALI MAKA MEREKA AKAN MENGIKUTI KITA SAMPAI KOTA DAN ITU AKAN SANGAT BERBAHAYA!!" Teriaknya lagi memerintah.

Orang ini suka sekali berteriak.

"BAIK JENDERAL!!" Jawab mereka kompak.

"Kita harus kegubuk, disana tempat yang paling aman." Balas Fixzo memberi saran.

Mereka semua setuju dan perlahan mundur sambil terus menembaki makhluk-makhluk itu.

"Kalian pergi saja, aku dan kapten Al akan mencoba mengelabuinya dan akan menyusul kalian nanti!" Tambahnya lagi.

"Kalian harus pastikan mereka aman. Terutama Alisa adikku." Perintahnya lagi. Yah dia adalah kakakku, kak Arix.

Yah seorang Jenderal yang mereka sebut tadi adalah kak Arix. Kak Arix emang seorang tentara yang sangat hebat, kak Arix dipromosi naik jabatan sebagai Jenderal setahun yang lalu oleh Presiden secara lansung setelah memenangkan sebuah misi yang sangat berbahaya dia Filipina.

Jarang sekali seorang Jenderal turun tangan seperti ini. Mungkin dia datang sebagai seorang kakak bukan seorang Jenderal. Aku sedikit heran kenapa kak Arix tau aku dihutan ini, padahal aku tidak bisa menghubunginya dan bahkan dia tidak bisa melacak no Hp ku karna Hp ku tegeletak di kamar tidak berdaya, bahkan dihutan ini juga tidak memiliki sinyal sama sekali, saat aku berangkat juga aku tidak memberi tau papi atau mami aku mau berlibur kemana. Aaahh iyaa..kenapa aku jadi lupa kalau kakakku adalah seorang Jenderal, tidak ada yang sulit baginya, apalagi hanya untuk mencari lokasi seseorang.

Aku, teman-temanku dan dua orang berseragam tentara dibelakangku  yang tadi disebut kak Arix bernama Will dan Robert, ntah siapa yang bernama Will dan siapa yang bernama Robert aku tidak tau, tapi sekarang kami sedang berjalan manuju gubuk.

"Memang enak yaa berstatus adik kesayangan seorang Jenderal. Sekali dapat masalah lansung turun tangan dimanapun dan tanpa diundang." Celutus Sasya tanpa komando. Dasar mulut ember.

"Diem Lo. Dasar mulut ember." Jawabku setengah berbisik, takut didengar dua tentara dibelakangku.

"Hihihihi!!!" Eehh dia malah ketawa jail tanpa dosa, dasar cabe.

"Ternyata kamu ya yang bernama Alisa adiknya Jenderal?" Tanya salah satu tentara di belakangku sambil tersenyum ramah yang sedikit lebih tinggi dari yang satunya, matanya sipit, kulitnya putih, wajahnya sangat tampan dan sepertinya dia ramah dan mudah senyum. Dari bentuk wajahnya sepertinya dia bukan orang asli Indonesia.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WORST CAMPINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang