II-I

1.2K 106 5
                                    

"eomma..."

Ia berlari. Dengan wajah yg sulit kutebak tapi terlihat sedikit murung, apa dia mengalami kesulitan disekolah ya lagi, pikirku.

Sedikit mengatur napas saat tiba dihadapanku dan benar saja, ia menunduk menyembunyikan wajah mendungnya.

"Ada apa sayang, anak eomma yang cantik ini kenapa sedih? Ceritakan pada eomma apa yang terjadi" ucapku seraya berjongkok mensejajarkan diriku dengannya

"Mereka mengejekku lagi eomma :( "

"Benarkah? Memangnya apa yg mereka katakan padamu sayang?" Ucapku lembut mengusap rambutnya

Aku menangkap matanya saat ia sedikit melirik padaku dan mengambil ujung bajunya lalu ia mainkan dengan kedua tangannya, tanda ia ragu untuk mengatakannya padaku, itu kebiasaannya.

"Ada apa sayang? Katakan sejujurnya pada eomma"

"Mereka mengatakan bahwa aku tidak punya ayah dan aku hanya seorang anak buangan yg ditemukan di tempat sampah, apa itu benar eomma?" Tanyanya sedikit menangis

Aku tersenyum lalu menarik tubuh kecil nan lemah itu kedalam pelukanku.

"Tentu saja tidak benar. Putri eomma yg paling cantik ini punya seorang Appa kok"

"Lalu, dimana appa? Sampai sebesar ini aku tidak pernah bertemu dengan Appa!"

Kalimatnya ini sukses membuat senyumku hilang, dan semakin mengeratkan pelukanku pada nya.

"Kenapa eomma diam? Eomma tidak pernah menceritakan apapun tentang Appa padaku" rengeknya lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa eomma diam? Eomma tidak pernah menceritakan apapun tentang Appa padaku" rengeknya lagi

Akhirnya aku melepaskan pelukanku kemudian tersenyum (palsu) sambil mengusap lembut rambut panjangnya

"Hyuna punya Appa kok. Appa mu itu orang yg sangat tampan, baik hati, dan punya lesung pipi seperti Hyuna ini" ucapku sambil menunjuk ke pipinya

"Benarkah eomma? Lalu dimana ia sekarang? Kenapa aku tidak pernah bertemu dengannya?" Tanya nya lagi

"Eemmm... itu karena Appa bekerja ditempat yang sangaattt jauuuhh sekali"

"Apa aku bisa bertemu dengannya eomma? Atau eomma punya foto Appa aku akan menunjukkannya pada mereka supaya mereka percaya kalau aku memang punya seorang ayah"

Apa yang harus aku katakan? Aku bahkan sudah tidak ingin mengingat tentangnya lagi

"Hyuna lapar tidak? Eomma masak makanan kesukaan mu, bagaimana kalau kita makan dulu?"

"Benarkah? Oke aku juga sudah lapar eomma, ayo kita masuk masakan eomma itu yg paling enak sedunia" ocehnya melupakan permintaannya tadi dan menggandeng tanganku masuk ke dalam rumah

Syukurlah ia lupa.

Kim Hyuna. Anak yang aku besarkan seorang diri perlahan menjadi seorang anak perempuan yang cantik dan sangat pintar.

Secret 2 (special chapter)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang