Aku tersentak akan lamunannku dan segera melepaskan jabat tangannya. Aku merutuki betapa bodoh dan malunya aku saat ini, kalian tau teman-temannya menatapku aneh. aku memberanikan diri untuk bertanya padanya tentang foto yang dia biang tadi.
" emmm itu tadi kau bilang punya koleksi foto hujan, apa bisa kau tunjukan padaku? " ucapku agak gugup karena jujur saja aku masih gugup akan kejadian tadi, INGATKAN AKU TIDAK MENCUCI TANGANGKU NANTI
"oh iya aku lupa, iya ada banyak foto tentang hujan yang aku tangkap dengan kameraku. Aku yakin kau pasti suka"
Dia berjalan di depanku dan mengajakku berkeliling di standnya sesekali memperlihatkan hasil foto dari anak" kelasnya yang ku kui memang tidak kalah dengan hasil photographer terkenal. Banyak foto yang di ambil dari kehidupan sehari-hari, seperti salah satu foto yang ku lihat. Disana terkesan anak kecil sedang asiknya bermain dan tertawa bersama disaat hujan deras. Aku seperti teringat akan masa kecilku yang sama menyenangkannya saat tertawa lepas menjadi anak-anak, aku tersenyum melihat foto itu karena itu sangat berarti bagi kita yang sudah akan menginjak dewasa ini.
" hei apa yang kau lihat?" dia menyadarkanku dari lamunan ku, tapi aku masih saja tertuu pada foto tadi sampai dia membuka suara lagi
" kau tau foto itu sangat berkesan bagiku, itu aku ambil saat kunjungan kedaerah terpencil yang alamnya masih asri. Aku melihat anak-anak itu bermain dengan girangnya di bawah hujan tanpa alas kaki ataupun rasa takut akan suatu hal, mereka bahagia dengan hal seerhana itu. Tidak perlu sesuatu yang mewah agar kau bisa tertawa, semuanya bisa di mulai dari hal kecil yang mungkin orang kira itu buruk bagimu tapi berarti untukmu"
Aku menoleh ke arahnya dengan wajah amat kagum akan apa yang dia ucapkan dan ini pertama kalinya dia aku mendengarnya berbicara pajangn dengan mata yang teduh seakan dia ingin seperti anak yang dia ceritakan. Aku tersenyum tuhan terimakasih hari ini bonusmu banyak sekali, aku masih menatap dia dalam diam yang sedang menceritakan hal menarik dari semua hasi fotonya. Sampai salah satu panggilan temannya membuatku menoleh
" Res dicariin noh sama fans sejati lu, urusin sana gw nyerah sama tu cewek ga ada kapoknya"
Mendengar hal itu Ares menatapku seakan meminta ijin agar aku menunggunya sebentar, aku tersenyum dan menganggguk padanya. Diapun bergegas menemui gadis yang tadi di bilang temannya, ku perhatikan dari tempatku berdiri dia sang gadis dengan seenaknya memeluk Ares dan itu membuatku tidak suka dasar gadis ganjen. Aku kembali memperhatikan foto yan ada disini dengan perasaan sedikit tidak suka, bisa-bisanya dia berperila
"Hai maaf ada sedikit kendala ya kau tau lah" ucapnya sembari menggaruk kepalanya yang ku yakini tidak gatal sama sekali. Aku terkekeh kecil melihat dia bertingkah seperti itu
"Iya aku tau tidak masalah, lagipula kau memang sepopuler itu bahkan anak kelasku saja sering membicarakanmu. Kau membuat para lelaki iri padamu" ucapku sambil sesekali melihat hasil foto disana
"benarkah itu? Wah aku memang popular seperti katamu hahaha . apa kau juga salah satu dari mereka?"
dia mendekat padaku dan menatap mataku saat bertanya hal yang membuatku gugup kali ini apalagi dengan jarak yang sedekat ini dan seulas senyum yang sangat menawan bagiku
"heh emmm itu , astaga kau terlalu dekat tuan" ucapku sambil mendorong tubuhnya pelan dan tertawa garing agar aku tidak terlihat gugup. Kali ini jantungku tidak santai sama sekali dan pipiku mungkin sudah merah karena hal ini.
Aku menunduk dan segera pergi dari sana, tuhan tolong jantungku seakan ingin lepas. Tak lupa aku berterimakasih padanya karena sudah menemaniku berkeliling di stand kelasnya
"Astaga aku gugup sekali, apa-apaan dia sedekat itu denganku. Apa dia ingin membuatku mati muda ishh "
Aku berbicara sendiri sambil berlari kecil menghindari kerumunan dan mengatur jantungku yang berdegup tidak normal ini
TBC
Hai , semoga kalian masih nungguin ceritaku ini ya. Maaf kalau ada salah kata
Terimakasih , see you !!!