Hari ini aku memutuskan untuk bermain golf kembali, setelah berapa lama ya? Rasanya hampir sebulan aku tidak bergabung dengan anggota klub yang lain untuk bermain bersama.
Iya, aku sangat sibuk, sangat sibuk dengan tugas kuliah yang menumpuk. Baru juga semester 3, tapi rasanya aku sudah ingin menyerah saja dengan semuanya.
Mungkin kalian akan berfikir, kenapa kuliah kalau tidak kuat dengan tantangannya? Heh jangan sok tau ya! Ini ada masalah sebelumnya. Jadi waktu memasukkan jurusan dan universitas tujuan saat tes masuk PTN aku salah menempatkan urutan.
Seharusnya aku memasukkan pilihan pertama yaitu jurusan psikologi seperti kemauanku dan jurusan manajemen di pilihan kedua sesuai kemauan orang tua ku. Eh, entah mikirin apa saat itu aku malah melakukan sebaliknya. Alhasil saat pengumuman hasil tes dan aku lolos di pilihan pertama, akhirnya mau tidak mau aku menerimanya dengan setengah hati hiks.
Ok selesai dengan struggle ku dan dunia perkuliahan. Sekarang kita balik lagi dengan kegiatan healing ku hari ini. Sebelum aku keluar dari rumah, aku sekali lagi mengecek perlengkapan bermain ku di dalam golf bag, ok sip lengkap. Saatnya meluncur...
Sebenarnya jarak rumahku dan lapangan golf nya deket sih, cuma ya apa gunanya punya BMW kalo cuma di garasi doang ya kannnn
Aku bersenandung kecil mengikuti alunan musik yang ku putar dengar speaker kecil yang selalu ada di mobil ku, gatau sih kenapa sedia speaker ini, suka aja gitu hehe. Jalanan hari ini lenggang banget, mungkin karna masih lumayan pagi kali ya? Soalnya kan weekend, orang-orang pasti sengaja tidur lebih lama.
Pas aku udah nyampe di area parkir lapangan golf, aku dibuat emosi dengan mobil di depanku. Mobilnya BMW juga, bedanya punyanya keluaran paling baru, punyaku keluaran sebelumnya. Mobil itu berhenti mendadak di depanku saat aku melewati pos satpam di depan. Aku yang terkejut langsung berhenti mendadak dan karna kesal aku menekan klakson hingga bunyi nyaring terdengar.
Mobil dengan plat aneh ini belum juga beranjak, apa ada yang salah dengan mobilnya? Pikirku. Kenapa ku bilang plat mobil ini aneh, 5C0U95 apa plat seperti itu tidak aneh? Hadehhh menurut ku itu sangat kekanakan.
Semakin tidak sabar, aku semakin gencar menekan klakson mobil ku. Tak lama, ketika aku sedang menekan klakson dan menahannya, seorang anak terlihat muncul dan berlari dari depan mobil tersebut. Bersama ibunya yang menggandeng nya sambil sesekali membungkuk seolah minta maaf.
Apa mereka yang membuat mobil di depan berhenti? Apa tadi terjadi sesuatu di depan sana makanya mobil tersebut tiba-tiba berhenti dan hanya diam saja? Segera setelah ibu dan anak tadi beranjak, mobil di depanku tadi bergerak dan mulai parkir.
Aku ngerasa gak enak karna tadi berisik sekali dengan klakson ku. Setelah aku memarkirkan mobilku, aku melihat ke arah mobil tadi, tapi sepertinya pemiliknya sudah tidak ada di sana. Mungkin nanti kami bisa bertemu lagi diparkiran, jadi aku berjalan ke arah ibu dan anak tadi terlebih dahulu.
Ibu tersebut masih terlihat syok berat, dan berjongkok di depan anaknya seperti memeriksa keadaannya. Aku perlahan mendekati mereka dan ikut berjongkok di samping ibu tadi.
"Kenapa tadi mba?", Setelah ku lihat wajah nya masih tampak muda. Mungkin masih dikisaran 20 tahun makanya aku memanggilnya dengan sebutan mba.
"Eh, duh maaf ya tadi jadi bikin gaduh gitu", dia kelihatan gak enak padaku. Padahal ya aku sebenarnya yang salah.
"Nggak kok mba, saya yang salah tadi gatau apa-apa malah main klakson-klakson gak sabaran gitu", aku melihat ke arah adik kecil tadi. Celana putih yang ia pakai tampak kotor, apa mungkin tadi dia jatuh?
"Tadi anak saya tiba-tiba lari dan ngelepas tangannya dari gandengan saya. Katanya mau cepat-cepat pulang karna papanya baru pulang, maklum papanya pulang sekali-sekali jadi dia mau buru-buru", ibu ini bercerita sambil mulai menggendong anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita SVT Dan Kamu
Short StoryApapun yang terlintas, semua tentang mereka. Keinginan berada dalam sebuah situasi bersama mereka. Overthinking yang selalu terlintas di kala sunyi melanda. Sekarang kamu akan dibawa berandai, membaca sebuah cerita yang sebenarnya ingin kau ceritaka...