✻ ✻ ✻
"Mean, ada apa denganmu?" tanya Mark saat melihat raut marah terlihat jelas diwajah tampan itu.
"Mau apa kau kesini, Mark?! Berhentilah menggangguku!!" Mean mendelik tajam kearah Mark, sahabat sekaligus partner bisnisnya.
Mark mendengus melihat tingkah sahabatnya itu.
Entah apa yang terjadi, salah satu client Mean memutuskan kontrak kerja sama dengan Phiravich Corp tanpa alasan yang logis. Tentu saja itu membuat Mean sangat kesal. Walaupun hal itu tidak terlalu berdampak bagi perusahaannya, tapi tetap saja ia tak suka dengan mereka yang tiba-tiba membatalkan kontrak kerja sama yang Mean tahu tidak ada masalah dengan itu.
Memang ada beberapa gosip yang sampai ke telinga Mean. Dikatakan jika client itu membatalkan kerja sama karena seorang wanita. Client itu mengira Mean menggoda wanitanya. Padahal Mean tak pernah melakukan hal seperti itu. Hanya saja wanita itu yang kerap kali menatap Mean dengan tatapan menggoda saat ia datang bersama client Mean itu.
Walaupun Mean suka bermain-main dengan wanita, tapi ia masih menjunjung tinggi etika perusahaan. Ia tidak akan pernah mengganggu privasi clientnya apalagi tentang wanita.
"Sudahlah Mean, lagipula hal itu tak terlalu berdampak pada perusahaanmu. Kenapa kau masih saja terlihat marah?"
"Aku bukan marah karena dia membatalkan kontrak dengan perusahaanku, tapi aku marah karena alasannya benar-benar tidak logis! Bagaimana bisa dia mengatakan aku menggoda wanitanya?!! Cih. Menjijikkan!!" Mean mendecih mengingat hal itu.
"Ya ya. Aku mengerti. Daripada kau terus marah. Lebih baik kita bersenang-senang saja!" ajak Mark membujuk sahabatnya itu.
Mean menghela nafas panjang, mungkin akan lebih baik jika ia bersenang-senang saat ini. Ia pun bangkit dari kursi kebesarannya lalu beranjak keluar dari ruang kerjanya diikuti Mark yang berjalan disampingnya.
• • •
'Wish Bar'
"Tsk! Kau mengajakku kesini karena ingin bertemu dengan kekasihmu, kan?!" tanya Mean kesal.
"Ayolah Mean. Kau juga bisa bersenang-senang disini. Siapa tahu ada yang membuatmu tertarik!" ucap Mark meletakkan tangannya dibahu Mean sambil tersenyum menyeringai.
"Terserahmu!" ucap Mean pasrah.
"Hai sayang." sapa Mark saat melihat sang pujaan hati disana.
Mark langsung memeluk kekasihnya dengan erat. "Lepaskan aku, bodoh!" ucap Gun seraya mencoba melepaskan diri dari Mark.
Ya, Wish Bar adalah milik kekasih Mark, yaitu Gun.
"Oh, hai Mean. Bagaimana kabarmu?" tanya Gun saat melihat Mean, sahabat kekasihnya itu.
"Ya seperti biasa." jawab Mean singkat.
"Kau terlihat kesal. Apa terjadi sesuatu?!"
"Hanya beberapa hal kecil saja."
"Hmm baiklah kalau begitu. Pesanlah apa yang kalian mau." ucap Gun ramah.
Mean dan Mark duduk sambil sesekali berbincang. Tidak! Hanya Mark saja yang terus mengoceh, sedangkan Mean hanya diam sambil sesekali meneguk minumannya.
Mean memperhatikan sekelilingnya. Ia berharap ada yang membuatnya tertarik.
Ketemu!
Seluruh atensinya tertuju pada pria manis yang sedang menuangkan minuman kepada pelanggan disana.
"Siapa dia?" tanya Mean tanpa mengalihkan tatapannya.
"Hah? Apa? Siapa?" Mark mengikuti arah pandang Mean, begitupun juga Gun.
"Oh dia pegawai baru disini." jawab Gun santai.
Mean hanya mengangguk, ia terus memperhatikan pria manis yang berhasil mencuri semua perhatiannya.
"Apa kau tertarik padanya?" tanya Mark menggoda sahabatnya itu.
"Aku menyukainya!" ucap Mean sembari menyeringai.
"Huh?! Baiklah. Plan kemarilah!" teriak Gun.
Plan sontak kaget lalu berlari kearah bos nya itu. "Ada apa bos?" tanya Plan gugup.
"Plan kenalkan ini Mark, dia kekasihku. Dan ini Mean, sahabat kekasihku." jelas Gun.
Plan cengo, ia bingung. Kenapa tiba-tiba bosnya memperkenalkan mereka berdua padanya. Apa ia harus mengenal mereka berdua?
"H-hah... s-saya Plan. Saya pegawai disini!" jawab Plan.
"Oh Plan ya. Aku menyukaimu!" ucap Mean to the point.
"APA?!!!" Plan sontak berteriak kaget.
Mean, Mark dan Gun menutup telinganya. "Ah, maafkan saya Tuan!" Plan menutup mulutnya.
Plan bingung. Pertama kalinya ia menerima pengakuan seperti itu. Ia mengakui Mean memang tampan. Saat tadi ia melihat mata Mean, dadanya tiba-tiba berdesir. Ia tak tau kenapa. Saat mendengar pengakuan Mean, jantungnya semakin berdetak kencang.
• • •
Saat ini mereka berdua sedang berada disebuah taman yang tak jauh dari bar itu. Gun juga sudah mengizinkan Plan untuk keluar sebentar.
"Apa kau tidak menyukaiku?!" tanya Mean pada Plan. Kini hanya tinggal mereka berdua saja.
"B-bukan begitu Tuan. Hanya saja..." Plan menundukkan kepalanya.
"Apa ada masalah?" tanya Mean. Mean menyukai Plan, baru kali ini benar-benar tertarik dengan seseorang. Biasanya ia hanya bermain-main saja, tapi kali ini berbeda. Plan berbeda. Ia harus mendapatkannya.
"T-tidak Tuan. Kita baru saja bertemu. Kenapa Tuan bisa menyukaiku? Aku hanyalah pegawai disini, Tuan!" ucap Plan masih senantiasa menunduk. Ia sadar akan status mereka berdua. Mean jauh diatasnya.
"Aku tak tau. Hanya saja saat aku melihatmu, aku tidak bisa berhenti untuk terus menatapmu!" jawab Mean jujur. Memang itu kebenarannya.
Mean ingin sekali mendapatkan Plan, tapi ia tak ingin memaksakan kehendaknya.
"U-um Tuan. Aku juga tidak tau. Saat aku melihatmu tadi, tiba-tiba saja ada sesuatu yang aneh terjadi pada diriku. Aku tau ini tidak benar. Tuan kita sangat berbeda." jelas Plan lirih.
"Tidak Plan. Aku benar-benar menyukaimu. Aku tidak akan memaksamu, tapi biarkan aku bersamamu." ucap Mean tulus.
Plan menatap dalam mata Mean. Terlihat kesungguhan disana.
"Baiklah Tuan." jawab Plan dan membuat senyuman terpatri dibibir Mean.
Sudah beberapa bulan ini hubungan Mean dan Plan. Ia tak lagi bermain-main dengan wanita lain. Hubungan mereka berdua sangat romantis, membuat Mark selalu iri dengan kemesraan sahabatnya itu. Memang dia punya kekasih, tapi kekasihnya seperti kucing liar yang sebentar-sebentar mengamuk. Harus sabar ya Mark! :v
Hingga tibalah hari bahagia itu. Mean melamar Plan. Pernikahan pun berlangsung. Keduanya menitikan air mata bahagia saat mereka telah dinyatakan sebagai sepasang suami-istri.
"Aku mencintaimu Plan Phiravich." ucap Mean tulus.
"Aku juga mencintaimu. Terimakasih karena sudah menerimaku apa adanya." jawab Plan sembari menitikan air mata bahagia.
Mean lalu mengecup bibir Plan dengan lembut. Mean memeluk Plan dengan penuh kasih sayang. Begitupula Plan yang juga membalas pelukan pria yang sudah resmi menjadi pasangan hidupnya itu.
END
KAMU SEDANG MEMBACA
MeanPlan Short Story (One-shot)
Fanfiction[ONE-SHOT] Kumpulan FF One-shot/Two-shots MeanPlan 💙💚 ⚠ ⚠ ⚠ BL.BxB.Yaoi area!!! Homophobic? Please leave this story!!! Thanks! Enjoy ^^