T I G A

336 131 13
                                    

•••

"Mengambil Barang yang tertinggal apanya? Tadi dia keluar kamar tidak membawa tas apapun!!" Jin menggerutu, berdecak Kesal sembari mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mengambil Barang yang tertinggal apanya? Tadi dia keluar kamar tidak membawa tas apapun!!" Jin menggerutu, berdecak Kesal sembari mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk.

Sebenarnya setelah pulang dari lari paginya itu, Jin berniat mandi dan langsung berangkat ke kantor, tapi saat sampai di rumah ia malah berpapasan dengan pemuda yang selama ini ia benci, membuat moodnya berantakan saja! Sialnya lagi Jadwal hari ini begitu padat. Bagaimana bisa ia kerja dengan mood yang seperti ini?!

Sedangkan saat ini Suga sedang berada di depan kamar Jin, menguping gerutuan kakaknya dengan penasaran. Apa yang membuat Hyung mengoceh di pagi hari sih?

Suga meraih gagang pintu dan membuka kamar tersebut.

Suga meraih gagang pintu dan membuka kamar tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Clek!

Suara pintu terbuka, membuat Jin yang sedang menggerutu itu mengalihkan pandangannya ke arah pintu, memunculkan kepala seseorang pemuda yang selama ini tinggal dengannya.

"Apa aku menggangu?" tanyanya sebelum masuk ke dalam kamar. Jin menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

"Tumben kau sudah bangun, Ada apa?"

"Aku sudah bangun sejak jam 6." Suga memperhatikan Jin yang sedang memakai dasi dengan serius.

"Oh iya, tadi aku melihat anak itu berjalan ke arah bagasi, untuk apa dia pulang?" lanjut Suga.

"Ya.. mungkin untuk mengambil barang yang tertinggal, aku tidak tahu kapan ia sampai tapi ia baru saja pergi membawa motornya. Aku yakin kau kemari bukan untuk menanyakan bocah itu sajakan? Ada apa sebenarnya?"

"Hehehe kau tahu saja. Aku akan pergi ke Bandung selama 2 hari untuk menghadiri pertemuan komunitasku, sekalian mengunjungi rumah nenek juga. Apa kau mau ikut?"

"Tidak, bagaimana bisa aku ikut? Jadwal ku sangat padat. Titipkan saja salamku untuk Nenek, jika pekerjaanku sudah lumayan renggang aku akan kesana secepatnya."

"Baiklah kalau begitu, aku akan bersiap." ia melangkahkan kakinya menuju pintu kamar Jin

"Suga, Tunggu!" sang empu yang di panggil pun lantas berhenti dan menengok ke belakang, "kenapa?"

"Minta Nenek membuat kue kering untukku sebagai oleh-oleh ya."

"Hahaha..Baiklahhh," jawabnya terkekeh mendengar permintaan Kakak tertuanya itu. Ia lantas melanjutkan langkahnya ke arah kamarnya untuk bersiap-siap.

Jin yang melihat kepergian adiknya pun segera merapikan jas kemudian memakai sepatu dan bergegas menyambar tas kerjanya, keluar dari rumah. Menaiki mobilnya dan melaju dengan kecepatan sedang ke perusahaan peninggalan orang tua mereka.

•••

Ckiiitttt...

Suara gesekan ban terdengar nyaring di jalanan beraspal yang terlihat sepi, di samping kanan dan kirinya hanya ada pohon-pohon yang rimbun. Mata tajam Vikri menatap sekelilingnya, mencari keberadaan kedua temannya. Apa mereka belum sampai?

Vikri mematikan mesin motornya dan mengambil Handphone yang berada di saku celananya berniat menghubungi kedua sahabatnya.

Tut...ttuuut..
tutt.. Tutt.. Tutt... Telpon tersambung!

"Kalian di mana?" tanya Vikri kesal, Harusnya ia yang telat bukan mereka.

Vikri sengaja datang 1 jam lebih lambat dari waktu yang sudah mereka sepakati, tapi lihatlah. Harusnya dia yang terlambat, kenapa malah mereka yang terlambat? Jika tahu begini, Vikri lebih baik menunggu di rumah, mungkin saja ia bisa bertemu dengan Hyung swagnya itu.

"Ohh.. Kau sudah sampai? Baiklah kami berdua akan berangkat sekarang," ucap Jaka di sebrang telpon di iringi kekehannya. Mitah yang mendengar itu pun ikut tertawa, mereka tahu Vikri akan datang telat, daripada mereka yang menunggu lebih baik mereka berangkat saat Vikri sudah sampai saja.

Vikri berdecak kesal, bisa-bisanya ia dikerjai,
"Dalam 10 menit, jika kalian tidak sampai disini, aku duluan. Dan ya.. jangan harap kau mendapatkan robot limited editionmu itu, Jaka." Vikri tersenyum menyeringai, mengancam Jaka.

"Hey.. Apa!? Mana bis-"
Tut... Vikri langsung mematikan panggilannya tanpa menghiraukan protes dari Jaka. Vikri sudah terlanjur kesal.

Vikri turun dari motor sportnya dan berjalan ke arah pohon yang tak jauh di sampingnya itu. Ia menatap ke arah atas 'sepertinya tempat itu nyaman' pikirnya

Vikri memanjat pohon tersebut dan duduk menyender di batang pohon yang lumayan besar, ia lantas memainkan game di handphonenya sembari menunggu kedua temannya.

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BLUXZEIR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang